part 20

39 10 4
                                    

_____________________________________________

Setiap melangkah ada saja orang yang memperhatikan kedua orang itu yang satunya hanya berwajah datar, sedangkan satunya melihat satu demi satu orang yang memperhatikan dirinya.

"Susah ya emang kalo jalan bareng cowok ter-ganteng di sekolah" bisik Salwa dengan nada suara bercanda.

"Bukan ter-ganteng di sekolah doang, di seluruh indonesia!" Timpal Adit juga ikut tertawa kecil masih melihat ke depan.

"Salwa?!" Laura yang baru keluar toilet bertanya sekaligus senang sahabatnya sudah bisa ia lihat lagi. Senyuman Laura luntur saat menyadari pria di samping Salwa sedang menyandarkan tubuhnya di tembok sambil melipat kedua tangan di dada.

"Wa?" Tanya Laura bertanya tentang keberadaan Adit dengan kepalanya yang ia gerakan kearah Adit.

"Kenapa?" Adit tau masuk Laura, dia bertanya balik pada Laura yang menatap Adit tajam.

"bodo amat ah! Ayuk wa ke kelas!" Dia menarik tangan Salwa untuk pergi menuju kelas. Adit hanya mengangkat bahu sambil tersenyum puas dan menggeleng lalu dia ikut berjalan di belakang.

"Eh ngapain?!" Baru berapa langkah Adit berjalan Laura sudah menyoroti Adit dengan tatapan sinis nya.

"Jalan" jawab Adit bingung.

"Jauh jauh sana! Ngapain deket deket!" Laura mengayunkan tangan menyuruh Adit untuk mundur.

Salwa dan Adit Saling menatap, Adit bertanya 'kenapa nih anak?' Dengan bahasa isyarat kepala. Salwa tersenyum sambil mengangkat bahu.

"Buruan!" Laura menegaskan kembali untuk Adit menjauh, bukannya menurut Adit malah makin melangkah dan memilih jalan duluan ketimbang mengikuti Laura. Memang siapa Laura? Main menyuruh nyuruh Adit saja.

*******

"Ayuk pulang!" Adit mengajak setelah sampai di meja Salwa dan Laura. Wajah Laura berubah bete, dia sudah di ceritakan semuanya sama Salwa. Betapa tidak setuju nya dia saat dengar Salwa begitu nyaman berada di dekat Adit.

"Dia mau maen ke rumah gue!" Laura jutek. Adit melihat Laura tak kalah jutek.

"Gue nggak nanya loh" jawab Adit tapi tidak melihat Laura.

"Aku mau main ke rumah Laura, udah lama nggak main" Salwa menjawab sambil memasukkan buku buku kedalam tas.

"Ngapain sih main ke rumah dia? Pasti kamarnya berantakan, banyak sarang laba, banyak tikus, ih jorok!"Adit berusaha menyuruh Salwa untuk tidak pergi ke rumah Laura apapun caranya.

Mendengar itu Laura tidak terima.

"Heh! Enak aja kalo ngomong!"

"Enak lah, kenapa nggak enak?" Adit makin nyolot, membuat Laura makin kesal.

"Lo kan anaknya jorok, ke sekolah mandi nggak?!" Laura yang tadinya ingin menampar pipi Adit itu tidak jadi sekarang bingung ingin jawab apa.

"Mandi lah gila!" Bohong Laura.

"Udah dit, aku mau main ke sana. Lagian Kamarnya Laura bersih, banget malah!" Salwa berbicara setelah sudah merapikan peralatan sekolahnya di dalam tas.

"Udah ayuk wa!" Tangan Salwa di tarik Laura.

"Minggir!!" Laura mendorong Adit yang menghalangi jalan nya, Adit hanya bisa melihat punggung Salwa pergi menjauh.

******

Setelah puas berbincang dengan sahabat nya dan tentu saja curhat semua hal tentang Adit. Salwa akhirnya pulang.
Di perjalanan pulang Salwa merasa sedikit takut karena berjalan sendirian di jalanan yang tidak ada orang melintas. Ojek yang tadi ia naiki motor nya mogok terpaksa ia harus jalan. Kata tukang ojeknya pangkalan ojek tidak jauh dari sini, tapi dari tadi Salwa tidak menemukan pangkalan ojek itu.

Dia berhenti berjalan saat kakinya terasa sakit, dia duduk di pinggir jalan meluruskan kaki. Beberapa waktu kemudian Salwa berdiri saat melihat ada motor yang ingin melintas, barang kali itu ojek. Dia berjalan ke tengah jalan melebarkan tangan berusaha menghentikan lanju motor itu. Namun motor itu seakan ingin menabrak dirinya, dia mengerutkan kening saat melihat motor itu terus melaju semakin kencang.

Salwa menyadari motor itu memang ingin berniat mencelakakan dirinya. Saat ingin menghindar Salwa terlambat dia terserempet motor itu. Motor jahat itu berhenti, pengendaranya melihat kearah Salwa yang sudah terjatuh.

"Ah sial dia nggak kenapa napa!" Kata pengendara motor itu sambi memukul motornya.

"Aduh.." tangan kaki Salwa beradu dengan aspal jalan  yang mengakibatkan ada goresan bercampur darah di kulit Salwa. Dia melihat motor itu bersama pengemudinya, tidak adakah niat untuk membantunya? Atau memang ia sengaja ingin mencelakakan dirinya?

Salwa berusaha berdiri dan berniat menanyakan kenapa pria itu ingin mencelakakan dirinya padahal dirinya merasa tidak punya salah pada siapapun.
Namun karena goresan Dan benturan kaki ke aspal membuat dia tidak mampu untuk berdiri.

Menyadari wanita itu ingin berdiri dan pasti akan menghampiri dirinya pria jahat itu melajukan kembali motor miliknya.

"Siapa sebenarnya dia? Kenapa keliatan ingin aku celaka?" Dia bertanya pada dirinya sendiri sambil berusaha berjalan perlahan ke samping jalan.

"Sss.. Aduh" dia meringis saat badannya terasa sakit semua.

'Tuttuttut'

Handphone Salwa berdering dia meraba tasnya melihat siapa yang menelepon dirinya.

Adit! Ternyata dia yang menelepon Salwa. Salwa angkat telepon dari Adit setelah menarik napasnya.

"Hallo sal?! Perasaan gue dari tadi nggak enak, lo nggak papa?" Adit tidak menunggu Salwa untuk membalas 'hallo iya Adit' dia langsung to the point.

"Lo dimana? Belum pulang?" Bertanya lagi padahal Salwa belum menjawab dia baik baik saja.

"Hallo sal?! Kok diem aja? Ngomong sal!" Kata Adit setelah sadar Salwa tidak mengeluarkan suara apapun.

"Gimana mau jawab? Kamu aja nyerocos mulu!" Terdengar suara tawa dari handphone Salwa.

"Kamu udah nyampe mana?"

"Lagi duduk, nunggu ojek!" Salwa bukan tippe orang yang mencari perhatian. Walau sebetulnya dia ingin sekali bercerita tentang hal yang dia alami tadi.

"Gue jemput!" Belum di jawab oleh Salwa Adit sudah menutup telpon nya.

*******

Keberadaan mobil Adit baru Salwa sadari saat sampai persis di depan nya duduk. Dia menoleh saat Adit sudah berada di luar mobil. Wajah Adit dari awal keluar mobil sudah khawatir mungkin dia sudah melihat keadaan Salwa dari dalam mobilnya.

"Sal kok bisa gini?" Dia memegang kaki Salwa yang sudah basah di basuh air oleh Salwa.

"Tadi ada motor aku kira ojek, pas aku berhentiin dia malah mau tabrak aku. Untungnya aku sadar dia mau tabrak, jadi cuma ke serempet doang"

Rahang Adit mengeras saat tau ini ulang orang yang sengaja pasti nya. Dia melihat ke area jalan itu dengan amarahnya.

"Mana orangnya?" Kata Adit tidak melihat Salwa dia masih fokus melihat sekitaran jalan, siapa tau orang itu masih memperhatikan Salwa.

"Ya udah pergilah!" Kata Salwa berusaha berdiri, melihat Salwa kesusahan berdiri Adit membantu Salwa berdiri.

"Mau anterin pulang kan?" Salwa Salwa, ngapain dia tanya hal itu. Ya sudah pasti mau, memang nya ia ke sini untuk apa?

Adit menuntun Salwa untuk berjalan kedalam mobil, memegang kepala Salwa agar tidak terkena atap mobil. Adit begitu perhatian sampai sampai memakai kan seatbelt untuk Salwa.

Bersambung......

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di part ini dengan cara vote dan komentar! Kritik dan saran kalian sangat membantu aku menyelesaikan cerita S_A_L_W_A.

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang