🍒🍒🍒
Setelah bergelut dengan kesibukan tanpa jeda dari tadi malam, Keenan dan Nala akhirnya bisa istirahat pada jam 7 pagi. Sepanjang malam, keduanya berusaha membuka mata dan memelihara konsentrasi agar bisa fokus saat mengobati pasien.
Pagi ini, mereka memutuskan untuk tidak langsung pulang, melainkan istirahat sejenak di ruangan Keenan. Nala merebahkan pundak lelahnya pada sofa, sementara Keenan yang duduk di sampingnya sibuk berpikir.
Tatapan Keenan beralih mengarah pada Nala, dilihatnya pelipis Nala tengah berpeluh, wanitanya sedang lelah, itulah yang saat ini yang Keenan tahu. Tanpa banyak kata, pria itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan tanpa berniat membangunkan sang istri yang nampak terlelap, Keenan melangkah keluar ruangan.
Beberapa saat melelapkan kesadaran, Nala kini membuka matanya perlahan, dicarinya Keenan dengan menyapukan pandangan pada seluruh ruangan. Sempat hendak menelpon sang suami, wanita itu kemudian dikejutkan dengan kedatangan Keenan dari balik pintu.
"Sudah bangun?" Keenan mendekat lalu menyerahkan paper bag dan kopi.
"Kamu dari mana?"
"Dari bawah, aku beli sarapan, kamu pasti lapar."
Tangan Nala langsung meraih secangkir kopi hangat, ia teguk perlahan sambil memejamkan mata seolah berharap kopi mengalir di tenggorokan dapat menguapkan rasa penatnya.
Melihat hal itu, tangan Keenan terulur mengusap puncak kepala Nala. "Kasian banget cantiknya aku, pasti capek banget ya." Nala sempat terkekeh mendengar ucapan Keenan.
"Kalau capek cantiknya hilang nggak?"
Entah apa yang terjadi antara Keenan dan Nala, keduanya sadar jika mereka sama-sama merasa cringe dengan kemanjaan masing-masing, namun ini merupakan hal baru yang hanya bisa dirasakan oleh mereka.
"Kalau kata aku, kamu makin capek makin cantik, percaya nggak?"
Mendengar hal itu, Nala kembali salah tingkah dengan brutal, ia tersenyum tertahan sambil menepuk-nepuk pundak Keenan.
Mereka kira, adegan itu tidak ada yang menyaksikkan, namun nyatanya, di depan pintu, sejak Nala sibuk meminum kopi, Angga dan Nathan sudah berdiri tanpa suara.
"Kita salah timing nggak sih, Pa?" ujar Nathan sambil menatap jijik pada kembarannya, Nala.
Berharap sang Papa mendukung ucapannya, Nathan hanya bisa mendengus ketika respon Angga justru tersenyum konyol menatap Keenan dan Nala. "Manis banget gombalannya, nanti bisa Papa pakai buat Mama, siapa tau Mama juga bisa salting kayak gitu."
Sementara yang menjadi objek tontonan hanya menatap keduanya dengan wajah datar.
Seolah ingin kembali melanjutkan masa cutinya, Keenan dan Nala pun pulang ketika jam menunjukkan pukul 09.00 pagi. Keduanya bergegas membersihkan tubuh masing-masing kemudian bertemu lagi di ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again
ChickLit(Follow Sebelum Baca) 🍂🍂🍂 Keenan-Nala Season II 🍂🍂🍂