Darwin tersenyum melihat Beatrice yang selalu bersemangat, bahkan di saat sudah waktunya untuk pulang. Gadis itu dengan suka rela membantu pekerjaan dapur meskipun itu bukanlah tugas utamanya. Beatrice pun selalu mengingatkan Lena untuk makan dan pulang lebih awal untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Melihat Beatrice yang cekatan dan rajin, membuat Darwin selalu ingin membuatkan masakan yang enak untuknya."Ehem." Uata lewat tepat di hadapan Darwin. "Belum pulang, Win?"
"Sebentar lagi, Pak."
"Hm..." Hata memasukkan peralatan makan ke dalam tempatnya. "Nggak coba buat dekatin dulu?"
Darwin menoleh. "Ya?"
"Anak baru itu."
Darwin mencoba untuk menyerap kalimat Hata. Ia merasa ada yang tidak benar dengan ucapan itu. Darwin tertawa pelan. "Dia kayak adik saya, Pak. Kenapa saya harus dekatin dia? Sama halnya dengan Lena -mereka sama bagi saya." Darwin melepas apron.
"Terus, kenapa buat mashed potatonya cuma satu?"
"Dua kok, Pak. Tadi Lena sudah bawa pulang." Darwin memasukkan kotak makan yang berisi mashed potato hangat ke dalam kantung plastik. "Tapi kalau Pak Hata mau... Next saya buatin juga ya." Darwin tersenyum meledek sembari meninggalkan Hata di dapur.
Hubungan Darwin dan Hata bisa dibilang sangat dekat. Hata tidak terlihat begitu serius dibanding saat ia bersama pegawai lainnya. Meski begitu, Darwin tidak pernah mengurangi sedikit pun rasa hormatnya pada laki-laki yang sudah memiliki pengalaman memasak selama puluhan tahun itu.
"Beatrice!" panggil Darwin saat Beatrice baru saja membuang sampah dapur. "Saya buatin kesukaan kamu sama Lena nih. Saya taruh di loker kamu ya."
Kedua mata Beatrice bersinar. "Woahhh~ Makasih, Mas!" Ia cekikikan. "Jadi enak hihihi..."
"Karena hari ini kamu sudah banyak bantu."
"Siapa yang bantu siapa?" Joshua tiba-tiba saja muncul dari belakang tubuh Darwin. "Hm?" Ia melirik Beatrice dan Darwin bergantian. "Kok diam?"
Beatrice menaikkan kedua bahunya. "Mas Josh belum pulang?"
"Ini mau pulang. Jangan lupa besok kita ada pembahasan buat konsep acara kita ya. Semua harus ikut. Pagi, jam tujuh! Tidak terkecuali!"
"Iyaaa." Beatrice menyahuti ocehan Joshua.
"Good. Dan ka-" Joshua menggantung kalimatnya. Ia terdiam dalam beberapa detik. "Lho, Ashley?"
Beatrice menoleh ke belakang. Ia melihat seorang wanita dewasa yang terlihat elegan berjalan mendekati mereka. Senyuman gadis itu bisa dikatakan senyuman paling indah yang bisa membuat siapa pun yang melihatnya dapat langsung menyukainya.
"Hai," sapa Ashley.
"Wah... Ini pertama kalinya kita ketemu di sini. Cari dia?"
Ashley mengangguk dan senyumannya semakin indah. "Ada?"
"Yah... Sayang banget. Dia sudah pulang tadi." Senyuman gadis itu perlahan menghilang. "Kamu nggak hubungin dia dulu?"
"Nggak. Tapi... Ya sudah, aku pulang saja. Next aku bakal bilang dulu ke dia sebelum datang."
Joshua berdeham. "Kalau gitu aku antar ya." Joshua berjalan menuju mobilnya. "Yuk!" Ia membukakan pintu mobil untuk wanita cantik itu.
"Makasih ya." Ashley mengangguk pada Bearice dan Darwin. "Duluan ya."
Beatrice mengangguk antusias meski mereka belum berkenalan. Wanita itu membuat Beatrice tersihir hanya dengan senyumannya. Ia bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ashley hingga wanita itu masuk ke dalam mobil Joshua.
KAMU SEDANG MEMBACA
OK BOSS!
RomanceSiapa bilang punya bos temperamental bikin pegawainya makan hati? Buktinya, Beatrice dan kawan-kawan justru yang selalu bikin bos mereka pusing setengah mati. Beatricia Analemma (Beatrice) Donald Sagara (Saga)