Chapter 10

2.7K 342 19
                                    

Haiii~ Aku update cepatt nihhh semoga kalian sukaa yaaaa. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, selamat membaca :)

***

Perjalanan menuju rumah terasa begitu lambat dan hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan antara aku dan Edward didalam mobil Volvo silver miliknya itu. Aku berpikir mungkin Edward terlalu marah padaku sehingga enggan untuk mengajakku berbicara, sedangkan aku terlalu pengecut untuk mengajaknya berbicara terlebih dahulu.

" Apa yang sedang kau pikirkan Alyssa?" aku mendongak dan kini manik mata milik Edward sedang menatapku penasaran.

Aku menggeleng. " Nothing." Bohongku yang kemudian mengalihkan pandanganku.

" Apakah seseorang pernah memberitahumu bahwa kau tidak pandai berbohong?" aku kembali mendongak dan melihat Edward yang sedang tertawa kecil.

Aku menghela nafas. " Aku hanya berpikir—" ujarku ragu-ragu. " apa kau marah dengan apa yang kuucapkan waktu itu?" Edward tidak langsung menjawab dan kemudian menepikan mobilnya dipinggir jalan yang cukup gelap dan hanya pohon-pohon besar disekitar kami.

Aku menunggunya untuk berbicara yang kini menatapku lekat. " Apa kau serius dengan ucapanmu waktu itu, Ali?"

Aku menggeleng dan kemudian tangannya yang dingin menyentuh pipiku. " Aku tidak pernah bisa marah padamu, Alyssa Swan." Ia tersenyum lembut padaku.

Deg.

Oh god. Aku tak bisa bernafas.

" Apa kau selalu bersikap seperti ini dengan para wanita?" Edward tertawa dan melepaskan tangannya dari pipiku.

" Apa aku berhasil membuatmu berdebar seperti teman-temanmu itu yang menggosipiku di kafetaria?"

Aku memutar bola mataku. " Tukang pamer." Gumamku.

Ia tersenyum.

"I've been waiting for you and i can't wait any longer Alyssa Swan or should I call you Olivia Rousell?"

Aku tertegun mendengarnya mengucapkan nama asliku. Aku merasa bahagia dan juga sedih karena Edward Cullen mengingat namaku. "Bagaimana jika bukan aku yang seharusnya kau tunggu? What if the person that you're waiting for is supposed to be Bella?" aku menatapnya sedih.

" Maka aku akan tetap memilihmu." Ia menyengir kecil dan membuatku segera memukulnya pelan.

" Aku serius, Edward."

" Aku pun juga serius, Ali. " gumamnya.

" Lalu kenapa waktu itu kau menolong Bella padahal kau tahu itu bisa membahayakan rahasia keluargamu?" tanyaku penasaran.

" Apa aku harus membiarkannya tertabrak van itu dan membuatmu sedih jika sesuatu yang buruk terjadi padanya?"

Aku membulatkan mataku " Jadi—kau benar-benar menolong Bella karena aku?"

" Tentu saja—tunggu apa kau baru saja secara tidak langsung mengatakan bahwa kau cemburu dengan kembaranmu itu?" Edward tersenyum menggodaku.

" A-aku cemburu? Tentu tidak!" aku mengelak. 

" Bukankah kau seharusnya segera mengantarku pulang? Mereka pasti mengkhawatirkanku. " buru-buru aku mengalihkannya.

Edward tertawa melihat reaksiku. " Kau benar-benar menggemaskan saat salah tingkah, Ali." Gumam Edward yang semakin membuat pipiku terasa panas.

***

Sesampainya didepan rumah aku tidak langsung bergegas turun dari mobil Edward. Rasanya berat untuk berpisah dengannya.

Becoming Bella's Twin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang