Kana masih teronggok dilantai dengan tatapan yang masih kosong. Hati dan otaknya seperti dilempari berton-ton batu di waktu yang bersamaan. Ia masih tak bisa mencerna semua itu. Sangat jelas sekali di telinga Kana kini, bahwa Mew masih berteriak seraya meraung-raung. Sementara tim medis sudah memenangkan Mew dengan menyuntikkan obat penenang. Yang lama kelamaan suara Mew semakin melemah dan mengecil.
Bersamaan dengan itu. Aj bersama Alexander yang masuk keruangan menatap pias pemandangan yang ada. Dengan Meta juga yang tengah menggandeng tangan mungil Natasya. Kana merasa nyawanya sudah ditarik di dalam tubuhnya, ia tak menyangka ini akan menjadi malapetaka yang amat menyeramkan.
"Mom," panggil Alex yang sudah berlutut di depan Kana, tatapan Kana sungguh kosong. Linangan Matanya terus saja berjatuhan.
"Mom," seru Alex kembali. Namun Kana lagi-lagi tak menyahut, Kana sungguh seperti tak memiliki nyawa.
"Mom!" ulang lagi Alex meninggikan suaranya. Di saat itu pula Kana menoleh, lalu memasang wajah hancur di depan Alexander. Kemudian Kana menghambur ke dalam pelukan sang putra.
"Sayang....daddy mu nak, Daddy mu." Kana mengatakan dengan suara yang tercekat parah oleh isakan tangis yang semakin mengeras.
Alex membalas pelukan itu, mengelus lembut punggung sang papa. Ia pun sama hancur, ia tak tau kronologis kejadian rincinya seperti apa. Tapi setelah melihat peristiwa yang tengah terjadi, Alex yakin seratus persen bahwa semua ini adalah kabar yang buruk. Yang mau tak mau semua orang harus menerimanya dengan lapang hati.
"Bisakah saya berbicara dengan keluarga tuan Mew?" ujar sang dokter yang sudah berhasil menenangkan Mew menggunakan aksen Inggris yang sangat fasih.
Kana langsung tersentak dari lamunannya, lalu setelah itu ia bangkit dengan keadaan yang sudah hancur. Di bantu dengan Alex yang menuntun Kana untuk tetap berdiri tegap. Kana masih amat terguncang.
"Ya...ya saya suaminya." balas Kana, meremas baju Alex dengan kuat. Menahan rasa sakit yang amat mencekik kerongkongannya.
"Bisa temui saya di ruangan saya? Ada yang perlu saya jelaskan dengan detail." tutur sang dokter. Yang justru membuat Kana menatap mata Alex dengan penuh ketakutan.
Kana mengigit bibirnya kuat, tubuhnya benar-benar masih bergetar. Lalu setelah itu ia mengangguk.
"Baiklah. Saya tunggu anda di ruangan saya." serunya, seraya meninggalkan ruangan di ikuti para tim medis lain.
Kana sekali lagi menatap wajah Mew. Pipinya masih terlihat basah, pasti semua ini benar-benar membuatnya terguncang. Kana yang mengetahui hal tersebut saja sudah kalap dan sudah tak tau caranya untuk berucap, apalagi Mew. Oh tuhan....Sebenarnya apa lagi ini.
"Mommy akan menemuinya." ucap Kana akhirnya.
"Alex akan menemani, mommy." balas Alex yang di terima anggukan oleh Kana.
Beru beberapa langkah Kana mengambil langkah bersama Alex yang memapah Kana. Tangan Kana tiba-tiba saja langsung di isi oleh jari-jari mungil yang sukses membuat hati Kana teremas sempurna.
"Mommy..." cicitnya, menahan kesedihan.
Kana urung untuk berbalik, ia masih melipat bibirnya. Astaga putri kecilnya, sebelum berbalik Kana terlebih dahulu menghapus air matanya, lalu menarikkan bibirnya ke atas.
"Hey sayang," sapa Kana akhirnya dengan senyuman yang sangat menyakitkan. Senyumannya terlihat di paksakan untuk kuat.
"Mom. Daddy...." lirihnya, matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.
"Don't worry, babe. Daddy baik-baik saja, oke?" dusta Kana, masih mempertahankan senyumnya.
Natasya menoleh. Melihat Mew yang tengah memejamkan matanya. Jelas sekali ketika tadi Natasya masuk bersama dengan Alex dan Meta, Natasya melihat semua orang sudah kalang kabut dan Natasya tidak bodoh untuk menyadari semuanya bahwa saat ini bukan hal yang harus di katakan baik-baik saja. Apalagi dirinya melihat Mew dan Kana menangis. Namun walaupun begitu, Natasya memilih tersenyum tipis lalu berucap. "Oke. Semuanya akan baik-baik saja, mom." ucapnya mengelus punggung tangan besar Kana menggunakan jempol mungilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA SHOT SEASON 2
Hayran Kurgu(JANJI FOLLOW AKUN INI SETELAH BACA APAPUN STORY DARI AKUN INI. TAK KENAL MAKA TAK SAYANG) Bagaimana jadinya jika seseorang yang tadinya sangat membenci kata 'mafia' malah terjun di dunia sindikat kejahatan itu sendiri karena satu dendam? Dan bagaim...