BAB 17

595 79 4
                                    


Joshua duduk sambil melipat kedua tangan di depan dada di saat Saga masih tertunduk lemas di atas meja kerjanya. Sudah lama sekali ia tidak melihat Saga merasa putus asa seperti itu. Terakhir kalinya ia melihat Saga yang merenung di saat hubungannya dengan Ashley merenggang. Namun kali ini Joshua mencurigai sesuatu yang ada kaitannya dengan Beatrice. Ditambah lagi dengan apa yang baru saja Saga ceritakan padanya.

"Jadi, lo punya perasaan aneh waktu sama Beatrice?"

"Hm." Saga masih menyembunyikan wajah di balik kedua tangannya.

"Terus lo nembak dia?"

"Ya ... bisa dibilang begitu."

"Dan lo tanpa sengaja cium dia?"

"Terbawa suasana, Josh."

"Mesum."

"BUKAN BEGITU!" Saga menggebrak meja. Tubuhnya kembali lemas ketika Joshua menyeringai padanya. "Gue memang tolol ... Dia pasti marah sama gue."

"Mungkin."

"Dia pasti jadi ilfeel."

"Pasti."

Saga menatap kesal Joshua. "Kok lo sialan banget sih? Bukannya bantu cari solusi."

"Nggak ada solusi buat kejadian kayak begini, Ga." Joshua mengangkat kedua bahunya. "Gue bukan cowok mesum."

"Anjir! Gue bukan mesum. Gue cuma kebawa suasana. Spontan. Lagian lo lama banget datangnya."

"Biasanya yang spontan itu yang ada di bawah alam sadar, yang memang kepingin lo lakuin." Kali ini Joshua tertawa puas meledek Saga. "Tapi jujur, gue kaget. Bukannya lo masih pacaran sama Ashley?"

"Hmm." Saga kembali menunduk. "Sebenarnya dia minta putus beberapa waktu lalu, tapi gue masih sayang sama dia jadi gue nggak terima kalau hubungan kami selesai begitu aja. Alasannya simple, cuma karena gue belum lamar dia padahal kami sudah lama pacaran. Gue ngerasa belum siap buat ambil tanggung jawab, Josh. Menikah bukan cuma saling sayang, tapi juga harus sudah siap mental untuk ambil banyak tanggung jawab ini-itu." Lalu Saga mengingat kapan pertama kali ia bertemu kembali dengan Beatrice. "Ketemu Beatrice lagi ... bikin gue makin kewalahan. Awalnya gue cuma mau jaga dia supaya nggak dekat dan punya hubungan dengan Dave. Tapi lama kelamaan, gue makin nggak suka mereka jadi akrab. Padahal gue tahu mereka cukup dekat waktu masih kecil. Ditambah lagi ... Darwin."

"Darwin??" Joshua menegakkan tubuh. "Darwin kenapa?"

Saga menatap datar Joshua. "Terlalu baik sama Beatrice. Jangan-jangan dia juga suka sama Beatrice."

Joshua terbahak-bahak. "Makanya, Ga, perhatian sedikit sama hatinya pegawai. Lo terlalu fokus sama tujuan lo sampai nggak lihat kanan-kiri. Darwin memperlakukan Beatrice dan Lena itu sama. Sudah seperti adiknya sendiri." Lagi, Joshua menyeringai sambil melirik Saga. "Cemburuan banget."

"Tjk! Ya ... harusnya jangan begitu. Gimana nanti kalau salah satu dari mereka baper?"

Joshua hanya memutar bola mata. "Terus lo sama Ashely gimana? Jangan dua-duanya lo mau ambil."

Saga mengambil napas panjang kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi. "Nggak tahu. Belum ada kejelasan." Ia menatap langit-langit ruangannya. Ia bisa lupa dengan Ashley tiap kali bersama Beatrice. Ia merasa mungkin saja ia mulai berpaling dari wanita itu. Dan wanita itu sungguh membuatnya bingung ketika mengatakan sesuatu yang justru membuatnya seperti laki-laki berengsek karena sudah mengkhianati perasaannya sendiri. "Tapi justru dia yang nyadarin perasaan gue ke Beatrice. Dia yang lebih dulu peka." Saga juga merasa Dave sudah mengetahui perasaannya pada Beatrice yang mulai berkembang menjadi sebuah rasa sayang.

OK BOSS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang