part 19

35 12 7
                                    

_____________________________________________

Saat mobil sampai di parkiran mall Salwa di buat terkejut oleh Adit yang tiba tiba membuka kancing bajunya.

"Eh mau ngapai?!" Tanya Salwa sambil melotot. Wah gila Adit mau ngapain?

"Buka baju" jawab Adit bingung.

"Bu-kka baju buat apa?" Tanya Salwa begitu ketakutan ia tidak melihat Adit setelah tadi tau Adit ingin membuka baju.

Adit tertawa setelah paham dengan situasi ini, dia tau Salwa pasti mengira bahwa dia akan berbuat yang tidak tidak kepada Salwa.

"Gua mau buka baju, ini kan masih ada kaos item nya! Ya kali ke mall pake seragam!" Salwa melihat Adit perlahan takut.

*******

"Makasih ya!" Adit menoleh ke samping saat Salwa berterimakasih padanya. Dia tersenyum sekilas lalu pandangannya kembali ke depan.

"Walaupun aku berasa sendiri jalan nya!" Adit menoleh setelah kakinya sudah berada di ujung Eskalator.

Dia tertawa kecil sambil menggeleng geleng mendengar perkataan Salwa. Salwa juga ikut tertawa kecil saat candaaan nya di sambut baik oleh Adit.

"Kita mau kemana nih?" Adit bertanya setelah berhenti tertawa beberapa detik lalu. Dia sadar dari tadi mereka berdua hanya muter muter mall itu tampa berhenti untuk waktu yang lama.

"Nggak tau, kan kata kamu kemana aja" Adit tertawa kecil lagi untuk yang kedua kali karena nada suara Salwa yang menirukan ucapan dirinya saat dirumah Salwa.

Ternyata tidak ada arah tujuan yang pasti itu menyulitkan seseorang ya. Adit mulai berpikir bahwa selama ini dia tidak punya tujuan kemana dirinya akan melangkah. Dia selalu mengikuti alur hidup tampa ingin merubah atau menjaga alur hidup tersebut.

"Hari ini nyokop ulang tahun!" Adit ingin merencanakan sesuatu lebih tepatnya ini di jadikan alasan untuk berlama lama dengan Salwa. "Tapi bingung mau kasih kado apa" lanjut Adit.

"Oh iya? yaudah kita cari kado mama kamu aja gimana?" Salwa menawarkan bantuan.

Adit mengangguk sambil tersenyum.

"Yaudah yuk!" Spontan Salwa menarik Adit dengan tangan saat melihat Adit yang masih diam di tempat.

Jujur sebenarnya dia malas membawa bawa  perempuan itu di hari ini, di hari dimana dia pertama kali jalan dengan Salwa. Tapi mau bagaimana lagi dia sudah kehabisan akal untuk mencari alasan agar tetap bersama Salwa.

Adit menunjuk dengan telunjuk ke toko khusus perlengkapan perempuan yang jaraknya tidak jauh dari ia dan Salwa tadi berdiri.Mata Salwa terus mencari cari apa yang cocok untuk orang yang berulang tahun hari ini.

Beberapa kali Salwa menunjukkan barang ke Adit jawaban Adit awalnya bagus tapi saat sudah mau pasti itu Adit malah bilang tidak dan seterusnya tidak.

"Gimana sih dit? Dari tadi nggak mulu!" Salwa sudah mulai lelah di dengan ini.

"Ya lagian nanya!" Apa? Lagian nanya? Ini anaknya atau bukan sih? Salwa sedikit kesal dengan jawaban Adit.

"Ya kan kamu anaknya!" Kata Salwa tidak berbalik dia sedang sibuk melihat satu persatu baju yang ada di sana.

Jlep!

Tidak tau kenapa dada Adit terasa sakit saat mendengar perkataan Salwa. Atau mungkin itu karena kata 'kamu anaknya' jelas jelas Adit tidak menganggap nya manusia apalagi ibu.

"Yang ini gimana? Ada dua warna nih, mama kamu sukanya warna apa?" Salwa menunjukkan dua baju berwarna biru dan putih.

Adit bingung ingin jawab apa sedangkan dirinya saja tidak tau wanita itu menyukai kedua warna itu atau tidak.
Adit menggeleng, Salwa mengerutkan kening saat melihat Adit menggeleng.

"Iyu aja!" Tunjuk Adit sambil melihat ke arah etalase mewah yang dalamnya juga terlihat jauh lebih mewah dan pastinya mahal.

Salwa melihat Adit beberapa kali bergantian dengan etalase yang adit tunjuk dengan dagu nya.

"Nggak deh dit! Nggak!" Wajah Salwa tidak setuju dengan rencana Adit. Bagaimana tidak setuju melihatnya saja ia sudah tau harga barang barang itu selangit.

"Kenapa?" Adit tau pasti Salwa berpikir Adit tidak bisa membelinya. Jangan kan membeli satu barang yang ada di etalase itu, toko ini saja dia dapat membelinya.

"Dengar ya di! Baju aja yang ada disini aja harganya paling murah jutaan. Gimana yang kamu tunjuk itu? Mungkin ya! Paling murah itu 100 juta, yakin  mau beli?" Mengingat Adit pada harga berlian yang terkenal dengan harga sultan.

Adit tersenyum ketika mendengar perkataan Salwa yang membuatnya makin percaya bahwa Salwa benar benar meragukannya. Rupanya dia tidak tau siapa Adit sebenarnya, okey Adit akan tunjukkan.

Dia berjalan menuju area perhiasan yang tidak begitu jauh dari tempatnya berdiri. Salwa nampak kaget saat Adit benar benar ingin kesana, ini akan memalukan! Kalau nanti Adit menanyakan harga perhiasan itu terus Adit bilang nggak jadi gimana? Salwa menyusul Adit lalu setelah menggapai tangan Adit dia menyuruh Adit untuk menjauh dari sana. Tapi Adit menghiraukan tarikan itu dengan mudah dia tetap bisa berjalan. Sedangkan orang orang sedang melihat tingkah dua insan ini merasa sedang menonton drama.

"Aduh.." Salwa mengeluh dengan suara pelan.

"Yang ini berapa?" Yang benar saja Adit benar benar menanyakan harga berlian yang ia tunjuk. Salwa memejamkan mata nya memilih mendengar percakapan kedua orang itu dari pada melihatnya.

"Yang ini 300 juta kak!" Mampus Salwa! Dia membuka matanya saat tau harga berlian itu dan langsung melihat Adit.

"Kolo yang itu?" Salwa makin takut dengan Adit yang asal menunjuk. Salwa menunggu dengan takut perempuan itu menjawab Adit.

"Yang ini 540 juta kak" ah sial! Bukan lebih murah malah makin mahal yang Adit tunjuk.

"Ohh. Yang itu tuh kak bera~~" perkataan Adit terpotong.

"Adit udah! Ayuk nggak usah" dari pada makin malu di buat Adit lebih baik dia malu saat ini dari pada nanti malah makin malu. Takutnya pegawai berlian itu mengira Salwa memaksa Adit membelikan berlian itu padanya.

"Nggak papa kok kak, tanya tanya dulu" perempuan melihat Salwa dengan senyumnya yang manis.

Perempuan yang sepertinya berumur 30 an tahun itu membungkukkan badan tangannya menjulur ke dalam etalase. Dia mengambil kalung silver dengan berlian cantik menjadi liontin yang mempercantik kalung itu.

"Yang ini cocok nih untuk pacar kakak!" Perempuan itu melihat kearah Adit lalu Salwa sambil tersenyum.

Salwa dan Adit Saling menatap, Adit terlebih dahulu memutus tatapan itu. Adit tertawa kecil sambil menatap perempuan yang masih menyodorkan kalung itu kepada Adit. Perempuan itu melihat kedua insan ini bergantian wajah terlihat bingung namun beberapa detik paham.

"Ohh bukan pacarnya ya?"  Tanya perempuan itu dengan senyumnya yang kikuk.

Adit hanya membalas dengan senyuman setelah mengambil kalung dari tangan perempuan itu. Salwa hanya melihat kearah Adit yang sedang melihat kalung itu dengan senyumnya yang begitu terlihat bahagia.

Bersambung.....

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di part ini dengan cara vote dan komentar! Kritik dan saran kalian sangat membantu aku menyelesaikan cerita S_A_L_W_A.

S_A_L_W_ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang