Alexander mengusap tengkuknya canggung akan suasana yang mulai tercipta di sini. Merasa ada makna tersirat yang mulai mengambang di ruangan ini, terlihat dari Jj maupun Mew yang belum memutuskan tatapan itu secara sepihak.
Entahlah apa yang saat ini tengah terjadi, karena semenjak Jj menghilang selama seminggu lamanya dan tidak meninggalkan adanya kabar apapun di mana letak pria itu bersinggah selama menghilang. Hanya menyisakan tanda tanya besar. Benar-benar seperti tertelan bumi, dan pagi ini malah muncul entah dari mana datangnya, membuat atmosfer pagi yang awalnya cerah malah terasa seperti mendung mendadak.
Seperkian menit tidak ada yang membuka suara, bahkan Mew yang memang berkuasa atas rumah ini pun belum meluncurkan satu kata pun. Membuat Alexander menaikan alisnya bertanya. Kalau saja Natasya tak menyenggol siku Alex, Alex pun akan ikut-ikutan bungkam tanpa ada suara yang lolos dari bibirnya yang sebenarnya gatal ingin bertanya. Entah berbasa-basi atas hilangnya Jj, atau mungkin beranjak dari meja makan untuk berangkat ke kantor.
"Aku sudah selesai makan." Akhirnya Alex menyuarakan ucapan yang bergelayut di otaknya, walaupun hanya pernyataan dungu seperti bocah kecil yang melapor kepada... Yah Entahlah ia melapor kepada siapa. Yang jelas ia hanya ingin memecah keheningan yang ada.
"Kau ingin berangkat ke kantor?" Tanya Meta, yang ikut beranjak. Hendak merapihkan dasi Alex.
"Aku juga sudah selesai." Semua pasang mata lantas menoleh kepada Mew. Tak terkecuali Kana.
"Aku akan mengantarmu ke kamar kalau begitu."
"Tidak sayang, biarkan Natasya saja yang mengantarku. Bagaimana baby? Apa bisa kau mengantar daddy?" Tanya Mew, melirik Jj sekilas yang terlihat salah tingkah.
"Tentu daddy, kenapa kau harus bertanya." Goda Natasya, meloncat dari kursi makannya lalu mendekat ke arah Mew dengan gerakan lucu, membuat beberapa orang di sana tertawa kegemasan.
"Ekhem. Baiklah aku harus berangkat." Dehem Alexander, mencium terlebih dahulu pipi Meta tanpa menghiraukan pasang mata yang tengah menatapnya. Beralih ke Kana, Mew dan berakhir ke pipi gembul Natasya.
"Kapan kau stop melakukan ini, phi. Sungguh itu menggelikan." Protes Natasya. Membuat Alex berdecak kesal.
"Kenapa kau protes. Lihatlah phi Meta, dia bahkan tersipu ketika phi cium pipinya." Ucap Alex, sekedar ingin menggoda Meta sejenak sebelum pergi ke kantor.
"Dan kau berharap aku sama dengan phi Meta? Jelas dia tersipu karena kau kekasihnya, sedangkan aku? Jelas aku akan geli phi, aku sudah besar tau!" Sungut Natasya. Membuat semua orang tak tahan untuk tidak tertawa meledak dengan tingkah bocah itu.
"Hei umurmu sekarang berapa, eh? Merasa sudah besar konon." Ungkap Alex tak terima.
Kana yang masih duduk di samping Mew hanya mampu menggelengakan kepalanya.
"Astaga seharusnya kemarin aku tak mengirim paman Sam dan ibu untuk pergi belibur agar tak terus bertengkar setiap hari, tapi nyatanya aku salah. Nyatanya mendengar pertengkaran kalian membuat migrenku kumat." Seru Kana mulai dramatis. Membuat Alex dan Natasya mengerlingkan matanya jengah dengan drama kali ini.
Mew menggelengkan kepalanya geli melihat kelakuan sang terkasih, dan matanya sempat menangkap kedutan bibir yang tercetak dari bibir Jj. Alis Mew terangkat jelas, dan hal tersebut berhasil di tangkap Jj. Mengharuskan Jj menormalkan ekpresinya terbata-bata.
"Oh Astaga, katakan padaku phi. Kapan paman Sam dan Ibu pulang. Aku merindukan mereka." Seru Kana, sengaja membuat binaran manja ketika menatap Mew.
"Sayang Bukankah kau yang mengusulkan mereka untuk berlibur, kau mengatakan jika makin tua tingkah mereka seperti anak kecil kan? Maka dari itu kau mengirimkan mereka berlibur, kau ingin tenang beberapa hari tanpa keributan mereka."

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA SHOT SEASON 2
Fanfiction(JANJI FOLLOW AKUN INI SETELAH BACA APAPUN STORY DARI AKUN INI. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG) Bagaimana jadinya jika seseorang yang tadinya sangat membenci kata 'mafia' malah terjun di dunia sindikat kejahatan itu sendiri karena satu dendam? Dan bagaim...