💔HANCUR💔
Sendy turun dari mobil, sedikit berlari memasuki rumah Abel.
"Abel!" teriak Sendy.
Tok! Tok!
"Christabel!"
Tok! Tok!
"Kayla Christabel Sharon! Buka pintunya ini gue, Mei Via Sendy sahabat lo yang paling cantik!"
"Abel buka pin–"
Ceklek!
Sendy terdiam di tempat. Menatap Abel dari atas sampai bawah. "Lo pembantu baru di rumah Abel? Kok, mukanya mirip banget?"
Abel membulatkan matanya saat Sendy berkata seperti itu. Yah, tidak salah juga, karena sekarang memang Abel seperti pembantu. Bahkan, pembantu zaman sekarang lebih keren dibanding Abel saat ini.
Sedang memegang lap, semprotan kecil, pakaian yang kusam, rambut yang diikat tapi sedikit berantakan, dan keringat sudah memenuhi tubuh serta wajahnya.
"Enak aja! Ini Abel, Sen. Masa dikira pembantu, sih!" celetuk Abel sambil mengerucutkan bibirnya.
Sendy menepuk keningnya Sendiri. "Demi alex, gue pangling banget liat penampilan lo. Astagah, gue kira pembantu baru."
"Sendy ada-ada aja, sejak kapan di rumah Abel ada pembantu? Toh, semua yang ngerjain itu Abel."
Sendy menggelengkan kepalanya. Seharusnya Abel itu dijadikan putri di rumahnya sendiri, tetapi ini justru seperti upik abu.
"Lo niat banget ngerjain semuanya," desis Sendy. Ada rasa kesal melihat Abel berpenampilan seperti ini.
"Emang kenapa? Sombong banget, Abel emang cocok jadi pembantu. Lagian, buat hemat juga, kan?" celetuk Kania, yang tiba-tiba datang berdiri di samping Abel.
Sendy tersenyum drama pada Kania. "Gini, ya Kania Virginia. Abel walaupun penampilan kayak pembantu, tapi mukanya tetep good looking, sedang lo? Mau penampilan ratu juga, tetep aja muka lo kayak orang-orangan sawah."
Jleb!
Kania mengepalkan tangannya kesal, bisa-bisanya Sendy berkata seperti itu.
"Lo, kur–"
"Sstt!" Sendy menaruh jari telunjuknya di depan wajah Kania, pastinya perkataan Kania terpotong. "Gue nggak ada urusan sama lo, gue juga nggak mau waktu gue terbuang buat orang-orangan sawah."
Abel sedikit terkekeh dan itu menarik perhatikan Kania. Tidak munafik, Abel juga merasa senang saat Kania kalah telak karena Sendy.
Ada rasa bangga di hati Abel, setidaknya sesekali Kania harus merasakan yang namanya dihina.
"Bel, gue mau ngajak lo nginep di rumah gue, mami papi gue lagi ke luar kota acara bisnis. Gue nggak mau tidur sendirian, kaya jomblo aja," ujar Sendy sambil terkekeh kecil sendiri.
"Yaudah, bentar. Abel ganti baju terus izin sama mama."
"Eits, nggak usah ganti baju. Pake baju gue aja banyak, izin sama nenek lampir itu? Ogah! Mager, udah ayok, langsung berangkat aja. Kalo lo izin yang ada nggak bakal di bolehin."
KAMU SEDANG MEMBACA
HANCUR! [END].
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] {PART MASIH LENGKAP, SUDAH ADA SEKUELNYA: KESEMPATAN!} (Fiksi Remaja, Romansa) Warning: Cerita ini mengandung bawang, jika tidak kuat membacanya silakan mundur. "Mama! Abel dapet juara dua lomba nulis cerpen!" "Papa! Abel j...