Berani berbuat harus berani untuk bertanggungjawab
~
Happy Reading
.....Mobil yang dikendarai oleh Yoga berhenti di depan pintu gerbang rumah Helena. Keduanya pulang dengan perut yang sudah kenyang. Saat Helena hendak membuka pintu mobil, tangan Yoga dengan gerak cepat mencekalnya.
Helena menoleh kearah Yoga dengan satu alis naik diangkat. "E-eh, ada yang ketinggalan?" Yoga menggeleng. "Gua mau atur rencana bicara sama bokap nyokap tentang apa yang udah gua lakuin."
Refleks Helena kembali duduk di kursi mobil dengan hati yang seketika tidak tenang,takut
"L-lo gak mau ngomong sama orang tua gue juga?" Helena menunjuk dirinya sendiri
"Terutama orang tua lo."
"K-kapan?" Helen tergagap dalam bertanya.
Mata Helena fokus menatap wajah Yoga, begitu juga sebaliknya.
"Orang tua lo bisanya kapan?"
Helena menunduk dan memainkan jarinya. "Meraka buta sama pekerjaan, Yog."
"Jam berapa mereka pulang kerumah?"
"Mereka udah pisah, dan gue?" Helena mengangkat kepalanya dan kembali menunjuk dirinya sendiri.
"Gue anak brokenhome yang cuma tinggal berdua sama bibi." Tambahnya dengan tersenyum getir.
Seketika Yoga langsung membawa Helena kedalam pelukannya, tak lupa ia mengusap rambut Helena untuk menenangkannya.
"Sorry. Gua gak tau kalau lo sebenarnya anak brokenhome." Helena tetap diam dan tidak berkutik sama sekali.
Yoga melepaskan pelukannya dengan Helena dan tangan mengambil ponsel dari saku celananya. "Ketikin nomor Papa sama Mama lo disini, gua yang mau ngomong"
"Yakin?"
Yoga menganggukkan kepalanya dengan mantap. Helena menerima ponsel Yoga dan mulai mengetik nomor telepon Papa dan Mamanya.
"Nih, udah." Helena menyodorkan ponsel Yoga.
"Oke, gua telfon sekarang mumpung ada lo."
Yoga mulai memencet nomor Papa Helena terlebih dahulu dan menghidupkan lost speaker.
Helena deg-deg an setengah mati, begitu pula dengan Yoga. Tapi Yoga berusaha untuk bersikap tenang dan santai.
"Halo?"
Helena membulatkan kedua matanya, sedangkan Yoga mencoba untuk meyakinkan Helena bahwa dia bisa untuk berbicara kepada Papa Helena.
"Ini benar Papa Helena?"
"Iya benar emang kenapa? Ini siapa ya kalau saya boleh tau?"
"Saya Yoga, om. Saya mau bicara mengenai apa yang sudah saya lakukan kepada Hele-"
"Saya rasa anda tidak penting, saya matikan karena anda membuang waktu saya. Saya sibuk."
Tut
Yoga menghela napas kasar dan Helena langsung kehilangan moodnya.
Yoga melihat ke arah Helena lalu membalikkan badan Helena.
"Liat gua" Ucap Yoga
Helena hanya terdiam mengabaikan pertanyaan Yoga, pipi nya sudah basah dengan air matanya yang mengalir deras, Helana sudah tidak bisa menahannya.
Yoga membalikkan badan Helena, ia mengusap air mata Helena dengan tatapan yang dalam.
"Gua janji gua bakalan ngomong sama orang tua lo. Gua bukan cowo yang ga bertanggung jawab.Bayi yang ada di perut lo itu darah daging gua walaupun itu tidak disengaja" Ucap Yoga sambil mengelus perut Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOGASWARA
Teen Fiction[ USAHAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVAT! ] Menikah dengan seorang ketua geng karena kejadian yang tak terduga dan tak diinginkan?! Ini kisah tentang laki-laki bernama Angkasa Giandra Yogaswara. Laki-laki dengan sejuta pesona...