💔HANCUR💔
Berjalan dengan pelan, membiarkan angin menerpa wajah. Dirinya lelah.
Mengantuk sekali rasanya, ditambah perut yang tidak terisi apa pun sejak kemarin malam.
Lapar, ngantuk, lelah, sakit. Semua menjadi satu.
Tin!
Motor itu berhenti tepat di depan Abel. Vigo melepaskan helm dan menghampiri Abel.
"Gue tadi ke rumah lo, kata Kania lo udah pergi duluan," ujar Vigo.
Abel hanya mengangguk. Tidak ingin banyak berbicara karena dia benar-benar seperti banyak kehilangan tenaga.
Vigo memperhatikan wajah Abel, pucat.
"Lo sakit? Jidat lo kenapa biru? Muka lo pucet banget," ucap Vigo bertubi-tubi sambil menangkup kedua pipi Abel.
"Lo kenapa?" tanya Vigo lagi.
Abel hanya menggeleng sambil tersenyum kecil.
"Yaudah, ke sekolah bareng gue." Vigo menarik lembut tangan Abel dan membantu Abel untuk menaiki motornya.
Selama diperjalanan, Abel hanya diam sambil menyenderkan kepalanya di pundak Vigo.
Tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di sekolah, tetapi ada yang aneh. Abel tidak bergerak sama sekali.
"Bel, udah sampe. Ayok turun." Merasa tidak ada tanggapan apa-apa, Vigo langsung turun dari motor dan terkejut saat tubuh Abel hampir saja jatuh ke depan jika Vigo tidak sigap menahannya.
Abel, pingsan.
"Bel! Bangun, Bel!" Vigo menepuk-nepuk pipi Abel.
Tidak ingin berlama-lama, Vigo langsung menggendong Abel ala bridal style.
Seperti biasa, yang bersangkutan dengan Abel pasti akan langsung menjadi ramai.
Vigo yang membawa Abel sambil berjalan cepat membuat mereka semua mencibir Abel.
"Halah, pura-pura pingsan pasti."
"Idih, amit-amit murahan banget, sih pingsan bohongan demi digendong Vigo."
"Jijik banget liatnya, Vigo juga mau aja gendong dia."
"Tapi kalo pingsan beneran si bagus, tinggal besoknya meninggal."
"Kelamaan besok, mending nanti aja pas jam istirahat."
"Itu masih lama, kenapa nggak tunggu bel masuk bunyi."
"Meninggal sekarang lebih bagus!"
Vigo tidak menanggapi mereka, bukan tanpa alasan. Jika saja Abel tidak pingsan sudah pasti Vigo akan menegur mereka, atau paling tidak menatap mereka dengan tajam.
Sesampainya di UKS. Semua langsung beranjak keluar saat tahu siapa yang Vigo bawa.
"Tolong, dia pingsan," rintih Vigo seperti memohon pada semua yang dari tadi hanya melihat Abel dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANCUR! [END].
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] {PART MASIH LENGKAP, SUDAH ADA SEKUELNYA: KESEMPATAN!} (Fiksi Remaja, Romansa) Warning: Cerita ini mengandung bawang, jika tidak kuat membacanya silakan mundur. "Mama! Abel dapet juara dua lomba nulis cerpen!" "Papa! Abel j...