19. gerhana bulan merah (02)

4 0 0
                                    

Kelima Puteri duduk di bawah, lantai nya beralaskan anyaman bambu yang sangat tipis dan tersusun rapi.

"Kita mulai saja rencana kita sekarang, gerhana bulan tinggal empat jam lagi," ucap Stevani.

"Van, kenapa gue ngerasa ada yang ganjel? Apa mereka melakukan semua itu ada alasannya?" Illona berucap ragu.

"Maksud lo apa? Jelas-jelas mereka semua penjahat, mana ada penjahat yang melakukan kejahatan dengan alasan?" Sahut Arletta.

"Kalian tenang dulu! Kalian nggak lihat mata dari Jay dan Niki? Sekarang gue tanya, ada enggak penjahat yang mau nolong orang lain? Lihatlah sekitar kalian waktu kita sampai, ada enggak keributan? Tenang dan damai kan?" Ucap Hyena.

"Gue tahu Na, tapi gue nggak bisa menyangkal kalau mereka yang udah bunuh kakak gue!" Jawab Arletta.

"Letta, sebaik-baik nya manusia pasti memiliki keburukan, dan seburuk-buruk nya manusia pasti memiliki kebaikan. Kita terlahir sama, hanya saja terkadang keadaan membuat kita berbuat nekat," balas Illona

"Menurut gue ini bukan waktu yang tepat untuk membalas dendam. Ta, jika kita membalaskan dendam kak Moonbin. Apa dia akan tenang? Lo nggak inget dia pernah bilang apa ke kita?" Ucap Hyena.

Arletta terdiam, lalu ingatan tentang kakak nya muncul di kepala nya.

'Jangan membalas api dengan api, padamkan api itu dengan air agar ia tak menyebar dan membakar semua nya,'

Begitulah ucapan Moonbin saat itu. Ia ingat waktu itu ada bangsawan yang menindas rakyat biasa dan Arletta berniat untuk berkelahi dengan bangsawan tersebut bersama keempat Puteri lainnya, tapi Moonbin mencegah nya dan menyelesaikannya dengan baik-baik.

"Seperti itu seharus nya kita menyelesaikan masalah ini," lanjut Hyena.

Kelima Puteri terdiam. Terutama Evelyn yang bahkan tak mengatakan sepatah kata pun.

"Gue juga penasaran, kenapa Jay dan Niki bisa bilang seperti itu? Bahwa kerajaan tidak akan memberi bantuan pada pulau kecil?" Lanjut Illona.

Semua mengangkat bahu, mereka juga tak mengerti. Kemudian Evelyn menghela nafas panjang.

"Gue mau cerita," ucap Evelyn membuat semua teralihkan kepada nya.

"Sebenar nya waktu perluasan wilayah kerajaan, gue lihat bangsawan Niki datang ke kerajaan membawa petisi. Waktu itu gue masih kecil jadi gue belum mengerti apa-apa, gue lihat ayahanda bertengkar dengan Niki bahkan mereka saling menarik pedang dari sarungnya. Untung saja kakak menghentikan mereka," cerita Evelyn. Ini pertama kali nya ia bercerita sepanjang itu.

"Apa yang terjadi tentang perluasan itu? Kenapa sampai menimbulkan dendam?" Tanya Arletta.

Lalu tiba-tiba seseorang masuk, kelima Puteri terkejut, mereka spontan berdiri. Mereka tidak menyadari orang tersebut. Dan mereka sangat asing dengannya.

"Hallo para puteri," ucap nya menutup pintu dan mengunci nya.

Kelima Puteri semakin terkejut, seseorang itu mendekat.

"Kalian jangan takut, aku Jack," perkataan nya membuat kelima Puteri semakin was-was. Dia adalah Jack termasuk lima penjahat besar, dan terkenal dengan penyamarannya.

"Kalian tenang, aku memang berada di pihak musuh. Tapi aku netral, aku ada saat kakak kalian diserang waktu itu, aku membawa pesan dari mendiang pangeran Moonbin," ucap Jack.

"Bagaimana kami bisa mempercayaimu?" Ucap Stevani memegang liontin nya.

"Kalian bisa membunuhku jika aku berbohong, aku tahu kekuatan besar kalian, kalian juga bisa bertanya kepada kakak kalian sekarang," ucap Jack. Para Puteri terdiam, tidak mungkin mereka menghubungi kakak mereka. Sedangkan posisi nya mereka sedang pergi secara diam-diam.

pelajaran untuk para putri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang