13. Lamaran

1.1K 196 25
                                    

🍂🍂🍂

Malam ini, di kediaman keluarga Pratama terlihat cukup ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, di kediaman keluarga Pratama terlihat cukup ramai. Saat langit sudah gelap, rombongan dari keluarga Keenan mulai berdatangan.

Angga dan Xabara menyambut calon menantunya itu dengan suka cita. Keduanya menjemput di depan pintu dengan senyum yang lebar. Begitupun dengan Alfi dan Kania, senyum keduanya tidak kalah cerah.

Jika para orang tua sedang bergembira, maka perasaan gugup luar biasa tengah dirasakan oleh Keenan dan juga Nala. Keduanya, walau di tempat terpisah, bahkan sama-sama merasakan pacuan debar yang berhasil membuat dada terasa nyeri.

Malam ini, Keluarga inti Keenan bertandang ke kediaman keluarga Nala dengan tujuan untuk mengutarakan maksud melamar putri bungsu dari keluarga tersebut. Hal itu tentu saja disambut dengan tangan terbuka oleh Angga dan juga Xabara.

"Sebenarnya, kemarin Nala cerita, katanya, Keenan mau ngajak dia nikah. Jujur, aku kaget banget, Fi," ujar Angga yang memulai pembicaraan dengan ringan.

"Aku juga kaget waktu Ken bilang dia mau nikah. Padahal sebelumnya dia enggak kelihatan dekat sama cewek."

"Loh, emang Nala enggak pernah diajak ke rumah, Ken?" Kali ini, Xabara bertanya pada sang calon menantu.

Ketika Keenan bingung memilih jawaban, sahutan itu dengan cepat didahului oleh Nala. "Nggak pernah, Ma. Ken nggak pernah ngajak Nala ke rumah, padahal Nala pengen banget ketemu sama Tante Kania."

Kania kemudian reflek menepuk pelan pundak Keenan. "Kan, apa Mama bilang, Nala pasti senang kalau diajak ke rumah."

Angga pun tidak mau kalah untuk memojokkan Keenan. "Takut ketahuan cewek lain kali, gitu nggak, Ken?"

Keenan jelas gelabakan, "Nggak Om, nggak gitu. Keenan nggak punya cewek lain selain Nala."

Senyum malu langsung menghias di wajah Nala, sementara mereka yang ada di ruangan tersebut hanya menanggapinya dengan tawa.

Menghabiskan waktu sekitar satu jam lebih untuk mendiskusikan acara Keenan dan Nala, akhirnya, acara lamaran disepakati akan diadakan lusa.

"Jadi, nanti lusa, kami bakal balik lagi dengan bawa rombongan keluarga besar." Alfi menyudahi pembicaraan dengan memperjelas perjanjian.

"Keenan sama Nala beneran siap kan, kalau lamaran lusa dan acara akad serta resepsi diadakan seminggu setelahnya?" Sekali lagi, Angga juga mencoba memperjelas persetujuan dari anak-anak mereka yang akan menikah.

Keenan dan Nala saling tatap beberapa detik, lalu keduanya sama-sama mengangguk yakin. Dengan berakhirnya pembicaraan malam itu, kedua keluarga pun berpisah. Kini, dengan malam yang masih tersisa, Nala memilih berbaring di kamarnya sambil menatap langit-langit dengan banyaknya pikiran.

"Nanti kalau nikah, gue masih perlu kerja nggak ya?" gumamnya pelan. Nala mulai berkhayal jika setelah menikah nanti, suaminya melarang untuk bekerja.

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang