Sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir tidak jauh dari halte busway. Saga mengawasi cermin kecil untuk melihat situasi di belakang. Ia melihat seorang wanita berbaju merah tampak berjalan menuju halte. Dengan segera Saga membuka kaca mobil."Ashley!" Ia melambaikan tangannya dengan penuh semangat. Wanita yang dipanggilnya tersenyum, membuat Saga kembali menutup kaca mobil. Ia membukakan pintu dari dalam, menunggu Ashley datang. "Hai!" sapa Saga penuh riang.
"Sorry lama. Hari ini aku kedatangan anak baru."
"Hm, nggak apa-apa kok. Sejak kamu dipindah bagian, mau nggak mau kamu harus punya waktu ekstra buat kantor." Saga menjalankan mobil. "Banyak anak barunya?"
"Dua orang," jawab Ashley singkat namun tetap tersenyum.
"Lumayan capek dong." Saga menoleh pada Ashley. "Sorry juga aku nggak bisa makan siang sama kamu tadi. Selesai meeting sudah lewat dari jam makan siang, jadi nggak sempat ajak kamu."
Senyuman Ashley perlahan menghilang mengingat kejadian siang tadi yang dilihatnya. Ia menoleh pada pria yang disayanginya itu. Saga terlihat enggan membicarakan alasan yang sesungguhnya. Ashley pun penasaran bagaimana bisa Beatrice berada di kantor Saga.
"Ga?"
"Hm?" sahut Saga tanpa berpaling dari fokusnya.
"Tadi siang kamu... eum..."
"Oh, tadi siang aku makan sama Beatrice. Di pinggir jalan."
"Beatrice...?" Ashley bersikap seolah tidak tahu. "Kok bisa?"
"Jadi, Jihan tadi pagi kontraksi. Pas banget Beatrice lagi di kantor nganterin sarapan dari Darwin. Nah, karena nggak ada orang yang bisa aku mintain tolong mendadak buat meeting, akhirnya aku minta dia buat dampingin meeting. Cuma notulen sebenarnya." Saga tertawa singkat. "Kasihan dia, harus ikut meeting sampai lewat jam makan siang. Jadi, ya.. gitu. Aku ajak dia makan siang dan dia minta makan Sate Padang di pinggir jalan." Saga memperlihatkan ujung kemejanya. "Nih, sampai kena bumbunya."
Ashley yang memerhatikan wajah gembira Saga merasa sedikit cemburu dengan cerita itu. Belakangan Saga terlihat sangat aneh jika menyangkut soal Beatrice. Terakhir ia merasa ada sesuatu yang sangat pribadi untuk dibicarakan saat mereka makan siang bersama. Ashley yang kebetulan tidak sengaja melihat Saga menahan tangan Beatrice untuk pergi saat itu pun merasa ada sesuatu di antara mereka. Ashley sadar, ia belum memiliki Saga seutuhnya. Ia bahkan sudah meminta untuk mengakhiri hubungan mereka meski Saga menolak. Namun, di balik besar rasa sayang Saga padanya, Ashley takut akan benar-benar kehilangan Saga.
"Ga, kamu kayaknya fokus banget ya sama kerjaanmu yang sekarang."
Saga menoleh. Ia meraih tangan Ashley. "Demi kamu. Aku mau menjadi lebih mapan, demi kamu. Kan aku sudah bilang dari awal."
Ada sebuah angin segar berhembus di hati Ashley saat mendengarnya. Ia merasa hal itu membuktikan bahwa Saga tidak akan meninggalkannya.
"Kamu lapar nggak? Kita mampir dulu, yuk!"
Ashley mengangguk setuju. "Mau makan di mana?"
"Hm... kamu maunya di mana? Dekat sini sih ada tempat oke. Oh ya, sekalian satu kita take away ya."
Wanita itu menoleh padanya. "Hm? Buat siapa? Dave?"
"Beatrice. Tempat tinggal kalian kan searah. Dia jarang bikin makan malam sendiri."
Lagi, rasa itu kembali mengganggu hati Ashley. Bayangan Saga yang bisa dengan santainya merangkul bahu Beatrice dan cara bagaimana Beatrice terlihat begitu nyaman di sisi Saga. Ashley tak ingin lagi senyuman indah itu diberikan pada gadis lain. "Ga? Kita makan di tempat lain aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
OK BOSS!
RomanceSiapa bilang punya bos temperamental bikin pegawainya makan hati? Buktinya, Beatrice dan kawan-kawan justru yang selalu bikin bos mereka pusing setengah mati. Beatricia Analemma (Beatrice) Donald Sagara (Saga)