"10..."
"9..."
"8...."
"7...."
"6..."
"5...."
"4...."
"3...."
"2...."
"Aakkkhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!"
"ANGGA!!!!! STOP!!!"
BUGGHH
Raina berteriak histeris ketika Angga mulai melayangkan pisau mengarah tepat pada lehernya. Sementara dua orang lelaki datang dan salah satu diantaranya memukul keras pada pelipis Angga membuat Angga jatuh tersungkur ke tanah.
Mereka adalah Kevin dan Bryan. Kevin sudah menghajar Angga, mereka tak sendiri... Di belakang sudah ada 5 polisi lengkap dengan pistol yang diarahkan pada Angga.
Bryan berlari ke arah Raina yang melemas sejak Angga melayangkan pisau ke lehernya. Namun untung Bryan dan Kevin datang.
Raina tak berhenti terisak dalam tangisnya. Bryan tak pernah melihat Raina selemah ini. Perlahan, Bryan mendekatkan tubuhnya dengan Raina yang masih kaku dan melemas dalam keadaan berdiri menempel pada pohon.
"Rain.... Maaf gue telat..." Bryan menitikkan air mata dan nengusap air mata pada kedua pipi Raina.
Raina menghempaskan badannya dan memeluk Bryan sekuat-kuatnya. Terus menangis mengeluarkan air matanya. Air mata Bryan masih tertuang, didekapnya gadis yang ada di pelukannya dengan erat.
"Rain... Maaf gue harusnya dateng lebih awal... Maafin gue Rain..." Ucap Bryan dengan terus mendekap Raina yang tak bergeming dan tetap memeluknya erat.
Kevin mengatur nafasnya, lega karna telah melihat Angga dibawa ke kantor polisi. Sekarang tatapannya terarah pada Raina yang terus menangis dalam pelukan Bryan. Begitu pula dengan bos geng nya yang memeluk erat tubuh Raina.
Kevin tersenyum tipis lalu meraih ponsel yang ada di saku celananya dan mulai memotret Bryan dan Raina, "Lucu."
Bryan merenggangkan pelukannya setelah Raina mulai bisa mengatur nafasnya walau terus saja mengalirkan air mata.
Bryan menundukkan wajahnya agar sejajar dengan wajah Raina, perlahan ia menempelkan dahinya dengan dahi Raina dalam keadaan Raina yang masih tertunduk menangis dan tangan yang tak lagi memeluk Bryan.
"Maaf, gue dateng telat. Gue gak bakal ninggalin lo sendiri lagi. Gue bakal selalu ada buat jaga lo Rain..." Ucap Bryan yang semakin memecah air mata Raina.
Namun gadis itu hanya diam tak bergeming. Tak mengungkapkan sepatah kata apapun dan tetap menahan tangis ketika Bryan memeluknya, lagi.
Bryan dan Raina sudah berada di kantor polisi. Melihat Angga yang sedang diintrigasi. Sepertinya kejadian bermenit-menit lalu telah membuat Raina syok. Dan tangan kanannya setia memegang baju belakang Bryan sejak tiba di kantor polisi.
Bryan yang baru tersadar Raina terus saja memegangi bajunya, segera meraih tangan kanan Raina lalu menggandengnya.
Angga duduk dengan keadaan yang menyedihkan. Ada banyak luka pada kepala dan juga kaki serta darah kering bekas cakaran Raina pada punggung tangannya.
Polisi yang sedari tadi mengintrogasi Angga sudah mulai kesal, pasalnya sejak tadi Angga tak bergeming dan hanya menatap kosong lantai.
"Sekali lagi saya tanyakan, apa alasan kamu melakukan hal ini?" Tanya polisi yang entah sudah berapa kali menanyakan hal yang sama pada Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny First Love [✓]
Teen FictionDia Raina. Seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata anggun, harus berhadapan dengan empat orang lelaki brandalan yang tidak bosan-bosannya mengusik harinya. Belum lagi ia harus berurusan dengan Ketua OSIS dramatis yang membuat hari-hariny...