part 27

22 5 0
                                    

 _____________________________________________

Adit mengalah, dia menuruti keinginan Salwa untuk bertemu dengan keluarganya, nenek dan mamanya. Tapi dengan menyetujui itu Adit benar benar tidak mau Salwa mengenal keluarganya. Ia memutar otak mencari tahu apa yang harus ia lakukan. Dia berdecak kesal saat otak nya tidak bisa memberikan solusi untuk hal ini, mau tidak mau ia harus mempertemukan mereka.

"Kenapa?" Salwa bertanya saat menyadari Adit merasa kesal pada sesuatu.

"Nggak" singkat, meski sudah mencintai Salwa sikap dingin Adit masih sering timbul bahkan belum sepenuhnya hilang dari diri Adit saat berada di dekat Salwa.

"Salwa tunggu!" Suara laki laki terdengar memanggil nama Salwa dari belakang.

"Reyno?" Laki laki itu tersenyum senang namanya di ucap Salwa. Sedangkan Adit memasang wajah tidak suka dengan suasana ini, Sepertinya cemburu.

"Ada apa rey?"

"Saya cuma mau memberitahu, besok pagi kamu datang jam 10.00 ya? Datang lebih awal kamu kan wakil Osis" melihat wajah Reyno yang tersenyum lebar makin membuat Adit merasa ingin mendorong laki laki ini untuk menjauh dari perempuan yang sudah berganti status menjadi kekasihnya.

"Ohh iya itu sudah pasti! Saya akan datang satu jam sebelum rapat dimulai" Salwa tersenyum Reyno pun demikian, Adit melihat kedua orang itu satu persatu.
"Khem.." akhirnya mengeluarkan suara, memberikan isyarat pada Salwa untuk mengakhiri pemandangan buruk ini.

Salwa menyadari hal ini, dia tau Adit tidak menyukai Reyno dan dia tau Adit sangatlah cemburuan. Reyno melihat Adit tidak suka, bagi Reyno Adit adalah perusak suasana.

"Ada yang mau dibicarakan lagi, ketua Osis?" Pertanyaan Adit membuat Reyno semakin kesal dengan keberadaan Adit. Reyno menggeleng menandakan tidak ada lagi yang ingin dia bicarakan, sebenarnya tidak demikian dia sangat ingin berbicara banyak hal namun tidak dengan Adit disisi Salwa.

"Sudah dulu ya rey, kami pulang duluan" Reyno tersenyum lalu mengangguk, mereka melanjutkan perjalanan menuju mobil. Reyno melihat punggung Salwa penuh harapan, namun sepertinya Salwa sudah tidak bisa ia capai.

"Dia emang suka caper gitu ya sama kamu?" Salwa yang sedang memasang seatbelt menatap bingung tidak mengerti.

"Dia.. dia siapa?"

"Reyno!" Salwa tertawa kecil, lalu menggeleng sambil menarik napas.

"Reyno itu ketua Osis, aku wakilnya! Jangan lupain itu dit, aku sama dia tau kok sampai mana batas kita"

"Okey" menutup pembicaraan tentang Reyno, mobil perlahan keluar dari area parkir.

Adit memperlambat laju mobilnya, dan sekarang berhenti di depan gerbang super besar yang berwarna hitam, pintu gerbang di buka oleh seorang pria berseragam putih dengan jelana panjang hitam.

"Ayuk!" Suruh Salwa pada Adit yang dari tadi diam tidak ragu untuk masuk kedalam rumahnya sendiri. Bukannya menuruti perintah Salwa Adit malah memundurkan mobil lalu melaju tak tau ingin kemana.

"Loh loh! Mau kemana?" Tanya Salwa bingung, Adit tidak menjawab.

"Kenapa sih?" Masih tidak mau menjawab pertanyaan Salwa.

"Masih ragu buat ngenalin aku sama keluarga kamu?" Kali ini Adit menoleh, memberhentikan mobilnya di pinggir rumah entah rumah siapa.

"Malu?" Kali ini Salwa tidak melihat Adit, dia melihat kearah luar jendela. Menyembunyikan wajah sedih yang terlihat di wajah cantik nya.

"Bukan gitu!" Adit mengganti pandang kini melihat ke arah depan, bingung menjelaskan pada Salwa tentang keluarganya.

"Ya sudah antar aku pulang!"

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang