1. Surprise

1.6K 200 19
                                    

🍂🍂🍂

Seorang pria tiba di Rumah Sakit sambil memapah salah satu temannya yang sudah berlumur darah di bagian kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria tiba di Rumah Sakit sambil memapah salah satu temannya yang sudah berlumur darah di bagian kepala. Ia berseru meminta pertolongan saat keadaan rumah sakit sedang sibuk.

"Tolong, dokter! Teman saya terluka," teriaknya dengan payah karena lelah.

Semua yang ada di ruangan tersebut bertambah panik, seorang dokter muda dan perawat sigap mendekat.

"Bapak, temannya kenapa, Pak?"

"Kepalanya kejatuhan balok, Sus, darahnya enggak mau berhenti netes."

Perawat itu kini melirik ke arah dokter muda yang terlihat bingung. "Panggil dr. Keenan," suruhnya pada koas tersebut.

"Dr. Keenan lagi ke luar."

"Keluar?"

"Siapkan ruang operasi, biar saya yang menangani." Suara dari arah belakang membuat keduanya menoleh cepat.

"Enggak dengar saya bilang apa? Siapkan ruang operasi. Pasien perlu penanganan cepat."

Koas itu terlihat bingung. Ia takut jika mengiyakan dan bertindak gegabah. "Tapi, dr. Ken-"

"Apa pasien harus menunggu lebih lama lagi?"

Koas itu kemudian mengangguk lalu berjalan cepat menyiapkan ruang operasi, sementara perawat diminta untuk mengantar pasien.

Dokter itu pun tidak ingin berlama-lama, ia langsung melangkah meninggalkan ruangan tersebut, lalu berjalan menuju ruang operasi.

Di sisi lain, ketika pasien baru saja keluar dari mobil ambulance, Keenan tiba di rumah sakit lalu bergegas masuk ke dalam. "Siapkan ruang operasi 1."

Seorang Koas yang mendatangi Keenan pun menjawab dengan terengah, "Ruang 1 lagi dipakai, dok."

"Di pakai? Siapa yang makai?"

"Ada operasi darurat Epidural Hematoma."

"Operasi darurat? Kenapa saya tidak diberitahu?"

"Anu, dok-"

"Saya yang bertugas hari ini, harusnya semua operasi hari ini adalah tanggung jawab saya, atau setidaknya dilakukan atas sepengetahuan saya."

"Kami semua juga tau itu, dok. Tapi, dokter baru itu ngotot mau operasi pasien."

"Kamu punya ponsel kan? Kenapa tidak telepon saya!" Suara nyaring Keenan mengejutkan Koas dan beberapa oragng yang masih berdiri di sekitar sana.

Koas itu langsung terdiam. Mulutnya bahkan tidak bisa ia gerakkan untuk menyahut. Ia blank seketika.

"Kalau ada sesuatu yang terjadi atas operasi tanpa izin ini, kamu yang harus bertanggung jawab." Keenan langsung berjalan masuk ke dalam, meninggalkan Koas yang masih mematung.

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang