Part 21

31 10 0
                                    

Minta maaf ya..
Update nya baru sekarang
Maaf banget, semoga kalian suka


_______________________________________

Adit sedang duduk di teras rumah, teras siapa lagi kalau bukan teras rumah Salwa. Dia menunggu sang permaisuru yang sedang membuatkan minuman untuk Adit.

"nih minum!" kata Salwa menaruh secangkir teh hangat di meja lalu setelahnya menaruh satu cangkir lagi untuknya.

"terimakasih" jawab Adit pakai senyuman.

"eh bentar! Ini apaan item item? Kaya kayu! " Adit nampak bingung dengan serbuk teh yang mengambang di permukaan teh.

" sorry sorry ke tuker sama punya aku" mengambil cangkir milik Adik dengan miliknya.

Adit melihat cangkir barunya, tidak ada apa apa di cangkir  ini. Adit melihat Salwa,  menatap dengan tatapan menyelidiki.

"lo mau racunin gua ya?" Adit su'uzon dengan Salwa, dia rasa teh ini sengaja di buat berbeda agar bisa dibedakan mana yang ada racun nya mana yang nggak.

"astaga! Jahat banget kamu!" Salwa kaget Adit berkata itu padanya.

"bercanda kali serius amat! Lagian emangnya kayu kayu itu apaan sih? " tanya Adit setelah meminum teh nya yang baru. Sebenarnya ia memang berpikiran bahwa Salwa memang ingin memberikannya racun namun itu di awal, setelah melihat wajah Salwa rasanya tidak mungkin.

" ini tangkai teh! "menyodorkan cangkir yang berisi beberapa tangkai kecil.  " dari kecil aku memang lebih suka teh serbuk di banding teh celup, aroma nya lebih kuat dan rasanya lebih enak. " lanjut Salwa lanjut Salwa seperti bintang iklan .

Adit tersenyum menganguk angguk mengerti, tapi sejujurnya ia penasaran dengan rasa teh serbuk, tapi ya sudahlah.

Adit meminum kembali teh nya, sambil melihat wajah Salwa.

" sebenarnya teh itu emang ada racun nya" berkata setelah cangkir teh milik Adit tak tersisa setetes teh pun.

Spontan Adit memegang tenggorokan atau lehernya, melihat ke arah Salwa yang sedang tersenyum menang.

" bercanda kali seriuuus aaamat! " Salwa tertawa geli saat melihat wajah cengo milik Adit.  Tak lama Adit pun ikut tertawa mentertawakan dirinya sendiri.

" oh iya gua kesini mau nunjukin sesuatu! " Salwa berhenti tertawa saat Adit memberikan maksud kedatangan nya.

" nunjukin apa? "

" tempat"

"tempat  apaan? "

" udah jangan banyak tanya, ayok ikut! " menarik tangan Salwa, Salwa melepas tangannya pelan. Menunjukkan pintu rumah yang belum tertutup.

Adit rela menunggu,  dia senderkan tubuhnya  di tembok. Melihat Salwa membereskan camgkir dan membawanya masuk kedalam.

.

Mata Salwa membuat sempurna saat tau Adit ingin membawanya kemana,  danau. Semua badan terasa dingin dan bergetar,  suara itu, kenapa terdengar begitu kencang di telinga  Salwa?

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang