part 18

37 12 4
                                    

_____________________________________________

Sepulang sekolah Adit langsung meluncur ke rumah Salwa. Mobil mewah itu jalan perlahan lalu berhenti di bahu jalan. Sepertinya Adit sedang bimbang ingin benar benar melihat ke keadaan Salwa atau tidak usah. Karena hatinya yang sangat mengkhawatirkan Salwa membuat Adit menurunkan egonya yang masih gengsi menerima bahwa dia benar benar sudah jatuh cinta.

Adit diam untuk beberapa detik saat melihat papan berwarna putih dengan tulisan berwarna hitam 'RUMAH INI DI SITA'. Adit berpikir sejenak dengan apa yang dia lihat ini, berarti kemarin Salwa tidak mengunjungi rumah saudara nya melainkan rumahnya yang baru.

Mobil itu berjalan lagi, pengendaranya berusaha mengingat kembali dimana letak rumah yang dia sedang tuju.

"Abis dari sini kemana ya?" Dia bertanya pada dirinya sendiri yang sedang lupa jalan menuju rumah kontrakan Salwa.

Dia tersenyum saat mengingat arah rumah yang sedang dia tuju. Senyumnya makin melebar saat sudah berhasil menemukan rumah Salwa yang baru.

Dia membuka pintu mobil keluar dengan senyum yang masih menempel di wajah.
Senyumnya luntur saat melihat keadaan rumah yang kini ditinggali oleh perempuan yang dia cintai.  Diam diam Adit sudah mengakui bahwa dirinya memang sudah jatuh cinta.

Berjalan mendekat kedalam rumah yang sangat sederhana itu dengan perlahan. Belum sampai menuju pintu untuk mengetuk Adit dikagetkan dengan keberadaan Salwa yang tiba tiba itu. Salwa pun demikian dia terkejut dengan keberadaan Adit di rumahnya.

"Adit!" Mendengar namanya di panggil Adit justru berbalik membelakangi Salwa dan ingin melangkah pergi.

Namun sekali lagi hatinya mengalahkan egonya sendiri. Dia berbalik lagi melihat Salwa yang masih dalam keadaan terkejut. Dia berjalan perlahan dengan rasa ragu untuk mendekat.

"Kamu ngapain disini?" Salwa yang gemas dengan rasa penasaran akhirnya bertanya terlebih dahulu.

Adit hanya diam menatap Salwa.

"Minta maaf!" Dia bersuara setelah diam beberapa detik yang dari tadi hanya menatap Salwa.

"Ohh, i-ya" bicara Salwa agak terpatah patah, sekarang mungkin dia tidak percaya Adit akan meminta maaf padanya.

"Saya juga mau bilang terimakasih, saya sudah liat video kamu"

"Video?" Tanya Adit yang heran. Apa maksud video yang di tonton Salwa? Dan kenapa berterimakasih padanya?

"Iya. Vi-deo kamu klarifikasi. Tentang video yang semalam rame"

Adit berdecak kesal paham dia sekarang, Sepertinya tadi pagi ada yang merekam dirinya. Dia melihat sekeliling rumah Salwa, takut ada yang mengikuti dirinya sampai sini.

"Kenapa?" Dia melihat Salwa sekilas lalu melihat dengan teliti sudut demi sudut yang bisa jadi ada orang yang merekam. Salwa ikut melihat rumahnya sekeliling bingung dengan tingkah Adit, Adit melihat Salwa yang bertanya lagi 'ada apa?' Tapi dengan isyarat. Karena merasa tidak ada siapa siapa dia akhirnya menggeleng mengisyaratkan tidak ada apa apa.

"Oh iya kok kamu bisa kesini?" Mampus Adit, dia bingung ingin jawab apa atas pertanyaan itu.

"Em. Gue kan punya salah sama lo, jadi, jadi. Jadi gue kerumah lo. Tapi pas kesana di pager ada tulisan 'rumah ini di sita' ya gue kan, gue mau minta maaf ke elo jadi gua tanya tetangga" keringat dingin Adit menjawabnya.

"Ohh..." Salwa mengiyakan saja jawaban dari Adit soal pertanyaannya, walau dia sedikit ragu dengan jawaban Adit yang mengatasnamakan tetangganya yang satupun belum ia beritahu tentang rumah barunya.

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang