Chapter 21

1.3K 162 49
                                    

Haloo, adaaa yang sudah menunggu chapter ini?? aku update tipistipis yaaw ;)

Jangan lupaa tinggalkan jejak kaliaan, follow vote dan komeen cerita ini kalo kalian sukaaaa!hehe Happy reading All :}

Chapter 21

Setelah mengobrol cukup lama dengan Paul dan bahkan menyaksikan matahari terbenam bersama, Paul menawarkan diri untuk menyetir truk milik Bella dan mengantarku hingga kerumah Jacob. Awalnya aku menolak tapi Paul cukup bersikeras karena Ia khawatir aku akan tersesat dan langit akan segera gelap—dan akhirnya aku menyetujui itu.

Aku duduk dikursi penumpang disampingnya sambil sesekali memperhatikan Paul dari samping yang sedang fokus memperhatikan jalanan didepan. Tiba-tiba garis pipinya terangkat keatas membentuk simpul kecil.

" Apa kau akan terus diam dan hanya memandangi wajahku saja, Ali?" dia menoleh sebentar ke arahku, dan kini senyumnya jelas terlihat. Pipiku terasa panas.

Aku berdeham dan buru-buru mengalihkan pandanganku. " Sorry."

" Apa kau tidak kedinginan? " tanyaku mengalihkan, dan memang aku merasa kedinginan karena bajuku yang basah dan angin malam yang berhembus dari jendela truk cukup membuatku semakin mengeratkan dekapan tanganku berharap bisa merasa lebih hangat.

" Tidak." Jawabnya. "—aku cukup merasa hangat. Kau Baik-baik saja Ali? Kau menggigil."

" Benarkah kau tidak kedinginan? Tubuhku rasanya seperti mau beku." Keluhku.

" Aku selalu memiliki suhu tubuh yang hangat, jadi aku tidak mudah kedinginan." Jawab Paul yang kini memandangku dengan raut wajah khawatir. " Kau semakin gemetar Ali, kau bisa duduk lebih dekat denganku untuk menghangatkan tubuhmu." Tanpa berpikir panjang aku mengangguk dan segera duduk mendekat disamping Paul hingga kulit lenganku merasakan suhu tubuh Paul yang hangat. Lengannya yang besar merengkuhku semakin duduk mendekat dengannya dan membuatku terasa jauh lebih hangat.

" Kau benar-benar memiliki tubuh yang hangat." desahku yang memejamkan mata dan menyenderkan kepalaku dibahu Paul. " jadi tidak perlu takut kedinginan." Ocehku

Dia terkekeh."Salah satu kelebihanku. Apa kau merasa lebih baik sekarang?"

" Sangat, aku pikir tadi aku akan segera berubah menjadi es." Jawabku dan membuat ia tertawa. Suara tawa nya terhenti dan tergantikan dengan suara beratnya yang mengucapkan namaku dengan begitu jelas " Ali." Panggilnya.

Hmmm. Dia diam sejenak seperti ragu-ragu untuk mengatakan apapun yang ada di benaknya saat ini.

" Apa kau selalu mudah mendekat dengan orang asing seperti ini?" tanyanya dan aku bisa merasakan tubuh paul yang mendadak menjadi tegang dan membuatku membuka mata dan kini jalanan gelap kembali terlihat dipandanganku, namun aku tetap memilih menyenderkan kepalaku.

" Tidak." Jawabku santai. " Kau kan bukan orang asing." Aku bisa merasakan jawabanku barusan membuat tubuh Paul menjadi lebih rileks.

" Dan kau percaya padaku, Ali? Bisa saja aku memiliki niat buruk padamu."

Aku menggeleng pelan dan menghela nafas berat." Kalau kau berniat buruk padaku, tidak mungkin kau menolongku malam itu di hutan."

" Tapi aku benar-benar bukan orang baik seperti yang kau pikirkan." Ucapnya pelan terdengar seperti nada suara yang muram.

" Kau orang baik, Paul. Aku percaya itu. Aku bisa merasakannya ketika kau membopongku dari hutan dan membawaku dengan selamat hingga kembali pada Charlie dan Bella." Jawabku yang sedikit merasa sesak karena kembali mengingat kejadian malam itu. " Dan hari ini kau mengikutiku sampai ke pantai karena mengira aku akan melakukan sesuatu yang buruk, bukan?"

Becoming Bella's Twin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang