S2 21. [🍌]

1.5K 130 17
                                    

Kana menutup pintu ketika sudah berhasil masuk ke dalam kamar, lalu sedikit melonjak kaget ketika melihat Mew yang tengah duduk melonjorkan kakinya di atas ranjang sembari melihat satu berkas. Yang Kana yakini sudah pasti itu berkas yang Alexander serahkan perihal perpanjangan kontrak investasi dengan Poomat.

Kana berdehem pelan ketika Mew mengalihkan fokusnya ke arah Kana yang masih berdiri di ambang pintu. Tanpa mau mendekat-terlihat tak nyaman dengan posisinya. Mew menaikkan alisnya, lalu kemudian merangsek untuk membetulkan tempat duduknya.

"Masih ingin berdiam di sana?" Ucap Mew, yang membuat Kana menyengir. Menggaruk tengkuknya yang Mew yakini itu tak gatal sama sekali.

"Kau sudah selesai berbicara dengan Jj, phi?" Tanya Kana, tidak menggubris pertanyaan Mew yang sebelumnya. Mulai menyeret kakinya, lalu merangkak naik ke atas kasur. Masuk ke dalam pelukan hangat sang suami.

Wangi shampo strawberry yang berasal dari rambut Kana berhasil menyeruak dan menyita perhatian Mew. Perlahan Mew menghirupnya, lalu menciumnya lama. Sungguh wanginya menenangkan, di tambah bau musk yang juga berasal dari tubuh Kana. Hampir membuat Mew terpejam untuk tidur karena efek tenangnya yang menyejukkan.

"Kau mengganti shampo?"

Kana mendongak dengan mata bulatnya yang gemas, membuat bibirnya juga tanpa sadar sedikit mencebik lucu. "Kenapa? Apa baunya tidak enak? Phi tak suka?" Katanya beruntut. Terdengar kekehan pelan dari bibir Mew.

"Tidak. Aku suka wangi yang ini. Jangan ganti yang lain setelah ini. Oke?" Ucap Mew meminta.

"Hmm. Oke." Balas Kana, yang kini tangannya sudah berselancar di kaos hitam tipis Mew. Yang jelas mencetak dengan indah perut kotak-kotaknya.

Mew terkekeh geli dengan tingkah Kana yang tak biasanya ini. Lalu menyentuh dagu Kana untuk mendongak menatapnya. Tanpa meminta ijin, ciuman basah melesat masuk ke dalam mulut Kana. Kana langsung membalas dengan suka cita, dan tanpa di sadari jarinya sudah lebih dulu menyusup ke dalam rambut halus Mew. Kana menikmati setiap decapan bibir itu, dan lidahnya kini beradu—sempat terbuai jika Mew tak melepasnya setelah itu.

Mew mengelus pipi tembam Kana yang terasa halus, hampir tak memperlihatkan kerutan menua di setiap kulit mulusnya. Lalu iris Mew menatap mata bulat Kana yag terpancar sayu.

"Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan phi? Kau membicarakan apa dengan Jj." Seru Kana, mengambil bulu mata Mew yang terjatuh tepat di bawah matanya. Kepala keduanya masih berdekatan, berjarak hanya seruas jari.

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Hanya diskusi kecil-kecilan saja. Ia sudah seminggu ku beri waktu untuk cuti."

"Cuti?" Alis Kana terangkat.

"Yah cuti. Sudah lama Jj tak mendapat cuti."

"Apa kau berkata jujur? Lalu kenapa Aj tak di beri cuti juga?" Tanya Kana, sedikit tak percaya dengan perkataan jujur namun penuh dengan kebohongan itu. Entahlah, apakah kalimat tersebut jujur atau tidak. Kana hanya perlu memastikan dua kali jika berbicara dengan Mew untuk kali ini.

Mew tersenyum, lalu kembali mengecup bibir menggoda Kana. Hanya mengecup tidak lebih. "Aku memberi Jj cuti untuk membiarkannya berkencan mencari wanita. Jika Aj jelas pria itu tak perlu ku beri cuti, tunangannya saja ada di Berlin." Ujar Mew santai.

Kana mengangguk-nganggukan kepalanya, apakah benar yang Mew ucapkan itu? Memang benar mengenai Aj yang sudah memiliki tunangan sedangkan Jj belum, tapi kehilangan Jj dan pembicaraan dadakan yang di lakukan Mew jelas terasa terburu-buru. Lagi pula memang ada benarnya juga sih untuk Mew memberi cuti kepada Jj, karena pria itu sampai sekarang pun masih belum menggandeng wanita sama sekali. Berbeda dengan Aj yang menjalankan hubungan jarak jauh dengan tunangannya, Berlin-Los angeles. Jelas dua negara yang berbeda yang mengharuskan keduanya berjauhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAFIA SHOT SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang