Bryan menahan pergelangan tangan kiri Raina, membuat Raina sedikit meringis kesakitan karna lengannya yang luka terasa ditarik.
Bryan mendorong pundak Raina sampai badan gadis tersebut merapat pada papan tulis. Raina hendak berteriak namun Bryan membungkam mulut Raina dengan tangannya. Bryan memperhatikan dengan jelas mata Raina, dan benar... Raina lah gadis itu.
Perlahan Bryan melepas tangannya yang sedari tadi menutupi mulut Raina, sepertinya Raina tau apa maksud Bryan.
"Rain...? Raina?" Ucap Bryan terbata-bata seraya menangkup pipi kanan Raina.
Membuat gadis itu menghindar dari Bryan, namun Bryan menahannya.
"Lo mau ngapain sih?!"
"Raina, elo kan yang nyelametin gue kemaren?"
Raina hendak menghindar tak mau menjawab pertanyaan Bryan, namun lagi lagi Bryan menahannya.
"Jawab gue, RAINA!!"
"Iya." Jawab Raina malas.
"Iya? Lo nyelametin gue?"
"IYA!! Kenapa? Nyesel karna tau lo diselametin cewek kucel kayak gue? Iya?"
Bryan tak menjawab pertanyaan terakhir dari Raina. Perlahan, Bryan menyatukan sela jari kirinya dengan jari Raina, membuat gadis itu berusaha melepaskan genggaman Bryan, namun gagal karna Bryan semakin erat menggenggamnya.
"Sumpah! Lo mau ngapain sih?!" Bentak Raina pada Bryan yang sekarang menuntunnya melangkah, entah kemana.
Bryan terus berjalan dengan tangan yang ia genggamkan pada Raina. Sampai mereka berada di depan UKS. Bryan menoleh dan tersenyum tipis pada Raina, membuat gadis itu semakin bingung dengan apa yang dilakukan Bryan.
UKS begitu ramai, terlihat penjaga UKS sedang sibuk nenangani siswa-siswi yang sakit dan juga pingsan. Walaupun hari ini tidak upacara, tetap ada saja siswi yang pingsan.
Bryan meminta Raina untuk duduk saja di sofa. Sementara Bryan mengambil kotak P3K dan juga baskom kecil berisi air.
Raina duduk tanpa memperhatikan Bryan yang sekarang duduk di sampingnya.
Bryan mulai membersihkan luka pada lengannya, gadis ini sesekali terlihat meringis kesakitan saat lengannya bertemu dengan cairan pembersih luka.Kini luka di lengan kiri Raina sudah diperban. Bryan langsung membereskan alat-alat yang tadi digunakannya untuk mengobati Raina.
Raina memperhatikan lengannya yang sudah berbalut perban, "Udah?"
Bryan mengangguk, "Udah."
Mendengar jawaban Bryan, Raina bergegas pergi. Meninggalkan Bryan yang kini masih berada di dalam UKS.
***
Sekolah semakin sepi sejak dibunyikannya bel pulang 10 menit lalu. Sedangkan Raina masih berada dalam kelas, menunggu Ari yang mungkin akan terlambat datang ke kelasnya. Apakah Ari lupa?
Tatapan Raina kini tertuju pada Bryan yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu. Tatapan Raina begitu tajam kepada Bryan yang menatapnya datar.
Bryan melangkah kaki menuju tempat duduk Raina. Raina sedang tidak bisa berkelahi. Apa Bryan masih akan mengajak dihukum BK lagi?
"Lo mau ngapain lagi sih, Yan?!"
Bryan semakin dekat dengan tempat duduk Raina. Raina bersiap untuk mengambil pisau dari lacinya. Tentu bukan pisau kesayangannya itu. Ini hanya pisau biasa yang ia curi dari dapur.
Bryan sudah berada di depan mejanya, membuat Raina menggenggam erat pisau dan bersiap menimpas Bryan. Dengan perlahan, Bryan menyondongkan badannya ke arah Raina dengan tatapan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny First Love [✓]
Novela JuvenilDia Raina. Seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata anggun, harus berhadapan dengan empat orang lelaki brandalan yang tidak bosan-bosannya mengusik harinya. Belum lagi ia harus berurusan dengan Ketua OSIS dramatis yang membuat hari-hariny...