Usai sudah MOS—jadwal sekolah paling tidak menyenangkan bagi Raina. Akhirnya ia bebas juga dari tatapan Vita yang memuakkan.
Bicara tentang Vita, kabarnya ia telah mendapatkan hukuman atas apa yang ia lakukan pada Raina.
"Di setiap pintu kelas 10, ada kertas yang tertera daftar nama siswa. Silahkan cari kelas kalian, semangat!"
Semua bersorak sebab akhirnya mereka bebas dari masa MOS dan benar-benar terjun ke dunia pembelajaran.
Ari yang baru saja selesai menyampaikan pidatonya, tersenyum simpul. Menatap hamparan murid baru yang kini mulai menyebar mencari kelas.
"Raina?" Gumam Ari yang tak sengaja melihat Raina berdiri bersandar pada pohon di tepi lapangan.
Dapat Ari lihat, gadis itu memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Menghiraukan keributan murid lain yang heboh mencari kelas.
Tanpa sadar Ari tersenyum hangat, "Cantik."
***
Setelah memastikan tidak ada lagi suara kehebohan, Raina membuka matanya lebar-lebar. Tidak seperti murid lain, Raina bahkan sudah tahu kelas mana yang akan ia tempati.
Sampai akhirnya kini Raina tiba di ambang pintu 10 IPS 5. Benar, nama Raina Angelika tertera di sana. Bukan meramal, biasanya murid dengan nomor urut terakhir akan ditempatkan di sini dari tahun ke tahun.
"Ngapain lo di sini?"
Belum sempat Raina memasuki ruang kelasnya, seorang lelaki berdiri tepat di hadapannya.
"Ada nama gue di sini." Jawab Raina.
Jujur saja, Raina sangat malas jika harus dihujani pertanyaan-pertanyaan tidak penting. Bisakah ia langsung masuk dan duduk saja?
"Kenalin, Gue Bryan!"
Raina semakin tidak habis pikir dengan lelaki yang ada di depannya ini. Dengan sombong lelaki itu memperkenalkan dirinya. Membuat Raina berpikir, apa dia gila?
"Minggir, gue mau lewat." Balas Raina, sangat malas meladeni orang bernama Bryan ini.
Namun Bryan malah menghalangi jalan Raina, membuat gadis itu mengumpat keras dalam hati.
"Lo gak boleh lewat, sebelum lo bilang kalo lo paham, bahwa gue Raja di kelas ini! Jadi, siapapun yang ada di kelas ini, harus nurut sama gue! Kalo enggak, mereka yang ngelanggar ucapan gue, bakal nanggung akibatnya, termasuk cewek kucel kayak lo, ngerti?"
Raina hanya menatap ke arah Bryan yang menunggu jawaban Raina.
"Enggak, makasih." Jawab Raina dengan datar andalannya dan melangkah menuju bangku kosong paling belakang.
Tapi baru tiga langkah Raina berjalan, Bryan menarik pergelangan tangan Raina dengan sangat kuat sehingga sekarang mereka saling berhadapan.
Tentu, kini wajah Bryan menunjukkan amarah. Gadis itu sangat menghinanya.
"Lo apa-apaan sih!" Bentak Raina pada Bryan yang berada satu langkah di hadapannya.
"Gue udah ngomong baik baik! Dan lo malah nyolot! Berani lo ngelawan gue?!" Bentak Bryan.
"Heh, bego! Bukannya lo ya yang nyolot duluan?!" nada suara Raina semakin meninggi.
Siswa-siswi lain memilih mundur, takut menjadi pelampiasan marah Bryan. Mereka tak berani melapor karna takut pada Bryan.
Bryan semakin kuat mencengkram tangan Raina. Kuku tanjamnya menancap pada kulit Raina dan menggoreskan sedikit luka dan tetesan kecil darah.
"Heh! Cowok gila! Lepasin!" Raina mendorong kuat badan Bryan sampai Bryan terjatuh, sementara Raina langsung menggenggam tangannya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny First Love [✓]
Teen FictionDia Raina. Seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata anggun, harus berhadapan dengan empat orang lelaki brandalan yang tidak bosan-bosannya mengusik harinya. Belum lagi ia harus berurusan dengan Ketua OSIS dramatis yang membuat hari-hariny...