Chapter 14

1.9K 305 13
                                    

Haiii maaff bangett aku baru bisa update.  Aku ada keperluan mendadak untuk keluar kota dan aku gak bawa laptop karena kupikir sebentar, dan ternyata lebih lama dari yang direncanakan.  Kan bisa dari HP? Iyasih, tapi gatau rasanya ngga dapet gitu klo enggak ngetik dari laptop. :(( update berikutnya aku usahakan akan lebih cepat, tanpa berlama selamat membaca jangan lupa tinggalkan jejak kaliaan~ 

***

Aku menatap keluar jendela yang kini mulai terlihat kota Forks. Suasana dimobil masih terasa tegang dan hening. Aku terus merasakan tatapan Edward yang berada disampingku namun aku memilih untuk tidak berbalik memandang ke arahnya.

" Aku akan memberikan waktu untukmu 15 menit." Ujar Edward pada Bella ketika ia menepikan Jeepnya dibelakang truk kami. Alice dan Edward terlihat sangat waspada mendengarkan setiap suara disekitar kami dan mengamati setiap bayangan, menghirup setiap aroma kalau-kalau ada Vampire yang mengikuti kami.

" Dia tidak disini." Kata Edward. " Ayo." Ia memerintahkan aku dan Bella untuk turun dari Jeep. Baru saja aku akan turun Edward meraih tanganku. Kami saling berpandang untuk sesaat.

" Aku tahu kau marah padaku Ali." Bisik Edward dengan suaranya yang terdengar putus asa. " Tapi aku tidak ingin kau terluka—kau akan aman bersama Charlie disini. Aku akan memastikan kalian aman dan aku akan segera mendatangimu."sambungnya lagi yang menatap mataku dengan lekat. Aku tidak menjawabnya dan kemudian melepaskan tangan Edward dan segera turun dari mobil.

Aku mengikuti Bella dengan skenarionya yang seolah-olah Ia marah padaku karena sikapku. Bella berjalan masuk kedalam rumah sambil menendang pintu hingga terbuka dan membuat Charlie yang sedang duduk disofa terkesiap.

" Aku benci padamu, Ali!" bentak Bella yang kemudian berlari masuk.

" Bella?" Charlie menatap kea rah kami dengan bingung.

" Jangan ganggu aku!" Bella berteriak pada Charlie.

" Kau sama saja seperti Ali! Kalian tidak pernah memikirkan perasaanku!" Air mata Bella mengalir dan ia berlari menaiki tangga menuju kamar untuk membebereskan pakaiannya.

Aku dan Charlie mengikutinya yang kini berdiri didepan pintu kamarnya yang terkunci.

" Bells.. I'm sorry.. ." Aku menggedor-gedor pintu kamarnya. Air mataku mengalir, namun bukan karena Bella melainkan karena Edward yang memilih untuk meninggalkanku.

" Apa yang sebenarnya terjadi Al?" tanya Charlie yang disampingku, ia terlihat benar-benar bingung. " Bella, c'mon buka pintunya." Bujuk Charlie.

" Aku mau pulang!" teriak Bella dari dalam kamar dan tak lama pintu kamarnya terbuka. Ditangannya sudah terdapat satu tas yang berisi penuh dengan pakaian. Ia berjalan turun melewati kami.

" Apa yang terjadi?" Charlie kembali bertanya kini sambil mengejar Bella. Ia menangkap sikunya ketika berada didapur dan bisa kulihat ia mencengkram tangan Bella cukup kuat mencegahnya untuk pergi. Ia memutar tubuh Bella sehingga menghadapnya.

" Aku menyukai Edward." Jawab Bella yang berhasil membuat aku dan Charlie terperanjat. Aku tidak tahu apakah perkatannya sungguh-sungguh atau hanya karangannya saja yang berusaha untuk pergi dari Charlie.

" T-tapi Ali berpacaran dengannya Bells." Jawab Charlie yang terlihat kehabisan kata-kata.

" Aku tahu. Karena itulah aku mengatakan pada Ali bahwa aku menyukainya semenjak ia menyelamatkanku waktu itu."

" Aku tahu aku egois karena menyukai Edward—untuk itulah aku akan pergi dari sini! Aku tak ingin tinggal di kota bodoh ini bersama kau dan Ali! Aku lebih suka untuk tinggal bersama Mom!" sambung Bella lagi sambil melepaskan tangan Charlie darinya dan membuat Charlie terkejut dengan perkataannya.

Becoming Bella's Twin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang