"Lo suka novel,Bi?" Tanya Cello.
Abi mengangguk dengan posisi berdiri diantara rak rak berisi berbagai macam novel.
"Menurut Abi,novel itu lebih indah dari hidup Abi." jawab Abi,membuat Cello mengangkat alisnya bingung.
"Lo ada masalah?" tebak Cello.
Abi terkekeh. "Bukannya setiap manusia itu pasti selalu punya masalah kak? Entah lah,tapi setiap Abi baca novel hati Abi berasa lebih tenang."
Saat ini mereka sedang berada di toko buku langganan Abi. Hampir setiap 2 bulan sekali Abi selalu rutin datang ke toko buku ini hanya untuk membeli novel best seller yang selalu menjadi incarannya.
Seperti novel berjudul Ayo Putus,Alvaska,Retak dan novel terbaru lainnya yang sudah menjadi trending untuk gadis seumuran nya.
Sedangkan Cello sendiri? Ia hanya menemani Abi,ralat memaksakan diri agar boleh ikut menemani Abi membeli novel dengan alasan sekalian mencari angin.
Cello hanya tersenyum tipis melihat wajah polos Abi tanpa make up itu,terlihat pucat namun sangat cocok untuk gadis seusianya.
Ia pikir,gadis yang seumuran dengan Abi hanya suka bermain dengan gadget, menonton film drakor atau sekedar shopping untuk berfoya foya. Namun ternyata,masih ada gadis yang gemar membaca, seperti Abi.
Tidak Cello salahkan,karena selama ini perempuan yang selalu dekat dengannya selalu berwajah menor lengkap dengan make up tebalnya padahal usia mereka masih terbilang belia.
Satu hal lagi yang Cello baru ketahui dari Avril,sahabat Abi. Jika ternyata,selama 15 tahun Abi sama sekali belum pernah berpacaran,jangankan untuk berpacaran berdekatan dengan lawan jenisnya saja Abi selalu menghindar karena Abi lebih suka dengan dunianya sendiri.
Flasback on-
"Lo ada suka ya kak sama temen gue?"
Cello langsung menatap Avril tak percaya. Bisikan Avril membuat dirinya tertegun.
Avril terkekeh melihat ekspresi Cello yang diam namun pipinya terlihat merah merona seperti tomat. "Gue bisa liat cara pandang Lo ke Abi itu beda." lanjut Avril.
"Maksud Lo?"
Avril menghela nafasnya. "Lo gengsi?" tanya Avril.
"Gue ga ada suka sama dia." jawab Cello dengan membuang wajahnya.
Jika dikatakan jujur memang Cello tidak memiliki rasa suka ataupun cinta pada Abi,hanya saja saat pertama kali ia melihat Abi ada rasa ketertarikan yang membuat Cello ingin berdekatan dengan Abi.
Dirinya sendiri pun bingung, keterkaitan apa yang dimaksud dari dalam dirinya. Rasa sayang kah atau karena gadis itu memiliki ikatan saudara dengan sahabatnya,Vania.
"Lama kelamaan juga Lo bakal punya rasa sama dia. Jujur aja kalo gue cowok,gue juga bakal suka sama Abi." ucap Avril.
Cello menoleh ke arah Avril,sedangkan Avril tersenyum kecil.
"Menurut gue,Abi itu cewe yang beda dari lainnya. Disaat cewe lainnya lebih suka hangout atau buang buang uang buat shopping, justru Abi milih buat nabung." cerita Avril.
Cello mencoba mendengar nya dengan baik. Rasa penasaran dari hidup Abi membuat Cello memilih mendengarkan Avril bercerita.
"Disaat cewe lain berlomba lomba belajar dandan biar dapetin pacar, justru Abi milih belajar dirumah atau milih baca novel kesayangannya itu yang kadang bikin gue kesel."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fakesmile ( On Going )
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] Ayah,Abi ingin bercerita tentang hujan malam ini.Dinginnya menusuk kalbu menebus rindu. Bisakah ayah menyeka airnya ? Bukan air hujan yah,tetapi air mata Abi yang menetes sebab rindu ini. - Pinterest.