7. Jealous (2)

1.2K 234 35
                                    

🍂🍂🍂

Nala tiba di CandleLight, walaupun ia sempat terkejut melihat rekan sesama dokternya tengah makan malam bersama di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nala tiba di CandleLight, walaupun ia sempat terkejut melihat rekan sesama dokternya tengah makan malam bersama di sana. Matanya sempat menangkap sosok Keenan yang saat itu juga melihatnya lewat. Namun, Nala merasa kesalnya berlipat ganda saat pria itu seolah-olah enggan menyapanya.

Karena merasa tidak disapa, Nala pun memutuskan untuk berlal begitu saja. Ia juga bertingkah sama, seolah tidak perduli dengan teman yang ada di sana.

Langkahnya langsung menuju ke atas, ke ruangan Kayara, di mana Attar –adis sepupunya- berada.

"Kak Nalaaaa...." Melihat orang yang ia tunggu tiba, Attar langsung menghambur menarik tangan gadis tersebut, lalu membawanya duduk di sofa.

"Apaan sih, Tar? Kali ini apa lagi?"

"Aku mau cerita, tapi janji jangan dimarahin."

Nala menaikkan sebelah alisnya. Tatapannya lurus pada iris Attar, dan itu jelas membuat nyali pria itu ciut seketika. "Masalah apalagi sih, kamu enggak capek bikin Papa sama Mama kamu pusing?"

"Justru karena nggak mau bikin Papa sama Mama pusing, makanya aku ceritanya sama Kakak."

"Makanya apa?! Cewek kamu mau tas lagi? atau kali ini mau baju, rumah atau mobil?"

"Bukan, bukan masalah cewek intinya. Aku mau cerita, motor aku kurang 1."

"Maksudnya?"

"Aku kalah balapan, jadi motorku aku kasih ke teman."

Nala masih memasang wajah datar. "Bukannya kamu balapan emang udah dari SMA? Terus kenapa masih pusing masalah motor, kan biasanya taruhannya emang motor."

"Iya sih. Tapi masalahnya, besok aku mau jalan, motor yang aku beli belum sampai rumah, katanya bisa diantar 2 sampai 3 hari lagi."

"Terus, yang gawatnya dimana?"

"Yang gawat itu, aku nemu cewek yang enggak suka sama aku. rencananya besok mau pepetin dia. Kalau aku naik mobil, ntar dia risih, jadi pengennya aku mau ajak dia jalan naik motor."

Rasa kesal Nala yang memang sudah ada sebelum ia menemui Attar, kini semakin meninggi. Mendengar berita penting yang tidak sesuai ekspektasinya, membuat Nala geram seketika pada adik sepupunya tersebut.

"Kamu mau solusi dari aku?"

Attar mengangguk dengan wajah penuh harap.

"Aku pinjamkan motor Mang Aca, mau? Kebetulan motor bebek dia nganggur di rumah."

***

Keenan sengaja tidak pulang saat teman-temannya selesai makan malam. Posisinya masih duduk di meja, dan pandangan tertuju ke arah tangga restoran.

Sebenarnya, perasaan kesal terhadap Nala masih bisa ia rasakan. Namun untuk mendefinisikan perasaan tersebut selain dengan kata kesal, Keenan benar-benar tidak mengerti. Bahkan untuk hal konyol yang ia lakukan sekarang pun, ia tidak menyadari.

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang