part 13

32 12 7
                                    

_____________________________________________

Perempuan berambut panjang hitam berlari menuju temannya yang sedang melihat papan mading. Perempuan itu membawa sebuah handuk berwarna putih terlihat seperti sudah lepek namun masih terlihat bersih.

"Erika!!" Yang di panggil menoleh, tatapan nya langsung beralih pada handuk yang teman nya bawa.

"Ngapain teriak teriak sih Rara?" Rara adalah nama dari perempuan yang membawa handuk.

"Tara..." Perempuan itu mengacungkan handuk itu dihadapan Erika. Erika memperhatikan handuk itu dengan teliti, mulutnya melebar saat tau siapa pemilik handuk itu.

"Ee... punya aku Erika!" Kata Rara setelah melihat Erika berusaha mengambil handuk yang menurutnya sudah jadi hak miliknya.

"Jangan bilang bilang kamu curi handuk kak Adit" Rara tersenyum.

"Handuk yang kemarin kamu ambil kemana? Yang ini buat aku aja!" Erika langsung mengambil handuk yang sedang di peluk Rara.

"Ye... enak aja! Ini untuk koleksi!" Rara merebutnya lagi lalu mengusap usap seakan tangan Erika membuat handuk itu kotor.

*******

Setelah bermain basket selama kurang lebih 20 menit membuat Adit and friends kehausan dan lelah. Team yang mereka lawan kali ini lumayan jago, padahal team yang mereka lawan adalah adik kelas namun tingkat kesulitan melawan mereka sangat sulit.

Saat ingin mengelap keringat Adit mencari handuk yang ia taruh di tribun bersama air mineral nya. Namun kedua barang itu tidak ada di sana hanya ada barang dari teman temannya. Adit menghembuskan nafas kasar seraya berdecak kesal. Bagaimana tidak kesal? Kejadian seminggu yang lalu terulang kembali semua barang nya di ambil oleh perempuan Perempuan genit.

"Ilang lagi dit?" Kata Jeffry sambil tertawa. Adit hanya mengangguk.

"Kasih alarm makanya dit, biar pas cewek cewek itu nyentuh langsung bunyi tuit tuit tuit tiut" Hasto mempraktekkan suara alarm membuat semua tertawa termasuk Adit.

"Air dong!" Adit meminta pada satria untuk berbagi air.

"Bentar.." ketika satria memberikan air pada Adit tiba tiba Adit menolak lari pergi ke pinggir lapangan sebelah kiri.

"Kenapa tuh anak?" Kata satria, Hasto dan Jeffry menggeleng sambil melihat kemana Adit berlari.

Mereka saling menatap melihat wajah kecewa datang dari wajah Adit. Adit menggaruk garuk kepala. Saat kembali Adit langsung di paparkan pertanyaan pertanyaan.

"Kenapa dit?" Jeffry bertanya.

"Iya kenapa sih?" Satria bertanya penasaran.

"Lo salah liat orang lagi?" Hasto menebak nebak apa yang terjadi.

Adit menggeleng lemas, semua diam terkejut lagi dengan kejadian ini lagi.

"Udah berapa cewek coba yang lo kira Salwa?" Adit terdiam tidak mau menjawab pertanyaan Jeffry Adit malah mengambil minum Jeffry tampa meminta terlebih dahulu.

"1,2,3,4,5,6,7  tujuh orang!" Kata satria mengingat ingat kembali berapa perempuan yang Adit lihat seperti Salwa, yah Salwa dan Adit merasakan hal yang sama, jangan jangan.... Mereka sudah mulai ada benih benih nih.

"Delapan woy sama tadi!" Hasto mengoreksi jumlah perempuan nya.

"Kok bisa gitu ya?" Hasto tidak percaya, bagaimana bisa melihat orang lain seperti melihat Salwa.

"Iya padahal kan beda banget, jauh lebih cakep Salwa kemana mana!" Satria menambahkan.

"Nih ya kata orang di rumah gue, kalo begitu tandanya seseorang itu sedang merindukan orang" Adit melihat tajam ke arah Hasto, sedangkan kedua temannya malah asik menahan tawa.

"Berarti tanda kalo lo dit, udah mulai.." Jeffry tidak melanjutkan kalimatnya.

"Udah mulai apa, udah mulai emosi?" Adit ingin menonjok Jeffry, hanya ingin tapi tidak. Mereka bertiga tertawa sedangkan Adit kesal.

"Kalo nggak Salwa pake ilmu hitam? Secara kan si Adit kan lagi marah sama Salwa dan pasti lah dia baper sama Adit. Makanya dia pake ilmu hitam biar Adit suka balik!" Jeffry menjelaskan hal jal uang mungkin bisa terjadi.

"Eh dit!  Mau kemana? Mau nembak Salwa ya" Perkataan Jeffry mampu membuat kedua temannya tertawa sedangkan Adit kesal dan melempar botol kamasan air mineral milik Jeffry ke arah ketiga temannya.

Adit pergi menuju kelas mencari keberadaan Salwa, sepertinya Adit mengiyakan perkataan Jeffry. Dia percaya Salwa menginginkan dirinya dengan cara ilmu hitam. Yang pasti ini bukan karena dia sudah mulai nyaman dengan Salwa melainkan karena dia tidak sadar sudah di guna guna. Menyusuri sudut demi sudut sekolah namun belum juga menemukan Salwa pada akhirnya dia mendapat informasi bahwa Salwa sedang berada di toilet.

Dengan tekad menemukan Salwa Adit langsung masuk kedalam toilet wanita tidak memperdulikan para perempuan yang berada di toilet melihatnya. Saat melihat Laura Adit langsung menanyakan dimana Salwa. Sedangkan Laura masih dengan rasa terkejut nya, Salwa yang tahu ada Adit di toilet perempuan tidak bisa keluar dari pintu toilet, rasanya berat untuk membuka pintu toilet.

Salwa memberikan pesan di whatsapp pada Laura agar menyuruh Adit keluar dan bilang dia tidak ada di toilet ini, sudah pergi dari tadi.

"Salwa sudah keluar dari, dia pergi ke ruang Osis!" Adit keluat toilet, dia tidak jadi bertemu dengan Salwa karena malas melihat Reyno di ruang Osis.

"Gue yakin banget nih si Salwa pake ilmu hitam, makanya gue kaya gini! Nggak mungkin gue kangen sama dia apa lagi suka! Nggak akan pernah!" Adit melangkah dengan langkah lebar sambil ngedumel kesal tidak menemukan Adit.

"Eh gila ya lo dit! Masuk toilet cewek" Adit  yang baru masuk kelas tidak menghiraukan perkataan Jeffry.

"Gila dit, lo berani banget! Mana katanya nggak ada satupun cewek yang nyuruh lo keluar, gila sih ini!" Hasto tidak percaya temannya akan berbuat senekat ini.

"Iyalah kesenangan mereka!" Satria tertawa.

"Gue denger katanya lo cuma nyari Salwa? " Adit tidak mau menjawab, dia heran kenapa apapun yang dia lakukan orang lain selalu tahu.

"Nggak usah nanya kalo lo pada emang udah tau!" Adit akhirnya mengeluarkan suara.

"Kenapa emangnya?" Satria bertanya lagi.

"Gua yakin banget si Salwa guna guna gua!"  Ketiga orang itu melotot sempurna terkejut dengan perkataan Adit yang mereka dengar. Adit ke makan omongan Jeffry tentang ilmu hitam.

"Woy dit! Ini tahun 2021 mana ada yang pake gituan! Ada ada aja lo!" Satria tidak setuju dengan perkataan Adit.

"Nggak mungkin lah gila, Salwa anak baik baik!" Satria menambahkan perkataan nya dia tau betul Salwa adalah perempuan baik baik.

"Eh bisa jadi ege sat, lo inget nggak si Mela bunuh diri karena apa? Karena cinta dia bertepuk sebelah tangan, padahal dia orang yang ngerti agama" Jeffry mengeluarkan pendapatnya tentang Salwa. kemungkinan itu bisa terjadi namanya juga manusia, tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Yang jelas setiap manusia pasti memiliki kesalahan di sengaja maupun tidak.

"Emang aneh sih. Seorang ADIT bisa terus menerus memikirkan cewek, padahal kan nggak pernah sebelumnya" Hasto menambahkan perkataan Jeffry tentang kebenaran Salwa pakai ilmu hitam.

Bersambung......

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di part ini! Dengan cara vote dan komentar. Kritik dan saran kalian sangat membantu aku untuk menyelesaikan cerita S_A_L_W_A.

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang