~Delapan~

23 4 2
                                    

Jgn lupa vote dan comen







"Baiklah anak anak,pelajaran cukup sampai disini. Minggu depan belajar bab selanjutnya, mengerti?" ucap Bu Mariska,guru bahasa Indonesia SMA swasta Bima Sakti.

"Mengerti Bu." Jawab serempak anak 10 IPS 1.

Setelah Bu Mariska keluar kelas,anak 10 IPS 1 mulai berhamburan keluar dari kelas. Ada yang pergi ke kantin,toilet,duduk didepan kelasnya,bergosip,dan bahkan ada yang memilih untuk memojokan diri untuk tidur.

Karena sekarang memasuki istirahat kedua,dimana waktu makan siang bagi mereka dan waktu istirahat mereka untuk tidur.

"Abi,kantin yuk!" Ajak Avril

Abi menggeleng kan kepalanya sebagai jawaban menolak ajakan Avril. Abi memilih melanjutkan membaca novel yang sempat ia tunda tadi karena bel masuk sudah berbunyi.

"Ah Abi... Temenin Avril ayo... Abi ayo... Avril laper,Abi ga kasian?" Rajuk Avril memasang puppy eyes memelas nya.

Abi menghela nafasnya,"yaudah,kali ini aja." Ucap Abi.

Abi meletakan kembali novelnya kedalam laci mejanya. Sedangkan Avril memamerkan sederet giginya dan beranjak dari tempat duduknya menggandeng tangan Abi keluar kelas.

Abi merasa risih sejak ia keluar dari kelasnya. Tatapan dari teman kelas lainnya dan juga kakak kelasnya membuat Abi takut sendiri.

Ini pengalaman pertama baginya keluar dari kelas dijam istirahat,bahkan ini diluar ekspektasi nya yang ternyata keluar dari kelas adalah hal terburuk yang ia alami.

"Itu siapa si?"

"Eh eh abira kan itu?"

"Adik kelas yang aneh itu ya?"

"Biasa aja,yang ada sok kecakepan."

Begitulah bisikan bisikan yang dapat Abi dengar. Ia tidak suka menjadi pusat pembicaraan. Bodohnya Abi yang mau terkena ulah rayuan sahabatnya.

"Ini semua karena Avril!" bisik Abi kesal.

"Hah?"

"Gara gara Avril, sekarang Abi jadi tontonan mereka tau." Ucap Abi pelan.

Avril menoleh melihat sekelilingnya,benar ucapan Abi. Banyak siswa sisiwi yang berada diluar kelas atau yang sedang berada di lapangan menatap ke arah mereka.

Ada yang menatap nya tidak suka,terkagum kagum,dan juga ga tatapan yang sulit diartikan.

Namun,Avril tetaplah Avril. Ia tidak ingin menghiraukan tatapan mereka. Avril memilih menarik tangan Abi dan melangkah kan kakinya lebih cepat.

Cacing didalam perutnya lebih penting sekarang daripada tatapan dari teman atau kakak kelasnya yang tidak berguna.

"Lo harus punya sikap bodo amat,Bi." Ucap Avril.

"Emang kenapa?" tanya Abi.

Avril menepuk jidatnya."Nanti Lo bakal tau sendiri kenapa Lo harus punya sikap bodo amat. Sikap bodo amat ga akan merugikan diri Lo kok."jelas Avril.

Abi hanya mengangguk anggukan kepalanya saja.

Setelah sampai didepan pintu kantin,langkah kaki Abi terhenti begitu saja membuat Avril menatapnya heran.

"Apa lagi si,Bi?" Tanya Avril.

Abi diam,ia tidak nyaman dengan keramaian yang terjadi di kantin.

Avril menarik tangan Abi dengan paksa. "Ayo Abi! Perut gue tuh udah laper!"

Abi mencoba menahan kaki nya,tetapi tarikan Avril jauh lebih kuat dari pada tenaganya.

"Lo mau makan apa?" tanya Avril.

Mata Avril tak bisa lepas dari kedai kedai kecil yang berjejer khusus di kantin dengan rapi. Bahkan tatanan meja kursinya terlihat enak dipandang.

Ada berbagai macam aneka makanan,seperti kedai batagor dan siomay,kedai mie ayam dan bakso,kedai ketoprak,kedai burger dan kebab,kedai cemilan,dan juga kedai aneka macam minuman.

"Abi,Lo mau makan apa?" Ulang Avril

Abi yang sedang melamun langsung menoleh ke arah sahabatnya.

"Apa?"

"Samain kaya Avril aja." jawab Abi.

"Oke!"

Avril membawa Abi kedekat kedai ketoprak yang sedang begitu ramai mengantri.

"Pak, ketoprak nya 2 ya sedeng ditambah tahunya!" Teriak Avril memesan ketopraknya.

"Siap neng!" jawab pak Dadang,penjual kedai ketoprak.

Avril kemudian melihat ke arah kedai minuman,rasanya Abi harus membeli minuman lebih dulu agar tidak begitu lama ketika mengantri dan mereka tinggal makan.

"Lo mesen minuman deh bi,es teh 2. Gue tunggu ketopraknya." Ujar Avril.

Abi menatap horor ke arah kedai minuman itu yang memang tidak begitu ramai namun didepan kedai itu banyak sekumpulan kakak kelasnya.

"Tap-"

"Enggak papa. Disana ga ada singa yang mau makan Lo." Potong Avril.

Abi menghela nafasnya,ia mengiyakan saja permintaan Avril.

Abi berjalan dengan percaya dirinya,melupakan tentang keramaian itu dan masuk kedalam kedai minuman.

"Em Bu,es teh nya 2 ya." ucap Abi pelan.

"Iya dek,tunggu sebentar ya biar ibu siapkan." jawab Bu Ratih,penjual kedai minuman.

Sambil menunggu minumannya siap,Abi merasa gelisah. Ia memainkan jari jarinya agar tidak merasa takut lagi.

Tak lama pesanan es tehnya telah siap.

"Berapa bu?" tanya Abi

"6 ribu rupiah dek." Jawab Bu Ratih.

Abi mengeluarkan uang selembar 10 ribu dan memberikannya ke pada Bu Ratih.

"Tunggu ya dek,ibu ambil kembalian nya dulu." Kata Bu Ratih.

"Gausah bu,kembaliannya buat ibu aja." Tolak Abi dengan seulas senyuman.

"Tapi dek.." ucap Bu Ratih tak enak.

"Abi ikhlas Bu,ga baik loh menolak rezeki."

Bu Ratih tersenyum,ia merasa diberkati dengan ini.

"Makasih ya dek." Abi mengangguk.

Abi meraih 2 cup es teh yang ia pesan dan keluar dari kedai minuman itu.








🐾🐾🐾

Fakesmile ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang