part 8

43 14 4
                                    


"Gua nggak mau tau kalian harus cari seseorang yang sangat mengerti dengan pertanyaan salwa, hari ini juga!" Adit berkata setelah meneguk anggur merah miliknya yang sudah hampir habis di gelas. Mereka berpesta alkohol di salah satu rumah milik adit yang di beli oleh adit dua bulan lalu.

"Yaelah dit, searching aja! Ngapain harus cari cari orang dan hari ini harus ada lagi, RIBET!" Kata Jeffry berjalan membawa dua buah botol anggur menuju meja tempat mereka pesta. Adit tidak merespon perkataan Jeffry ia justru meminta Jeffry menuangkan anggur di gelasnya.

"Iya dit, mahal lagian juga kalo lu cari orang buat menjelaskan telur sama ayam itu!" Satria berbicara sambil berbaring di sofa dia sudah mabuk parah.

"Ahh goblok si adit kan orang kaya! Banyak duit!" Kata Hasto yang sudah mabuk namun masih sadar.

"Gimana si lu sat, gua kan lagi jalanin misi! Ya ini kesempatan gua, gua mau buat dia terkagum kagum sama gua!" Adit ikut menoyol kepala satria yang sudah pusing.

"lagian juga nggak masalah untuk seorang adit mengeluarkan uang yang banyak buat hal sepele, ya kan dit?" Kata Hasto menambahkan perkataan dirinya tadi.

"Dengerin gua! Buat kalian yang bisa datangi orang yang gua maksud, kalian bebas minta apa aja dari gua!" Kata Adit menaruh gelasnya, dia merasa sudah cukup banyak ia meminum anggur itu.
Mereka yang tadinya tepar berubah bersemangat.

"Mau apa aja nih? Bebas?" Jeffry melihat kearah adit yang masih sadar.

"Iya! APA AJA!"

"Kalo gua bisa datengin terus gua minta beliin hp yang baru rilis kemarin gimana?" Kata Hasto meminta hp keluaran terbaru dari merk ternama yang harganya sama dengan dua sepeda motor.

"Iyaa boleh.."

"Asik, gua cari tau dari sekarang!" Hasto membuka hp miliknya dari kantong dan mencari tahu tentang orang yang di maksud adit.

"Gua juga ah, tapi gua kalo dapet mau mentahannya aja dit. Duit hahah" kata Jeffry juga ikut mencari informasi.

"Tentu aja gua juga mau, kalo gua.. em gua mau..." satria tidak kuat melanjutkan perkataan nya karena dia sudah mabuk parah.

Sekarang jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Namun Adit sudah sampai di parkiran sekolah, ini adalah rekor baru untuk Adit, sebelumnya dia belum pernah datang se-pagi ini. Sepertinya dia benar banar niat ingin membuat salwa jatuh cinta padanya, jelas niat karena kan cuma Salwa yang tidak suka dengan dirinya. Setelah melihat mobil Salwa datang Adit menghampiri dan menghadangnya. Di dalam mobil Salwa nampak kaget dan bingung dengan tingkah laku orang yang dia lihat dari dalam mobilnya.

"Kamu apa apaan sih? Nanti kalau saya nabrak kamu gimana? Jadi manusia kok suka banget buat masalah!" Salwa berkata setelah membuka kaca mobilnya lalu berkata dengan nada suara kesal.

"Keluar!" Adit bersuara keras, tapi wajah dan tubuh nya masih terlihat cool.

"Ada apa sih? " Salwa turun dari mobilnya lalu menghampiri adit.

"Nggak lupa kan sama hari ini?" Wajah Salwa yang tadinya melihat kearah sembarang kini menatap adit dengan kedua mata melebar. Buru buru Salwa memutar otak mencari jawaban, dia tersenyum lalu berkata.

"Jawaban dari pertanyaan kamu adalah orang rajin yang tertunda, karena sebenarnya kita itu rajin hanya saja rasa malas itu belum bisa dikalahkan" Adit yang tadinya ingin duluan menjawab pertanyaan dari salwa terdiam mendengar salwa menjawab duluan.

"Salah" kata adit memasang wajah cool nya, dan membenarkan dasi miliknya.

"Loh.. " Salwa bingung.

"Dengerin jawaban gua, jika dilihat dari evaluasi ayam purba, maka seharusnya telur yang ada lebih dulu, namun bukan ayam modern, melainkan telur dari spesies peralihan antara tyrannosaurus ke ayam purba. Hal ini di perkuat dengan penelitian sempel DNA yang menunjukkan bahwa ayam purba masih keluarga dinosaur Tidak sia sia Adit semalaman menghafal jawaban yang ia dapat dari seorang ahli dalam hal ini. Kata demi kata yang Adit ucapkan sama persis dengan ucapkan sang profesor. Salwa terdiam, wajahnya nampak kaget saat mendengar Adit dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Salwa menutup mata sebentar berpikir apa yang harus dia lakukan. Salwa belum siap berteman dengan Adit, kamarin saja baru di tolong sama Adit dia sudah merasakan hal yang aneh bagaimana nanti kalau berteman.

"Kedua. Perlu diingat bahwa ayam modern terbentuk pada rentang waktu evolusioner yang sangat lama. Spesies ay~~"

"Cukup cukup, jawaban kamu benar. Bahkan benar sekali, tapi perjanjian kita kan yang jawab duluan bukan yang jawab benar. Ya kan? Dan saya jawab duluan! Berarti saya yang menang dan kamu kalah!" Adit melongo wajah cool nya sampai tidak terlihat, Salwa tersenyum lalu masuk mobil.

Tin tin tinnnn

Salwa menekan klakson mobil menyuruh Adit untuk tidak menghadangnya. Adit melangkah mundur lalu menepi, wajah Adit masih melongo dia tidak habis pikir bahwa Salwa jauh lebih pintar darinya.

"Sial, ternyata dia lebih pinter dari apa yang gua kira" masih dengan keadaan tidak percaya.

Adit membalik kebelakang melihat kearah teman temannya yang sedari tadi memperhatikan dia dan Salwa dari kejauhan. Teman teman Adit menaikkan kedua jempol mereka sambil tersenyum. Adit menjawab dengan mata elang yang dia miliki, teman teman nya saling menatap, lalu mereka berlari menyusul Adit.

"Dit, kita kan udah sepakat nih buat permintaan itu bareng bareng karena kan kita nyarinya bareng bareng" Hasto memulai pembicaraan setelah sampai di samping Adit.

"Iya benar!" Kata Jeffry dan Satria berbarengan. Adit memberhentikan langkahnya, diam sejenak lalu melihat satu persatu teman nya dengan mata tajam.

"Kenapa?" Tanya mereka semua, Adit menarik napasnya lalu menghadap lurus kedepan.

"Mau tau kenapa? Nggak ada permintaan apapun!" Melangkah lagi pergi meninggalkan mereka.

"Hah? Maksudnya gimana sih dit? Lu kan udah janji" Jeffry menyusul Adit, Satria dan Hasto menyusul juga.

"Iya udah janji juga, semalam juga kita sampe nggak tidur, gara gara lu minta kita nungguin lu ngapalin jawaban dan sekarang lu bilang gitu, ingkar janji banget" protes Satria, Adit mengepal tangannya emosinya memunjak, Adit meremas kerah seragam Satria, Jeffry dan Hasto berusaha menenangkan Adit.

"Eh eh eh dit, apaan sih lu! Kenapa sih?" Kata Hasto menarik Adit untuk memisahkan mereka, sedangkan Satria nampak ketakutan dengan perlakuan Adit.

Adit melepas dirinya dari Hasto yang memegang pundaknya. Adit merapikan seragam, menarik napasnya lagi.

"Hati hati lu kalo ngomong! Gua bukan orang yang suka ingkar, rencana ini gagal. Permintaan kalian juga harus gagal, kalian nggak becus cari orang nya, masa dia nggak kepikiran sama perjanjiannya. Yang jawab duluan bukan yang jawab bebar, orang yang kalian bawa BEGOK! Katanya profesor tapi begok" setelah berucap Adit pergi meninggalkan parkiran.

"Wuhh yang begok dia, kan dia yang ngasih perjanjian" Satria melihat kanan dan kiri kearah Jeffry dan Hasto.

"Nyalahin orang lain aja bisanya, untung aja gua lagi bisa kontrol emosi kalo nggak wahh abis dia!" Lanjut Satria kesal.

"Stt! Nggak usah banyak bacot sat, ceming banget muka lu tadi, hahaha" Kata Hasto tertawa, Jeffry ikut menertawakan Satria yang beraninya cuma banyak bicara, tapi kalau Adit merespon dia ketakutan.

Bersambung....

Jangan lupa untuk vote dan comment, thanks for 2,3k !!!!

Sampai jumpa di part selanjutnya!

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang