part 16

32 13 6
                                    

______________________________________________

"Adit!" Adit menghiraukan itu ia terus berjalan menaiki anak tangga.

"Adit tunggu nenek sebentar! Nenek mau ngomong!" Nenek menghentikan langkahnya karena tau Adit sepertinya tidak ingin berbicara dengannya.

"Padahal nenek cuma mau mengingatkan kamu doang  besok ulang tahun mama kamu. Tapi sepertinya kamu masih sama seperti tahun tahun lalu tidak peduli"

Adit melempar tasnya ke ujung sudut kamar lalu membanting begitu saja tubuhnya di kasur. Memandang langit langit kamarnya sebentar lalu mengusap kasar wajahnya.

"Aduh! kok jadi gini sih?" Adit mengeluh dengan perasaan nya kini.

"Gimana kalo nanti Jeffry, Satria sama Hasto tau gue suka sama Salwa?" Tanya pada dirinya sendiri.

"Nggak nggak! Ini bukan rasa suka! Bukan!" Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang dia rasakan bukan rasa cinta.

Saat mata nya terpejam Adit buru buru membuka mata nya lagi saat wajah Salwa muncul lagi.

"Siallll gue bener suka dia"

"Tapi apa iya? Kayanya nggak mungkin" bangkit lalu melipat kedua kakinya. Dia diam melihat luar jendela lalu setelah itu dia bangkit berjalan menuju balkon.

"Besok kayanya gue harus selesain masalah ini. ternyata bayang bayang muka dia yang selalu ada di pikiran gue itu.. Karena, karena gue suka dia bukan karena dia guna guan gue." Kata Adit lalu membanting tubuh nya lagi ke ranjang.

*******

"Erika!" Sapa Rara pada Erika yang sedang khusuk melihat layar hp.

"Ada apa sih? Dari tadi aku liat semua orang pada lihat hp" Rara berdiri di depan Erika duduk.

"Sst...!" Dia menyuruh Rara untuk duduk di sampingnya setelah Rara sudah duduk dia menodongkan hpnya. Rara menyaksikan dengan hikmah video itu.

"Gila kak Salwa! Sampai nekat, benar benar nggak menyangka dia bisa kaya gitu"

Ternyata kemarin ada yang merekam video Adit dan Salwa bertengkar, namun video itu seperti sudah di cut  oleh seseorang. Video itu menayangkan Adit yang kesal oleh tingkah laku Salwa yang memberikan coklat dan surat di mobilnya, Adit berkata bahwa Salwa meng-guna guna dirinya dan pada akhirnya Adit kesal lalu mendorong Salwa. Adit membiarkan Salwa meringis kesakitan. Entah bagaimana mana pelaku itu bisa memotong dan menyambung kan video itu menjadi seakan akan nyata terjadi.

Baru turun dari mobil dia melihat ada perempuan yang memanggil namanya.
Dahi Adit berkerut saat melihat Laura datang kepadanya dengan wajah penuh amarah. Laura merealisir nafasnya yang sangat tidak terkendali karena amarah.

"Emang manusia nggak punya hati!" Dahi Adit berkerut lagi dia tidak paham dengan perkataan yang di tunjukkan untuknya.

Adit berjalan ke samping kanan Laura berharap tidak bertemu orang aneh ini lagi. Laura menarik tas Adit kencang  namun tidak membuat Adit berhenti. Adit masih bisa berjalan walau tangan Laura memegang tasnya kencang, Laura pun ikut terseret berjalan.

"Pasti hari ini Salwa nggak masuk!" Kalimat itu mampu membuat Adit berhenti secara mendadak. Berhenti secara mendadak itu juga mampu membuat Laura menabrak tubuh Adit yang jauh lebih tinggi darinya.

Adit berbalik kini tatapan nya melihat wajah Laura.

"Maksudnya gimana?" Tanya Adit yang masih tidak mengerti dengan perkataan Laura. Laura tersenyum dengki pada Adit.

"Maksudnya giaman? Maksudnya gimana?" Suara Laura seperti meledek Adit yang bertanya persis seperti itu.

"Apa sih? Ngomong yang jelas!" Kata Adit mulai kesal dengan tingkah Laura.

Laura tidak menjawab pertanyaan Adit, dia diam sambil mengesampingkan Adit.

"Kenapa bisa bilang Salwa nggak masuk hari ini?"  Tanya Adit sekali lagi. Laura mendekat ke Adit, menganalisis apakah Adit memang tidak tahu menahu.

"Nggak tau video yang lagi rame dari semalam? Apa pura pura nggak tau?" Adit menggeleng sekaki lagi tidak mengerti.

"Nih!!!!!" Menunjukkan video itu kepada Adit.

Raut wajah Adit berubah yang tadi penasaran kini menjadi emosi. Melihat Laura sekilas lalu melihat video itu lagi.

"Ini siapa merekam?"

"Mana gue tau... intinya lu disini jahat banget!"

"Video ini di rekayasa! Nggak gini sebenarnya" Adit pergi begitu saja dengan langkah lebar sambil melihat sekeliling.

"Maksudnya?" Teriak Laura kencang sekali.

"Gue duluan!"

"Eh sebentar Adit! Kita belum selesai!!" Adit sudah berlari jauh masuk kedalam gedung sekolah.

Pandangan mata Adit tidak pernah berpaling dari pintu kelas semenjak dari awal dia kembali ke kelas. Dia berharap dugaan Laura tidak benar, Salwa pasti masuk hari ini.

"Selamat pagi anak anak!" Seketika tubuh Adit lemas saat mendengar sapaan dari bu Nita. Itu menandakan bahwa Salwa sudah pasti tidak masuk hari ini.

"Pagi" semua isi menjawab kecuali Adit.

"Ibu maaf mau nanya" Laura mengeluarkan suara setelah hening beberapa detik.

"Iya?"

"Ada kabar dari Salwa nggak bu? Kenapa dia nggak masuk hari ini?" Adit sangat bersyukur Laura bertanya persis seperti yang sedang ingin dia tanyakan namun tidak sanggup.

"Sebentar! Ibu cek grup dulu!" Guru yang sedang hamil sekitaran 4-5 bulan itu mengambil hp di dalam tasnya. "Dia lagi nggak enak badan!" Lanjut bu Nita, Adit berdecak kesal. Pasti ini karena video yang beredar dari semalem.

Adit melihat Laura, laura pun melihat Adit dengan wajah kesalnya. Adit ber-isyarat mengapa Laura kesal padanya? Jelas jelas Adit bilang video itu rekayasa, kenapa masih tidak percaya?

"Bohong tuh bu pasti!" Suara dari paling belakang membuat semuanya menoleh.

Adit dan Luara menatap siswa laki laki itu tajam, di lihat seperti itu dia langsung menunduk merasa takut.

"Iya bu, pasti pura pura sakit. Alesan dia biar nggak dateng ke sekolah!" Laura melempar tempat peralatan tulisnya ke arah siswa yang berada tidak jauh darinya.

"Jangan sembarangan ya! Salwa nggak gitu, yang ada itu lu kali!" Laura mencoba membela Salwa.

"Lah emang benar kali!" Siswa lain ikut memberikan komentar. Laura berdiri mengepak meja dengan sedikit keras, untung saja bu Nita mengenal betul Salwa dan Laura jadi tidak begitu mempermasalahkan ketidak sopanan Laura memukul meja.

"Mau ngajakin gue ribut apa gimana?" Jiwa laki laki Laura timbul lagi, perempuan yang tadi berkata itu hanya bisa diam melihat Laura tapi tidak berani melawan Laura.

"Sudah sudah Laura! Tidak enak di dengar kelas lain jika kalian terus bertengkar" bu Nita membuat kelas jadi lebih tenang, Laura pun duduk lagi.

"Awas lu pulang sekolah!" Laura menunjuk siswi itu dengan suara mengancam dan Laura melihat siswi itu dengan tatapan matanya yang begitu menyeramkan.

Lelah setelah 3 setengah jam mereka belajar akhirnya waktu yang dinanti nanti tiba, waktu istirahat. Adit berjalan ketengah lapangan dengan membawa alat pengeras suara yang ia dapat dari ruang serbaguna.

Banyak siswa yang penasaran dengan Adit langsung mengikuti Adit mencari tahu apa yang akan dilakukan oleh siswa paling populer di sekolah ini.

Bersambung.....

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di part ini!! Dan jangan lupa untuk vote dan komentar! Karena kritik dan saran kalian sangat membantu aku menyelesaikan cerita S_A_L_W_A.

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang