Prolog.

7K 456 48
                                    

Penerangan lampu sengaja di padamkan, terlihat sunyi. Hanya cahaya dari arah balkon yang terpancar, memancarkan secercah sinar untuk insan yang merasa dirinya tak lagi berguna untuk sekedar hidup.

Kekuatannya yang dulu tersohor hanya menjadi sebuah legenda saja, bukan lagi untuk menjadi tontonan orang luar yang merasa tersaingi oleh dirinya.

Matanya sungguh kosong, tidak ada lagi kehidupan di matanya. Merasa sudah gagal untuk menjalani hidup, sudah gagal juga menjadi pemimpin untuk keluarga nya.

Dirinya diberi pukulan berat oleh tuhan, atas dosa yang dulu ia perbuat. Ia lemah seperti butiran debu yang bertebaran, ia pengganggu untuk ketentraman seseorang, ia sekarang benci akan dirinya.

Ia cacat.

Kalimat itu seperti sebuah petir yang menggelegar di siang bolong, hatinya remuk. Sebuah fakta yang sulit ia terima, ia sekarang cacat dan itu membuat dirinya tak berguna.

Terlalu lelah untuk menangis kembali. Dulu ia adalah seorang yang di takuti, di segani. Tapi sekarang ia untuk merobek mulut sialan itu saja sudah tak mampu.

Wibawa nya sudah di injak-injak. Dia benar-benar sangat benci akan hidupnya yang malang ini, hanya belas kasihan yang ia terima, yang tentu saja ia menampik semua itu, ia merasa direndahkan untuk sekedar dikasihini.

Pria yang dulunya gagah sekarang hanya seonggok insan yang ingin segera mengakhiri hidupnya dan ingin tuhan mencabut nyawanya.

Ia lagi-lagi menampilkan senyum kecutnya, wajahnya yang masih terlihat tampan itu tak menutupi pahatan yang Tuhan beri.

"Baru kali ini aku merasa sangat kecil" Gumamnya, menahan sesak yang amat mencekik.

"Aku sudah lelah, kapan kau memanggilku. Aku sudah siap"

Ini terasa bukan jati dirinya yang sesungguhnya, tapi sebuah kenyataan yang membawanya menjadi manusia yang putus akan asa.

Ia melirik kanan kiri, remang-remang dari cahaya balkon mengantarkan dirinya disatu titik dimana satu benda tajam membuat senyum nya terbit.

Mungkin satu jawaban atas hidupnya akan membuat semua orang tenang, tidak akan ada lagi yang menyusahi, tidak akan ada lagi yang menjadi penganggu.

Ia menjalankan kursi rodanya, mendekati nakas yang menyediakan satu benda tajam untuk membantu dirinya mengakhiri hidup.

Ia sedikit menjakau benda itu yang nyatanya tak kunjung bisa ia raih, ia sedikit berusaha menjakau nya dengan kesusahan. Sampai dimana keseimbangan nya limbung namun masih bisa diraih nya benda itu.

BRUGH.

Suara keras itu terdengar dibarengi ketidakberdayaan pria itu. mungkin suara itu terdengar sampai lantai bawah yang dimana orang-orang ada disana.

"Lihatlah betapa tak berguna nya dirimu" Lirihnya.

Ia menatap pisau yang ada ditangannya dengan senyuman pait, lalu mengarahkan nya tepat di perpotongan nadinya. Sekali tarikan sudah dipastikan darah akan mengalir dengan derasnya, dimana waktu itu dia lah alasan untuk meregang nyawa seseorang.

Namun ketika ia akan menyayat kan satu sayatan di tangan tiba-tiba suara gaduh dari pintu yang dipaksa di buka menyita perhatian nya.

BRAK.

"PHI MEW/DADDY"

Alex langsung merampas pisau yang di pegang Mew dan melemparkannya sembarangan, sedangkan Kana dan Natasya memeluk erat pria itu.

"Hiks apa yang phi lakukan hiks"  Isak Kana yang kian menderai.

"Daddy hiks jangan membuat Tasya takut hiks"

Mew menatap lemah kepada masing-masing orang yang ingin sekali ia jaga, namun sekarang ia sudah tak kuasa.

"Dad apa yang dad lakukan, jangan seperti anak kecil" Seru Alex mulai naik pitam, yang sudah membuang pisau itu jauh-jauh.

"Aku sudah tidak berguna lagi" Ucapnya lemah.

"Tidak phi, itu tidak benar. Kau selalu menjadi pria terkuat untuk kami, jangan berkata seperti itu hiks" Seru Kana penuh isak.

Malam yang sunyi ini menjadi saksi, bagaimana seorang Mew suppasit jongcheveevat seorang mafia yang ditakuti disemua kalangan menjadi lemah akan sebuah takdir yang sangat tidak adil untuk dirinya.

Bahkan sekarang saja ia sudah tak mampu lagi untuk menjadi penopang dan Hero untuk keluarga nya, yang ada ia yang sering meminta topangan bahu.

Dia hancur.
Dia cacat.
Dan itu keadilan untuknya.
































-

Lanjut ga nih? Apa sampe sini aja wkwk.

Part prolog mungkin sampe sini aja yah, nanti aku lanjut lagi kalo lagi pengen wkwk. Ngga dong, nanti aku bakal up lagi Koo 💙💙

Dan untuk mafia shot season2 aku hanya akan up prolog dulu saja, seterusnya nunggu more omega tamat. Karena tinggal beberapa chapter lagi 🙏

See you😚😚🌞🌻

MAFIA SHOT SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang