Chapter 2

3.5K 454 12
                                    

Mari kita lanjut chapter 2 yaaa, Happy Reading All :)

***

Sarapan pagi ini bersama Charlie berlangsung hening. Ia tak henti-hentinya menyemangati dan mendoakan supaya kami berhasil disekolah. Aku benar-benar berharap doa nya itu manjur, karena aku tidak terlalu pandai bergaul dengan teman-teman baru. Ketika sekolah dulu aku tidak punya banyak waktu untuk berkumpul bersama dengan teman-temanku karena sepulang sekolah aku harus bergegas bekerja paruh waktu dan sesampainya dirumah aku harus membereskan rumah yang berantakan dengan botol bir yang berhamburan diruang tengah dan tumpukan piring kotor didapur.

Charlie berangkat duluan kekantor polisi yang kini menjadi istri dan keluarganya. Setelah Charlie pergi aku menunggu Bella didalam truk sambil memandangi langit yang diselimuti dengan kabut tebal yang sebentar lagi sepertinya akan turun hujan.

Tak lama menunggu, Bella pun masuk kedalam truk dan duduk dikursi kemudi. Ia menyalakan mesin truk dan syukurlah mesinnya pun menyala walau dengan suara derunya yang cukup keras.

" Kita berangkat sekarang?" tanya Bella yang nampak gugup.

" Oh ayolah Bells. Aku tahu kita bisa melalui hari ini, kau pasti akan mendapatkan banyak teman." Aku menyemangatinya dengan menggenggam punggung tangannya.

" Kau benar, Al.. apalagi ada kau disampingku, aku pasti baik-baik saja." Aku mengangguk kecil dan kemudian ia mengendarai truk tua pemberian Charlie menuju sekolah baru kami.

Ketika kami sampai disekolah dan keluar dari truk beberapa pasang mata memperhatikan kami berdua. " Mobil yang bagus." Goda seorang laki-laki berkulit hitam.

" Oh shut up!" geramku sambil menarik Bella untuk berjalan lebih cepat menuju kedalam gedung.

" Woah luar biasa, Al." Bella memandangku dengan takjub. "Selama seminggu terakhir ini baru pertama kali aku melihat ekspresi marahmu Al, biasanya hampir tiap hari kau mudah sekali marah." Goda Bella saat kami mencari ruangan tata usaha untuk mengambil jadwal kami.

Aku berhenti sejenak mendengar perkataan Bella barusan yang membuatku cukup khawatir. " Apakah sikapku yang sekarang benar-benar berubah? Kau tidak menyukainya?"

Dia menggeleng kecil. " Tidak, kau tidak terlalu berubah hanya saja akhir-akhir ini kau sering sekali melamun semenjak kau mengalami kecelakaan itu—you know. Aku tahu kau pendiam dan mudah sekali marah jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginanmu, tapi akhir-akhir ini kau sering melamun seperti memikirkan banyak hal, Al. dan sejujurnya itu membuat aku, Mom, dan Phil sebenarnya khawatir—dan juga sekarang Dad." Ujar Bella yang sedikit mengungkit masalah mengenai kecelakaan yang dialami oleh Alyssa Swan. Saat itu Rene—maksudku mom bercerita padaku bahwa pada saat aku di Phoenix aku bertengkar dengan mantan pacarku dan ketika aku pulang kerumah aku mengalami kecelakaan mobil yang membuatku mengalami cedera kepala sehingga tidak bisa mengingat kejadian sebelumnya. Mereka berharap setidaknya dengan aku dan Bella pindah ke Forks membuat kondisiku jauh lebih baik.

Aku menghela nafas kecil. " Maafkan aku Bells sudah membuat kalian semua khawatir. Aku baik-baik saja Bells sungguh.. hanya saja aku butuh waktu sendiri untuk menerima semua ini." Dia tersenyum sambil menepuk punggungku pelan.

" Oh it's okay Al.. C'mon jangan sampai kita telat masuk kelas!" Aku mengangguk kemudian kembali berjalan menuju kedalam menuju sebuah ruangan dengan tulisan 'Tata Usaha'. Didalamnya ruangannya cukup kecil dan terdapat 2 meja dimana seorang wanita berusia sekitar 40an dan bertubuh agak gempal dengan rambut berwarna pirang sedang sibuk mengetik didepan sebuah komputer tua. Dimejanya terdapat sebuah papan akrilik putih yang bertuliskan namanya 'Elizabeth Brian'. Wanita berambut pirang itu mendongak kearah kami berdua. " Ada yang bisa kubantu?"

Becoming Bella's Twin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang