US, Los angeles.
Di pagi yang cerah, mentari tengah mengintip-intip malu untuk menampakkan dirinya ke seluruh muka bumi. Ayam jantan sudah mengepakkan sayapnya dengan gagah sambil berkokok, membangunkan setiap jiwa yang terlelap karena banyaknya kesibukan yang mereka lakukan.
Belum lagi para pekerja atau aktivis lain yang sudah terganggu dengan kokokan ayam pagi, merasa harus siap beraktivitas untuk menyambut hari yang indah.
Dengan nama lengkap Gulf kanawut traipipattatanapong yang biasa di panggil Kana itu sekarang sudah lima belas tahun mengganti nama belakangnya dengan marga jongcheveevat. Marga yang di idam-idamkan oleh seluruh umat di penjuru belahan dunia, namun sang pemilik marga jongcheveevat memilih melabuhkan hatinya kepada seorang Kana yang sekarang sudah memberikan dua malaikat yang cantik dan tampan.
Sekarang ia tengah menjalankan kewajibannya menjadi seorang suami berlabel uke dan seorang papa. Bangun pagi untuk menyiapkan segala kebutuhan sang suami dan anak-anak, tepat pukul 05.30 masih terlalu dini untuk membangunkan sang pasukan.
Kana dengan sigap sudah menggunakan apron bunga mataharinya, sudah bergulat dengan bahan-bahan dapur dan lainnya. Sedangkan Lani, sang kepala maid yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu tengah membersihkan bagian mansion yang sudah Kana larang karena umur Lani yang semakin termakan waktu, mungkin lima menit lagi Lani akan mengeluh sakit pinggang karena memaksakan semua itu. Karena jujur saja Mew sudah memperkerjakan lima belas maid untuk mengurus mansionnya yang sangat besar itu.
"Aduhh! Pinggangku kumat lagi" Ringis Lani dari arah ruang televisi.
Kana hanya bisa menghembuskan nafasnya, sudah di bilang biar maid yang lain saja yang mengurus tapi Lani masih keukeuh saja. Dengan alasan bosan hanya berdiam diri duduk sambil membaca koran-koran.
"Sudah Kana katakan! Ibu duduk saja, biarkan para maid lain yang melakukan" Teriak Kana dari pantry sambil sesekali bulak-balik menaruh hidangan sarapan yang di bantu maid lain.
"Sialan! Efek sudah tua jadi gampang encok begini." Omel Lani, yang menimbulkan tawa geli dari Kana.
"Dasar nini-nini bisanya merepotkan saja" Celetuk paman Sam melewati Lani.
Kana yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, mungkin sebentar lagi pertengkaran Tom and Jerry akan segera di mulai. Mengingat Lani dan Paman Sam yang sering kali berselisih, tak tau memperselisihkan apa, padahal dulu mereka sangat tidak banyak omong bahkan bertegur sapa. Semakin tua, semakin termakan usia, keduanya malah seperti bayi.
"Idih! Tidak sadar, dirinya juga aki-aki. Lihatlah dirimu Sam lebih tua dariku!" Balas Lani lebih pedas.
Paman Sam yang mendengar itu mengerlingkan matanya malas, lalu menggerakkan bibirnya mengejek.
"Eleh nini-nini kempot!" Ucap Paman Sam lebih memanasi.
Lani menajamkan matanya, sudah menyiapkan ancang-ancang untuk meluncurkan kemocengnya untuk di lemparkan ketubuh Paman Sam.
"Dasar aki-aki tua, aki-aki tidak laku! Jangan menghindar kau tua Bangka!" Gelegar Lani menggema di area mansion.
Kana yang menyaksikan itu hanya mampu menutup telinganya, setiap pagi yang akan di awali dengan kericuhan. Belum lagi ketika para pasukan sudah terbangun pasti akan sangat menguras tenaga.
"Miranda, tolong pisahkan Ibu dan Ayah. Ah lama-lama kepalaku bisa pecah karena pertengkaran mereka" Suruh Kana kepada Maidnya sambil mengeluh.
Miranda langsung menganggukkan kepalanya langsung mendekat kepada dua orang tua yang sudah tidak muda lagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA SHOT SEASON 2
Fanfiction(JANJI FOLLOW AKUN INI SETELAH BACA APAPUN STORY DARI AKUN INI. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG) Bagaimana jadinya jika seseorang yang tadinya sangat membenci kata 'mafia' malah terjun di dunia sindikat kejahatan itu sendiri karena satu dendam? Dan bagaim...