BAB 11

596 93 2
                                    


"Kayaknya aku nggak bisa."

Saga mengerutkan keningnya namun tersenyum. "Nggak bisa apa? Nggak bisa makan? Kamu sakit gigi? Sariawan? Hm?"

Beatrice tidak menjawab. Seperti ada sesuatu yang menahan bibirnya untuk bicara. Ia belum yakin dengan perasaannya yang sebelumnya hanyalah cinta monyet, seperti apa yang Dave katakan. Ia juga tak mampu bertahan lama melihat bagaimana Saga bisa bahagia tiap kali bersama Ashley.

Gadis itu menunduk, menarik ujung seragamnya. Ia tertawa renyah. "Aku masih pakai seragam. Aku nggak bisa pergi dengan keadaan begini."

"Astaga... Saya juga nggak sadar. Yaudah, kamu ganti baju dulu. Saya tunggu di sini."

Beatrice hanya mengaguk kemudian berlari meninggalkan Saga. Ia memaksa dirinya untuk tersenyum. Menanamkan di benaknya bahwa tidak baik merusak hubungan orang lain. Ia bukan gadis perebut kekasih wanita lain.

"Oh, Bi?" Dave menahan Beatrice yang hendak masuk ke ruang ganti. "Bukannya sudah pulang?"

"Tadinya mau pulang," jawabnya lemas. Beatrice teringat sesuatu. Ia melotot pada Dave. "Dave?!"

"Apaan?" sahut Dave ketakutan. "Mata lo serem banget, anjir."

Beatrice pikir ia akan menjadi lebih canggung jika makan malam hanya berdua bersama Saga. Ia tidak pandai mencari bahan obrolan. Jika ia hanya berdua bersama Saga, kemungkinan besar Beatrice akan semakin menyukai Saga. "Lo mau ikut nggak?" Gadis itu menggeleng. "Nggak. Lo harus ikut!"

☆☆☆

"Wah... Gila sih! Gue nggak nyangka Saga bakal bawa kita ke restoran ini."

Saga menatap datar Dave yang kegirangan melihat menu makan malam mereka bertiga. Ia mendesah sebelum meneguk air mineral dari botol. "Gue kan nggak ngajak lo."

"Tapi Beatrice yang ngajak. Iya kan, Bi?"

Beatrice hanya mengangguk kaku. "Kapan lagi kita bisa makan di restoran pinggir jalan tapi level nggak main-main? Kalau bertiga kan jadi rame. Seru!"

"Seru apanya..." cibir Saga. "Mas, mau tambah menu dong." Saga mengangkat tangannya.

Dave menyenggol lengan Beatrice. "Lo ngerti cara makan kepiting?"

"Yailah, makan ya tinggal makan."

"Mana tahu lo nggak pernah makan kepiting segede gaban begini."

"Ish!" Beatrice memukul bahu Dave. "Mulut yee..."

"Makan." Saga memperingati mereka. "Jangan adu bacot melulu. Ayo makan."

Sudah lama sejak terahkir kali Beatrice menikmati makanan laut. Saat masih SMA, ia dan Mia sering mendatangi sebuah kios yang menjual kerang dan kepiting rebus. Masa SMAnya bersama Mia sangat berharga bagi Beatrice. Meski di awal kepergian Mia membuat Beatrice begitu depresi, namun ia berjanji di tempat peristirahatan terakhir sahabatnya itu bahwa suatu saat ia akan mengenang Mia sebagai bagian yang berharga dalam hidupnya. Ia berjanji tidak akan menyalahkan Mia dengan mengambil keputusan yang salah. Semua yang dilakukan Mia memang sudah ditakdirkan oleh yang kuasa.

"Bi." Dave meletakkan daging kepiting yang sudah ia keluarkan dari cangkang di piring Beatrice. "Diam aja. Nanti tiba-tiba bau lho." Dave tertawa meledek.

"Eugh!" Rasanya Beatrice ingin sekali memukul kepala Dave dengan garpu. "Gue cuma baru ingat, ini pertama kalinya makan sea food lagi setelah bertahun-tahun.

"Nggak punya duit?"

"Bacot."

Saga menumpukan kedua sikunya di meja. "Sama siapa terakhir kali? Keluarga? Pacar?"

OK BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang