°2°

2.7K 157 0
                                    

Happy Reading
.....

Siang ini,Helena beserta keempat temannya pulang setelah melakukan kegiatan sekolah yang melelahkan.

Akutan umum yang ditumpangi Helena dan keempat temannya berjalan mulus.Angin yang berhembus pelan membuat gadis berambut panjang itu jadi ingin tidur.

Hoek

Hoek

Hoek

Helena langsung membekap mulutnya saat perutnya terasa mual dan berusaha untuk tidak menarik perhatian.Helena menahan perutnya dengan menggigit bibir dan menekan perut dengan tangan nya untuk meredakan sakit-- pikirnya

Tapi bukan nya membaik, perut Helena semakin mual bergejolak seakan minta dikeluarkan isi nya. Ia pun tak sanggup menahannya dan menyuruh supir angkut agar berhenti. Helena keluar dengan tergesa-gesa lalu mengeluarkan cairan bening yang terus menerus keluar.

Alika mengusap punggung Helena, memberikan ketenangan agar gadis itu tidak tegang.

"Helena lo serius gapapa?" Tanya Alika, Sasha, dan Davina dengan raut khawatir.

"Lo sampe muntah begitu, emang nya tadi siang gak makan?"

Helena tidak menjawab, ia masih diam dan mengatur nafas nya.

"Hel-" Ucapan Davina langsung terpotong.

"Lo bisa diam dulu gak? Gue pusing tau!" Kesal Helena, dengan suara lirihnya.

"Dih! Kan gue cuma khawatir sama lo!" Sahut Davina dengan cemberut.

"Udah kalian jangan ribut! Gak enak diliat banyak orang." Lerai Sasha yang diangguki malas oleh ketiganya.

*****

Helena telah sampai di rumah.Tubuh nya benar-benar lemas, saking lemas nya ia terjatuh di sofa panjang berwarna abu-abu.

"Gue kenapa ya?" gumamnya pelan.

Karena rasa lelah yang menyerangnya dan kantuk yang tak bisa tertahan secara perlahan mata cantik itu mulai tertutup.

"Non Helena bangun."

Helena mengerjepkan mata nya, melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam. Dirasa nyawa nya sudah terkumpul, gadis itu perlahan bangkit untuk mencuci mukanya dan berganti pakaian rumahan.

Rasa mual nya memang masih ada, tapi tidak separah tadi.

"Mbak, tolong bikinin teh hangat dong buat Helena," pinta Helena saat menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"Baik, Non."

Mbak Darmi yang sudah lama tinggal bersama Helena tau kebiasaan gadis cantik itu.Mulai dari yang kecil, hingga dia besar.

"Aduh Mbak, perut Helena kenapa tadi bahkan sekarang masih mual ya?" Tanya Helena yang masih setia dengan posisinya yang berada di sofa abu-abu.

Tangan Mbak Darmi yang sedang mengaduk teh seketika terhenti dan dia langsung menoleh kearah Helena.

"Non kecapean kali, nama nya juga udah mau lulus sekolah jadi banyak tugas."

"Bener juga." gumamnya, namun masih terdengar di telinga Mbak Darmi.

"Tapi Non,coba aja periksa ke puskemas atau klinik gitu takut nya ada apa-apa." Saran Mbak Darmi dengan tangan yang mengaduk gula di dalam gelas yang berisi teh itu agar tercampur rata.

YOGASWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang