°3°

2.6K 152 1
                                    

Happy Reading
.....

Setelah kejadian Alika mengucapkan kata 'hamil',membuat Helena tak bisa tenang.Dia bergerak gelisah di atas ranjang milik nya dengan pikiran yang bercabang. Teman-teman nya sudah pulang sejak 10 menit yang lalu karena ia yang menyuruhnya pulang dengan alasan ia ingin beristirahat.

Sekitar 20 menit Helena habiskan dengan berfikir,akhirnya ia memutuskan melakukan tes untuk memastikan semua walaupun ia takut dan ragu akan hasilnya.Ia bergegas untuk menuju apotek terdekat dari rumah nya dengan berjalan kaki,menggunakan celana panjang dan jaket jeans yang melekat pada tubuhnya.

Sesampainya di depan apotek,Helena langsung menuju kasir dengan kaki dan tangan yang gemetar.

"Mba emm,"panggil Helena dengan ragu

"Iya de,ada yang bisa saya bantu?"tanya kasir tersebut

"Saya mau beli testpack yang terbaik dan akurat," ucapnya pelan

Dapat dilihat wajah mba kasir terus terkejut namun langsung merubah mimik wajah dengan wajah biasanya. Untung saja keadaan apotek di sini sedang sepi,jadi tak ada yang akan mencemooh dirinya.

Selesai membeli dan menyelesaikan administrasi,Helena langsung bergegas pulang ke rumah.

*****

Helena termenung di depan kaca wastafel kamarnya dengan air mata yang tak henti keluar dari pelupuk matanya.Salah satu tangan Helena memegang sebuah benda yang menyebabkan keadaan ia menjadi seperti ini. Dunianya hancur dengan sekejap karena hasil dari testpack yang menunjukkan garis dua yang pada dasarnya menyatakan dia hamil.

Helena sangat kacau.Tak cukupkah selama ini ia menjadi anak broken home,hidup sendiri,kurang kasih sayang dari kedua orang tua, kesuciannya di renggut oleh seorang lelaki yang bahkan ia pun tak mengenalnya,dan sekarang? Ia harus mengandung anak hasil kesalahan tersebut. Ingin rasanya ia menyudahi hidup,tapi Helena masih memiliki akal sehat.

Helena berjalan gontai menuju ranjang miliknya dengan keadaan yang tak bisa dikatakan baik. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia harus menggugurkan kandungannya? Atau harus tetap mempertahankannya? Dan besok ia akan berbicara dengan lelaki yang telah membuatnya seperti ini.

Akibat lelah menangis,mata cantik Helena perlahan tertutup disertai dengan nafas yang mulai teratur

*****

Helena berjalan gontai di koridor sekolah dengan mata yang sedikit sembab dan wajah yang pucat. Banyak pasang mata yang menatapnya aneh,ada juga yang menatapnya dengan kasihan,namun Helena tak memperdulikan itu semua.

Helena menelungkupkan kepalanya di atas lipatan kedua tangan diatas meja.Rasa pusing kembali datang dan dengan sekuat tenaga ia menahannya dan menyemangati diri sendiri agar tetap kuat dan terlihat baik-baik saja.

"Hell,"tepukan di bahu nya membuat ia mengangkat kepalanya dan melihat siapa pelaku tersebut

"Lo udah baikan Hel? Kok berangkat si?" tanya Sasha,yaps yang menepuk bahu nya adalah Sasha

"Gue udah baikan kok maka nya gue berangkat,bosen juga dirumah mau ngapain"

"Tapi muka lo masih keliatan pucet Hel," sahut Davina

"Gapapa sumpah gue gapapa,jangan berlebihan elah cuma pucet doang ga mati ga kok," sahut Helena melantur yang langsung mendapat toyoran kecil dari sahabatnya

YOGASWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang