Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah hari lamaran dilaksanakan, kedua keluarga mempelai terlihat sangat sibuk menyiapkan acara berikutnya. Tidak seperti pasangan lain, acara Keenan dan Nala terbilang punya waktu sangat singkat. Dari awal mereka mengatakan ingin menikah pada keluarga, jarak hingga ke hari acara hanya berselang kurang lebih satu minggu.
Tepat hari ini, hari akan dilangsungkannya acara bersejarah bagi pasangan tersebut. Tidak berat menyiapkan semuanya, karena mereka punya banyak kenalan yang bisa mengerjakan banyak hal untuk merampungkan acara hingga tepat waktu.
Sebut saja seperti Star, ia bahkan sudah jauh-jauh hari membuatkan adik bungsungnya gaun pernikahan. Dan tentu saja, Nala sangat amat senang dengan gaun tersebut.
Sesuai dengan rencana yang telah disepakati, pagi hari mereka akan melangsungkan akad yang mana diadakan di dalam ruangan. Dan setelah melewati fase mendebarkan tersebut, kini acara resepsi berlangsung malam hari dan diadakan di ruangan terbuka, sesuai keinginan Nala dan juga Keenan.
Nala tampak cantik mengenakan gaun berwarna putih, begitupun dengan Keenan yang terlihat gagah. Seakan tidak lelah memasang senyum di wajah, keduanya dengan ramah menyalami para tamu.
Keenan menoleh ke samping, ia melihat butiran keringat Nala di pelipis. Dengan cekatan, pria itu langsung mengambil sapu tangan pada saku celananya, lalu menyeka keringat wanita yang sudah sah menjadi istrinya tersebut.
"Aku keringatan ya," kekeh Nala sambil ikut menyeka. "Padahal harinya cukup dingin."
Keenan membenarkan anak rambut Nala yang sedikit jatuh ke wajahnya. "Kamu sih, mintanya acara outdoor. Risikonya ya masuk angin."
Tidak ingin membantah, karena sedikit banyaknya, suaminya berkata benar. "Mana perut aku sakit lagi."
"Perut kamu sakit? Emangnya tadi abis makan apa?"
Nala menggeleng lemah. "Malas makan. Aku cuma makan dessert."
"Tuh kan!" Orang-orang yang ada di dekat Keenan dan Nala jadi menatap mereka karena suara seruan Keenan yang nyaring.
"Kamu kebiasaan deh, Nal. Makan untuk keperluan tubuh kamu. Bukan makan kalau kamu mood." Suara Keenan memelan agar tidak lagi menarik perhatian.
"Kok kamu jadi marahin aku?"
"Aku nggak marahin kamu, aku khawatir."
"Aduh, udah deh. Jangan ngajak gelud dulu sekarang. Acara kita belum selesai nih."
***
Menghabiskan seharian penuh hingga jam di dinding menunjukkan pukul 1 dini hari, acara resepsi Keenan dan Nala akhirnya berakhir. Tadinya, pihak keluarga menyuruh pasangan baru itu menghabiskan sisa malam dengan tidur di hotel, namun Nala dengan keras kepalanya menolak.