Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nala berlari keluar ruangan saat mendengar salah satu pasiennya sesak napas dan kejang. Gadis itu langsung mengambil penanganan hingga membuat beberapa pasien yang berada di kamar yang sama heboh.
Setelah berjuang menormalkan kondisi pasien, Nala langsung menyuruh Koas yang bersangkutan untuk ikut ke ruangannya.
"Kamu enggak bisa baca alat suntik? Bukannya saya sudah bilang di awal, bahkan di berkas juga sudah tertera, jika obat disuntikkan dengan dosis 3 ml. Kenapa bisa lebih?"
"Enggak lebih kok dok, tadi-"
"Kamu mau bohongin saya dengan cara apa? Kondisi pasien stabil, setelah kamu kasih obat di infus, dia kejang dan sesak napas. Kamu pikir apa yang salah? Tiang infusnya?"
Koas itu tertuntuk diam. Ia sama sekali tidak berani menyahut Nala yang sedang mengomel.
Reputasi Nala mencuat sejak minggu pertama kedatangannya di RS Medica. Ia dikenal sebagai dokter yang ramah pada pasien, tegas pada para dokter muda, dan dingin pada sesama rekan kerja.
Dokter cantik itu hanya keluar ruangan ketika ada perlu, anti ikut julid bersama para perawat, dan hanya bisa santai saat bersama orang-orang tertentu saja.
"Aku lihat kemarin dr. Nala gandeng dr. Angga. Gila, mainnya sama dokter senior," ujar salah seorang perawat bernama Ema.
"Ah yang bener kamu, Em. Tapi kata si Rika, dia lihat dr. Nala peluk dr. Nathan di basement."
Mata Ema semakin melebar. "Hah? Peluk dr. Nathan? dr. Nathan kan udah nikah, kok peluk-peluk cewek lain sih."
Perawat bernama Gina kemudian memajukan kepala dan memberi isyarat agar temannya yang lain mendekat. "Gue kemarin dengar dr. Sania curhat sama si Koas sepupunya itu. Katanya, dr. Keenan sama dr. Nala itu pacaran."
Asyik bergosib ria, hingga mereka tidak sadar jika Keenan sudah ada di belakang mereka menguping pembicaraan. "Ada masalah, kalau saya sama dr. Nala pacaran?"
Kedua perawat itu langsung terdiam.
"Kerjaan kalian sudah selesai? Ini masih siang, jam pulang masih lama."
Tanpa basa-basi, Gina dan Ema langsung kabur menjauh dari Keenan. Sementara pria itu hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat kelakuan dua perawat tersebut.
***
Jam makan siang tiba, Nala berjalan menuju kantin masih dengan ekspresi datar. Saat ia tengah menikmati makanannya, Dion tiba-tiba duduk di hadapan Nala dan membuat gadis itu terkejut.
"Sendirian aja, Nal?" tanya Dion dengan niat basa-basi. Nala hanya meresponnya dengan anggukan kecil, sambil mempercepat makan.
Ketika keduanya diam dengan Dion yang terus curi-curi pandang. Nala merogoh ponselnya yang sempat berbunyi. "Halo, iya Fab?"