S2 04.

1.7K 240 12
                                    

Mew terus berjalan dengan cepat bersama Kana yang mengikuti dari arah belakang, dengan rasa penasaran dan panik yang membuncah. Keduanya akhirnya sampai di halaman belakang, yang dimana sudah banyak pengawal yang berkumpul, Alex yang tengah memeluk tubuh Natasya yang terus bergetar karena menangis histeris.

Melihat itu Kana langsung memeluk Natasya. Melihat ada apa gerangan yang menjadi sebab putrinya itu menangis. Mew mendekat, ikut serta melihat sebenarnya apa yang membuat orang-orang berkumpul dengan Natasya yang menangis keras.

Tepat ketika Mew melihat itu, dada Mew langsung naik turun tak beraturan. Rahangnya mengeras layaknya batu, emosinya membuncah. Mew mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Natasya yang tengah histeris pun langsung memeluk kaki Mew. Wajahnya sudah basah dengan linangan air mata.

"Daddy.....Jecky hiks, Jecky terkena peluru" Seru Natasya tersedu-sedu.

Emosi Mew sudah meluap sejak perdebatan tadi dengan Kana, di tambah lagi dengan keadaan Jecky, singa putih Mew yang sudah terkulai lemah. Matanya menyanyu, terus mengeluarkan linangan air mata, mungkin singa malang itu tengah menahan sakit yang amat parah. Peluru itu tepat bersarang di bagian kakinya.

Mew mendekat, mengelus lembut rambut lebat singa putihnya itu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Mew menahan amarahnya.

"Bukankah Jecky ada di kandangnya" Lanjut Mew, berupaya masih tetap tenang.

"Jecky memang ada di dalam kandang tuan, namun bersamaan dengan itu, bunyi pistol dan Auman Jecky menggema. Membuat kami langsung melihat keadaannya" Jelas salah satu pengawal yang terlihat takut.

"Siapa yang coba melakukan ini" Geram Mew, menatap singa putihnya dengan mata yang memerah. Menahan amarah yang kapan saja akan meledak.

"Kami semua tidak tau, Tuan" Ucap pengawal itu kembali.

Mew berbalik, menatap satu persatu pengawalnya itu dengan mata yang memerah nyala. Kira-kira ada lima pengawal di sana, tengah berdiri takut sambil menunduk tak ingin menatap wajah murka dari Mew.

"Kerja kalian apa saja sampai tak tau menahu tentang ini, eh?" Seru Mew semakin menatap tajam pengawalnya satu-satu.

Dasar pengawal bodoh! Mew sudah banyak memperkerjakan banyak pengawal untuk menjaga mansion nya, jika sewaktu-waktu ada musuh datang mencari masalah. Namun keteledoran ini sungguh membuat Mew kesal bukan main.

"Kau- bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjaga kandang Jecky. Dimana kau saat itu, huh?" Tanya Mew kepada pengawal dengan tato elang di lehernya.

Ia menunduk takut, tak ingin menjalin kontak mata dengan Mew. Mew sekarang tengah meluap-luap.

"Tuan, aku- " Belum sempat pengawal itu melanjutkan ucapannya. Peluru panas lebih dulu bersarang di kepala bagian otaknya.

Reflek Kana menutup mata Natasya dengan kedua tangannya. Melihat takut-takut adegan itu. Tubuhnya sekeluruhan membeku. Sial! Kana sudah sering melihat ini semua, namun kenapa Kana masih tak terbiasa juga.

Sedangkan Alex yang di sana hanya menatap datar, wajah yang terlihat tidak ingin ikut campur sedikit pun.

Mew meletakkan kembali pistolnya di belakang celana, lalu berbalik menatap mata Kana yang jelas penuh dengan semua kerumitan.

"Alex. Bawa adikmu dulu ke dalam, dan panggilkan Sony untuk memeriksa keadaan Jecky" Seru Kana tanpa memindai wajah Mew yang tengah menatap singa putihnya.

Dengan sekali anggukan, Alex langsung menarik Natasya, sembari berniat memanggil Sony. Dokter hewan yang sudah mengabdi kepada keluarga Mew, sekitar tujuh tahun belakangan ini.

MAFIA SHOT SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang