Keadaan kelas sangat ramai namun terasa sepi bagi Raina yang tak memiliki teman berbincang. Satu langkah lagi Raina menggapai tempat duduknya, namun dihentikan oleh Bryan.
Bryan menatap sinis Raina, membuat gadis tersebut ikut menatapnya dengan tatapan yang tak kalah sinis.
"Lo mau ngapain lagi sih?!" Bentak Raina dengan nada yang agak malas meladeni.
Bryan menyipitkan matanya dan berlalu meninggalkan Raina sebelum meletakkan sebuah kertas kecil pada genggaman tangan si gadis kucel.
Raina menggeleng aneh, kenapa Bryan malah tambah menyebalkan? Lebih baik mendapat tonjokan daripada ekspresi aneh yang menurut Raina sok keren itu.
Raina tak membuka kertas pemberian Bryan, ia meletakkan kertas pemberian Bryan ke saku bajunya tanpa membacanya terlebih dahulu.
Sementara kini sudah Bryan berada di depan kelas Hamids, membuat seisi kelas 10 IPA 1 agak heboh karna kelas mereka kedatangan sang cogan.
Di dalam kelas, Hamids heran mengapa siswi disini menjadi senyum-senyum dan teriak kecil. Dan saat ia bertanya pada temannya, ternyata Bryan yang datang.
Hanya seorang Bryan yang datang. Dan itu membuat seisi kelas menjadi ricuh. Bryan langsung masuk ke dalam kelas yang bernuansa putih, kelas ini terlihat rapi. Berbeda sekali dengan kelasnya yang terkadang berantakan.
Hamids menatap sang bos geng nya yang sekarang berdiri tepat di hadapannya seraya bersedekap dada.
"Tumbenan amat lo kesini? Kenapa? Lo ada tugas Metik?" Tanya Hamids dengan datar dan santai sambil melirik ke arah Bryan.
Bryan membuang nafas sebal dan duduk di salah satu meja yang berdekatan dengan meja Hamids.
"Lo kenapa sih Mids? Lo punya masalah sama Rizal?"
"Gue gakpapa, Yan. Gue lagi males ngumpul aja." Jawab Hamids santai seraya merapikan buku-bukunya di atas meja.
"Elo, kalo ada masalah bilang aja kali. Kita berempat udah kayak ketan. Kemana-mana pasti berempat. Bahkan gue ke Indo aja elo sama dua kutu kupret itu ngikut balik ke sini."
Hamids tertawa garing, menatap Bryan yang masih duduk di atas meja, "Gue tau kali, kita emang udah ditakdirin buat berempat."
Bryan tersenyum miring, "Lo mau apa?"
Hamids mengerutkan keningnya, menatap tajam ke arah Bryan. "Gue mau lo jauhin Raina."
***
Rizal dan Kevin sedang berada di lapangan bola dalam sekolah. Banyak siswi yang tersenyum saat melihat mereka berdua.
Kevin melambaikan tangan pada setiap gadis cantik yang terlintas di hadapannya, membuat setiap gadis yang dilambaikannya merasa senang, melayang dan merasa Kevin tertarik padanya.
Rizal setia menonton pertandingan bola yang sedang dilakukan para pemain kelas 12. Karena kelewat serius, ia tidak menyadari atau bahkan pura-pura tidak menyadari kalau sudah banyak siswi yang juga menyapanya.
"GOOLL!!" Pekik Rizal mengagetkan Kevin.
Kevin terkekeh melihat Rizal yang berteriak saat tim 12.4 berhasil membobol gawang 12.3. Rizal tersenyum sumringah, membuat beberapa gadis yang melihatnya menjadi terpana.
"Lo liat gak tadi tendangannya?" Tanya tanya Rizal yang antusias.
Kevin tertawa, "Iye gue liat! Lo antusias banget sih nonton yang beginian? Lo nggak sadar? Nohh... Ada kakak kelas yang dari tadi lirik-lirik lo!" Ucap Kevin seraya menunjuk ke arah kursi paling pojok yang diduduki 4 orang kakak kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Funny First Love [✓]
Teen FictionDia Raina. Seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata anggun, harus berhadapan dengan empat orang lelaki brandalan yang tidak bosan-bosannya mengusik harinya. Belum lagi ia harus berurusan dengan Ketua OSIS dramatis yang membuat hari-hariny...