💔Hancur [23]

8.1K 725 239
                                    

💔HANCUR💔

"Vigo yakin mau ngajak Abel ketemu sama mama Vigo?" tanya Abel setelah memakan mie goreng di kantin.

"Yakin, gue udah bilang mama. Katanya, sih yaudah nggak apa-apa kenalin," jawab Vigo.

"Tapi... mama Vigo kayaknya lebih seneng sama Kania, Abel takutnya mama Vigo nggak suka Abel."

"Ya, bagus dong. Karena gue nggak bakal biarin satu orang pun suka sama lo. Cuman gue aja yang boleh." Vigo menaik turunkan alisnya.

"Ish! Bukan itu maksudnya. Abel takut mama Vigo nggak srek aja sama Abel, apalagi pas tau Vigo kena SP gara-gara Abel," lirihnya, mengingat kejadian itu, Abel semakin tidak yakin kalau Clara akan menyukainya.

"Tenang aja, gue yakin mama bakal suka sama lo. Udah, ya kita liat aja nanti. Jangan tegang, Bel susah nanti. Lemesin aja," ucap Vigo sedikit membingungkan.

"Hah? Apanya yang dilemesin?"

"Perasaan lo, Bel. Lemesin aja, jangan tegang."

"Oh, perasaan Abel. Iya, sih agak tegang dikit." Abel sedikit mengerucutkan bibirnya.

Untung dia nggak ngerti maksud gue. Lagian, pikiran gue kenapa melenceng kayak tadi, sih. batin Vigo.

💔HANCUR💔

April menangis di dekapan Adrian. Mereka sedang berada di rooftop.

April sudah masuk sekolah sejak kemarin, terapi kepalanya diperban akibat benturan dari tabrakan tempo hari, untungnya tidak sampai fatal.

"Pril, udah jangan nangis. Aku nggak mau kamu sedih," ujar Adrian, sangat lembut.

"Kamu mikir nggak sih, Dri. Aku sakit banget terus-terusan jadi yang ke dua. Kamu kira aku bahagia selama ini? Nggak!" Isakan April semakin menjadi, sekarang dia juga memukul dada Adrian.

"Iya, Pril. Aku tau, tapi aku juga nggak bisa lepas Sendy. Dia aset uang aku, Pril. Kamu ngertiin dong. Uang dari dia juga kamu yang nikmatin."

April tidak habis pikir. Ambisi dan obsesi Adrian terhadap uang sangat besar.

"Kamu lebih mentingin uang daripada aku? Dri, aku cinta kamu bukan karena uang, aku nggak pernah tuh minta kamu buat nguras uang Sendy dan kasih ke aku!"

April berdiri sambil menghapus air matanya dengan kasar. "Kamu gila uang, yang kamu mau cuman uang, uang, dan uang. Kamu ke aku karena kesepian, kan? Sedangkan kamu ke Sendy karena uang!"

"Aku cinta sama kamu tulus, aku sayang sama kamu, aku suka kamu udah dari lama. Bahkan, aku mau jadi yang ke dua. Bodoh emang, sangking cintanya aku mau dikendaliin kamu, aku mau nunggu kamu, aku mau dicap sebagai PHO, aku mau nutupin semuanya."

Adrian menghampiri April, menggenggam erat tangan gadis itu.

Setulus itu cintanya April pada Adrian, sesayang itu April sama Adrian, dan semenyakitkan itu yang April rasakan selama ini.

"Maaf, Pril, tapi tanpa uang aku nggak bisa," ucap Adrian dengan sangat yakin.

April kecewa. Yah, dia sangat kecewa dengan perkataan Adrian.

HANCUR! [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang