Hari pertama memasuki sekolah, selalu menjadi hal yang istimewa. Terutama bagi mereka yang berhasil memasuki Sekolah Menengah Atas impian.
Begitu pula dengan Raina, dengan nilai pas-pasan, berhasil lolos di SMA Garuda. Bahkan gadis itu nyaris tidak lolos, mengingat namanya berada di urutan terakhir daftar siswa yang diterima SMA Garuda.
Yang Raina tidak sukai dari hari pertamanya ini hanya satu, MOS.
"Lo ngerti gak sih? Ini sekolah! Bukan rumah lo!"
Bagus, hari pertamanya disambut oleh pekikan dari salah satu OSIS yang bertugas di ruangan ospeknya.
Raina hanya diam, mempersilahkan OSIS bernama Vita itu memakinya.
"Udah tau aturannya kan?! Dilarang aktifkan ponsel! Kenapa lo malah dengan santai main handphone? Udah izin mau nyalakan? Belum kan? Ha?!"
Raina memperhatikan Vita sejenak, lalu mematikan ponselnya. Dengan gerak malas, ia memperlihatkan ponsel miliknya ke hadapan Vita.
"Nih, udah mati." Balas Raina tak bersahabat.
Setelah menyimpan ponselnya ke dalam saku, Raina menyangga dagunya mengabaikan Vita. Tentu, hal itu membuat Vita geram, bagaimana bisa gadis dengan penampilan tak manusiawi itu bersifat tidak sopan padanya?
***
Setelah jam istirahat berakhir, semua siswa kembali ke ruangannya. Termasuk semua yang menempati Ruang Juanda yang Raina tempati.
"Tolong kerja samanya! Untuk semuanya, taati semua peraturan sekolah, terutama peraturan khusus kalian selama Orientasi."
Ucapan Vita dijawab patuh oleh semua siswa di ruang Juanda. Tidak terkecuali Raina, walaupun ia hanya mengangguk samar menjawabnya.
"Lo! Sini maju!" Perintah Vita sembari menatap tajam Raina.
Mungkin tanpa harus ditatap pun, semua tahu bahwa yang Vita maksud adalah Raina. Hanya gadis itu yang sudah berani mencari masalah dengan Vita.
Tanpa diperintah dua kali, Raina maju—menuruti perintah yang Vita berikan.
"Kenapa?"
Hanya kata itu yang Raina berikan. Membuat Vita menghela nafas tak percaya dengan pertanyaan tersebut.
"Anak orang mau lo apain, Vit?" Kini OSIS yang sedari tadi diam di samping Vita pun ikut bersuara.
Vita berdecih, "Lo nanya kenapa? Ini sekolah! Bukan pasar! Sekarang lo sadarin diri, apa penampilan lo pantes disebut siswi dari SMA Garuda?!"
Raina sudah tahu ini akan terjadi. Penampilannya memang sangat kacau. Bahkan jika orang menyebutnya cosplay preman pasar pun, tidak dapat ia bantah.
"Sekarang, lo lari keliling lapangan sepuluh kali sambil jewer kuping! Sepatu—lo kalungin di leher! Dan rambut diurai!"
"Vit! Emang boleh kita kayak gini?" Bisik Pian di telinga Vita.
Namun, Vita tetap pada titahnya. Amarahnya pada Raina sudah membuncah.
Vita bersedekap dada, "Buruan!"
Raina hanya mengangguk pelan. Tidak ingin menjadi pusat perhatian di dalam kelas lebih lama, segera ia berjalan menuju lapangan.
Sesampainya di sana, Raina menyatukan sepatunya dan mengalungkan pada lehernya.
Kaus kaki pendek berwarna maroon miliknya ia geletakkan di sudut lapangan. Dengan langkah mantap, gadis itu mulai berlari tanpa alas kaki.
Lapangan sangat luas dan lebar. Sehinggga butuh waktu lama untuk mengelilinginya selama 10 kali—seperti yang Vita tadi perintahkan.
"Ah shitt!" Umpat Raina yang baru berlari tiga kali putaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny First Love [✓]
Teen FictionDia Raina. Seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata anggun, harus berhadapan dengan empat orang lelaki brandalan yang tidak bosan-bosannya mengusik harinya. Belum lagi ia harus berurusan dengan Ketua OSIS dramatis yang membuat hari-hariny...