Chapter 8

2.7K 384 15
                                    

Haiii, akhirnya aku bisa update cepat hehe. Semoga suka ya Chapt 8 nyaa dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian biar aku semangattt untuk nulis kelanjutannya. Selamat membaca :)

Aku berjalan dengan sedikit kesusahan menuju rumah karena kakiku yang terkilir. Sesampainya dirumah aku melihat Charlie dan Bella yang berdiri didepan rumah. Charlie terlihat sedang menelpon seseorang dan Bella terkejut melihatku yang datang dari arah hutan dibelakang rumah kami.

" Al!" teriak Bella yang segera berlari ke arahku. Charlie segera mematikan teleponnya dan datang menghampiriku.

" Kau terluka?" tanya Bella dengan wajah khawatir.

" Oh god, AL! Where have you been? Aku baru saja akan mengerahkan anak buahku untuk mencarimu." Ujar Charlie yang terlihat sedikit marah dan juga khawatir. " –dan kenapa dengan kakimu?"

" Aku terjatuh dan kemudian terkilir." Jawabku sedikit merasa bersalah karena sudah membuat khawatir Charlie.

" Kenapa kau bisa terjatuh dan kau baru saja pergi ke hutan itu? Kau tahu kan jika berbahaya—" belum sempat Ia menyelesaikan kalimatnya buru-buru aku memotongnya. Aku benar-benar terlalu lelah saat ini.

" Dad, bisakah kita membicarakan ini nanti? Aku benar-benar lelah." Ia hanya diam dan kemudian mengangguk mengerti.

" Sorry." Ujarku yang kemudian berjalan masuk kedalam rumah dan menuju kamarku. Aku membaringkan tubuhku diatas kasur dan menatap langit-langit kamarku untuk beberapa saat dan kemudian tertidur. Tanpa aku sadari seseorang masuk kedalam kamarku dan memandangiku yang sudah tertidur lelap.

***

Hari minggu berlalu begitu cepat hingga hari senin pun tiba dan membuatku mau tidak mau harus berangkat sekolah. Semenjak malam itu aku lebih banyak menghabiskan waktu dikamar mengurung diriku, sesekali Charlie masuk kedalam kamar untuk mengecek keadaanku—lebih tepatnya memastikan jika aku tidak melakukan hal yang ekstrem. Hal yang kusuka dari Charlie, Ia benar-benar memberikan waktu bagiku untuk berpikir tanpa menanyai apapun hingga aku mungkin siap untuk bercerita dengannya.

Aku memandang ke arah luar jendela yang saat ini cuaca begitu gelap dan berkabut. Embun sedingin es menerpa kulit leher dan wajahku ketika aku keluar dari rumah.

" Apa kakimu sudah sembuh?" tanya Charlie saat kami sudah berada diluar rumah, Ia juga berencana untuk berangkat pagi ke kantor polisi karena banyak pekerjaan yang harus Ia urus.

" Tidak terlalu sakit lagi." Kataku, Charlie mengangguk mengerti dan kemudian berangkat duluan meninggalkan aku dan Bella. Buru-buru aku masuk ke dalam truk karena tidak ingin berlama-lama diluar karena cuaca yang sangat dingin saat ini, begitu juga dengan Bella yang kemudian masuk ke dalam mobil. Suara deru mobil truk kami pun terdengar namun Bella kami masih berada didepan rumah.

Bella menghela nafas " Al, kita perlu berbicara." ujar Bella yang sepertinya menunggu momen untuk bisa bicara berdua denganku.

" Can we just talk later, Bells?" aku menunduk menghindari tatapannya yang mengarah padaku.

" Astaga Alyssa, Kau sungguh salah paham, you know?" kesal Bella. " Aku tahu Edward tampan tapi sungguh aku tidak menyukainya seperti yang kau bayangkan!" sergah Bella.

" Oh c'mon Al, berhentilah keras kepala. Aku tahu kalau Edward itu menyukaimu, dia tidak berhenti-hentinya menatapmu, tahu?"kali ini aku menatap Bella terkejut dengan ucapannya barusan dan menunggunya untuk kembali berbicara. " Aku tidak melarangmu untuk menyukainya, hanya saja aku merasa dia menyebalkan sekali. Aku bertanya baik-baik dengannya ketika kita dirumah sakit, remember? Dia bersikap arogan sekali!" seketika aku tertawa kecil mendengarnya dan aku merasa jauh lebih baik.

Becoming Bella's Twin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang