part 25

27 5 0
                                    

_________________________________________

Semua siswa dan siswi di buat semakin tidak percaya oleh kelakuan siswa ter-hitz itu. Dia makin hari makin terang terangan menunjukkan bahwa dirinya sedang dekat dengan Salwa. Begitupun dengan Salwa dia juga terang terangan terhadap itu. Salwa nyaman dengan keberadaan Adit di hidupnya dan adit demikian.

Adit melihat bingung ke-3 temannya itu dengan bergantian melihat mereka satu persatu. Sebetulnya hanya Hasto dan Jeffry yang sedari tadi diam, seperti memikirkan sesuatu hal yang mengganggu pikiran mereka.

Adit dan Satria saling melihat karena memang hanya mereka yang tidak ada pikiran, eh maksudnya tidak ada yang mengganggu pikiran nya saat ini bukan mereka tidak ada pikiran.

"Sat ke kantin yuk!" Tiba tiba Hasto mengajak satria untuk ke kantin.

"Satria doang?" Adit tidak terima dengan ajakan Hasto yang hanya mengajak Satria tidak dirinya dan tidak juga Jeffry.

"Eh kita di sini aja dit! Kan tadi lo minta pendapat untuk nembak Salwa" Jeffry memegang bahu Adit. Benar juga kata Jeffry akhirnya dia tidak ikut ke kantin.

"dit!" Jeffry memanggil dengan tatapan bimbang.

"Hm?" Adit menoleh ke samping tepat melihat Jeffry yang tertunduk beberapa detik lalu melihat Adit.

"gimana ya ngomong nya?" Jeffry nampak ragu untuk bilang sesuatu.

"Ngomong apaan?" Masih bertanya dengan baik baik dan tidak begitu peduli.

"Satria.. Satria. Aduh lagian ngapain sih Satria lu gitu?" Bertanya pada satria yang tidak ada di situ.

"Apasih?!" Adit mulai penasaran sekaligus kesal Jeffry dari tadi hanya membuang buang waktu.

"Satria dalang dari semuanya!"Adit menoleh lagi ke Jeffry, Adit tau maksud 'dalang dari semuanya' tapi dia berusaha untuk tidak mempercayai itu.

Satria adalah teman dari kelas 10 yang menemaninya sampai ikut tidak lulus dari sekolah ini. Mana mungkin satria melakukan hal itu kepadanya. Tega sekali.

"Apaan sih lo!" Adit berkata sambil tertawa.

"Gua serius!" Adit berhenti tertawa. Kini tatapan dirinya berubah jadi serius mengikuti wajah Jeffry yang serius.

"Kemarin.."

Flashback

"Adit mana?" Tanya Jeffry ketika baru masuk basecamp.

Dua orang yang sedang memegang alat musik mengangkat bahu.

"Sat! Satria tolong gua!" Laki laki yang di curigai Adit tiba tiba main masuk kedalam basecamp dengan napas yang menggebu gebu. Tapi bukan itu permasalahan nya, dia menyebut nama satria dengan jelas.

Jeffry dan Hasto melirik Satria. Ada hubungan apa dengan satria dan anak culun itu? Lalu mengapa wajah Satria begitu pucat saat melihat anak culun itu?

"Apa apaan lu minta tolong gua! Emang gua bapak lu?" Satria tertawa kencang yang terlihat aneh di mata Jeffry dan Satria.

"It~~ "

"Heh! Ngapain masih di sini culun? Sana sana!" Anak culun itu menggeleng mukanya begitu pucat.

"Tapi kan"

"Gua bilang pergi dari sini Agil Baharudin!" Satria mengencangkan nada suaranya.

"Bentar gengs gua kasih pelajaran dulu buat anak ini!" Dia menyeret tangan anak culun itu yang bernama Agil dengan kasar.

"Sat sat! Biasa aja nggak usah terlalu kasar dia nggak ngapa ngapain juga!" Rasa kasihan muncul di dada Hasto.

"Tenang!" Kedua orang itu pergi dari ruangan.

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang