🍂🍂🍂
Nala bangun pada pagi dengan langit yang masih gelap. Matanya sayu dengan kantung hitam di bagian bawah dikarenakan dirinya susah tidur.
Bukan karena tugas, bukan pula karena ada masalah yang membuatnya overthinking. Nala tidak bisa tidur karena memikirkan pesan terakhir Keenan tadi malam.
Pria itu mengingatkannya tentang sarapan dan juga bertanya tentang siapakah yang akan mengunjungi ke unit diantara keduanya.
Setelah melakukan percakapan singkat melalui chat, akhirnya Nala memutuskan untuk datang ke unit Keenan sebelum mereka berangkat bekerja.
Nala merasa gugup kali ini. Padahal, biasanya ia bisa melakukan kegiatan paginya tanpa beban. Entah mengapa, ajakan Keenan untuk sarapan bersama selalu bisa membuat senyumnya terangkat meski sudah berkali-kali ia tahan.
Setelah bersiap selama kurang lebih satu jam, kini Nala sudah siap pergi ke unit Keenan. Tanpa banyak kata, gadis itu langsung keluar unitnya lalu berjalan ke unit sebelah.
Nala hanya menekan bel sekali, tidak lama setelahnya Keenan membukakan pintu masih dengan hoodie dan celana training. Gadis itu pun menatapnya bingung.
"Kamu belum mandi? Ini udah mau jam berapa, kok belum siap?" tanya Nala.
Keenan sempat menyeka keringatnya dengan handuk kecil, lalu setelahnya ia menyahut, "Aku hari ini ada jadwal seminar. Jadi enggak ke rumah sakit."
"Seminar? Seminar apa?"
"Seminar rutin yang biasa aku isi sebulan sekali di kampus."
"Kok enggak bilang dari kemarin. Kan aku bisa sarapan di luar."
Keenan berhenti berjalan lalu berbalik menatap Nala dengan ekspresi datar. "Kan aku udah bilang, kemarin hari terakhir kamu enggak sarapan, apalagi makan fast food. Aku masih bisa masak."
"Tapikan jadinya ngerepotin kamu."
Lagi, Nala dibuat Keenan bungkam seketika saat pria itu berjalan dan berhenti di hadapannya. Tidak berkata apapun, pria itu hanya mengulur tangannya untuk menyentuh dan mengaitkan anak rambut Nala ke belakang telinga. Dan, jangan lupakan senyum tipis yang selalu mampu membuat Nala jatuh berkali-kali sejak dulu.
"Aku bikin sarapan, kamu aku mintai tolong. Boleh?"
Nala reflek mengangguk polos.
Melihat respon gadis itu, Keenan berusaha menahan senyumnya. "Good girl. Sekarang aku mau mandi dulu. Tugas kamu, tolong siapin pakaian aku, bisa?"
"Ppap...pakaian kamu?"
"Iya, Sayang, di kamar. Kamu masuk aja, nggak dikunci kok. Closet aku ada di pintu sebelah kiri." Keenan mengatakannya sambil berjalan menuju kamar tamu. "Aku mandi di kamar tamu. Kamu bisa bebas ngatur pakaian aku di kamar."