💔Hancur [12]

8.8K 822 221
                                    

💔HANCUR💔

Abel memperhatikan Vigo dari samping. Pria itu sejak tadi hanya berdiam sambil menatap lurus ke depan.

Mereka sekarang sedang berada di sebuah danau, di mana hanya sedikit orang yang tahu tempat itu.

Suasananya masih sangat alami, udara juga sejuk, pemandangan indah, sangat tepat jika ingin menenangkan pikiran.

"Jadi, Kania mantan pacar kamu?" tanya Abel, menghentikan keheningan.

Vigo menatap Abel sambil tersenyum. "Iya, dia mantan gue dan gue juga baru tau kalo
ternyata dia ade lo."

"Selama kamu pacaran sama Kania, dia nggak pernah ngasih tau kamu kalo dia punya kaka?"

Vigo menggeleng sebagai jawaban 'tidak' "Gue aja nggak pernah ketemu orang tuanya."

Abel mengerutkan keningnya. Kenapa Kania tidak mengenali Vigo ke Rida dan Adam. Atau paling tidak memberitahunya.

"Nyesek? Itu yang gue rasain selama pacaran sama Kania. Dia egois, dia anggep hubungan itu cuman permainan. Dengan bangga gue ngenalin dia ke mama gue, tapi dia? Nggak pernah mau ngenalin gue ke keluarganya."

"Kamu tau, kenapa Kania begitu?" tanya Abel lagi, dia penasaran kenapa Kania sampai seperti itu.

Vigo mengangguk dan pandangannya kosong ke depan. "Karena selama setahun gue cuman jadi selingkuhannya."

Ini bagaikan hal yang tidak asing bagi Abel. Dia tahu kalau Kania itu perempuan yang tidak pernah puas hanya dengan satu pria.

Selalu ingin mendapatkan yang lebih, lebih, dan lebih. Bagaimanapun caranya dia harus mendapatkan yang lebih.

"Kania cinta pertama gue. Pertama kali gue pacaran sama Kania, gue nggak tau kalo ternyata dia uda punya cowok, selama satu tahun gue kira dia nyelingkuhin gue, ternyata gue yang jadi selingkuhannya."

"Nggak sampe situ, Bel. Ternyata masih ada beberapa cowok yang berstatus sebagai selingkuhannya juga, gue heran kenapa dia pinter banget nutupin, main drama, dan bikin gue yakin. Dia hebat pokonya, haha...." Abel dapat melihat Vigo menahan sakit saat menceritakan itu pada Abel.

Kania, kamu salah udah sia-siain Vigo, batin Abel.

"Gue sempet depresi, kaya orang ilang arah hidup, nggak tau mau gimana lagi. Posisi gue kecewa sama Kania, tapi gue juga sayang banget sama dia."

"Kalo bisa dibilang gue cowok bego, yang mau bunuh diri cuman karena sakit hati. Lo mau ledekin gue? Ledekin aja, nggak apa-apa. Waktu itu gue emang kalut banget."

Abel mengusap pundak Vigo memberi pria itu ketenangan. "Berarti kamu beneran sayang sama Kania kalo begitu, cinta kamu tulus, tapi dikasih ke orang yang salah."

Vigo menatap Abel sebentar sambil tersenyum kecil. "Ya, kesalahan besar, karena gue udah kasih cinta murni ke orang kayak Kania."

"Kamu bakal balik ke Kania?" tanya Abel, dia sendiri tidak tahu, kenapa dia bisa bertanya seperti itu.

"Ma-maaf, nggak bermaksud ikut campur sama perasaan kamu." Abel tahu, dia sudah salah bertanya hal yang sifatnya 'pribadi' seperti itu.

HANCUR! [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang