18 | Ik Hou Van Je

34 17 1
                                    


Rizal memperhatikan Kevin yang sedari tadi melamun. Jelas terasa aneh, karna Kevin tak pernah seperti ini. Kevin selalu ceria dan humoris, namun hari ini dia seperti orang yang berbeda.

"Lo kenapa Vin?" Tanya Rizal seraya menepuk pundak Kevin.

"Hah?"

Rizal menghela nafas,  "Lo kenapa?"

Kevin tersenyum kikuk, "Enggak, gak kenapa-napa."

"Gue cuman kepikiran tentang Belanda."

Rizal menghela nafas berat dan mengalihkan pandangan pada tiket pesawat tujuan Jakarta yang dibelikan Bryan dan diantar ke apartemen Kevin tadi siang.

"Gue harap gue gak kangen tempat ini." Ucap Rizal dengan tatapan kosong.

***

"Gue minta maaf atas semua sikap buruk gue ke elo. Semua yang gue lakuin itu, cuman karna gue mau nutupin rasa suka gue ke lo."

Seketika Raina mematung mendengar kalimat yang baru saja Rizal lontarkan.

"Bukannya lo benci gua, Zal?"

"Iya. Gue memang gak pernah bersikap baik sama lo. Itu—karna gue gak mau lo tau tentang gue yang suka sama lo. Dan gue mutusin buat ngomong sekarang sebelum semua telat dan gue gak bisa ungkapin semuanya dan ngenang lo sebagai first love gue dengan gue yang belom ungkapin apapun ke lo." Ucap Rizal terdengar pelan namun tegas.

Ya, lelaki itu selalu tegas dalam hal berbicara, "Gue butuh jawaban, Rain."

"Tolong—jangan suka sama gue."

Rizal menatap Raina dengan senyum pahit di bibirnya, "Kenapa? Lo suka orang lain?"

Raina tersenyum samar, lalu menggeleng.
"Gue gak suka sama siapa pun. Gue juga gak pantas disukain orang lain. Tolong—hapus perasaan lo."

Melihat mata merah Rizal, Raina menghela nafas, melanjutkan kalimatnya.

"Rizal, inget ini. Gue—cuman cinta monyet lo. Makin bertambahnya waktu, perlahan lo bisa hapus perasaan itu."

***


"Zal? Lah kok jadi elo sih yang ngelamun?" Pertanyaan Kevin telah berhasil membuyarkan lamuan Rizal yang sedari tadi mengingat ucapan Raina yang sempurna menyucuk hatinya.

Rizal terkekeh garing seraya menggaruk kepala menanggapi pertanyaan Kevin.

"Lo tau Zal? Gue berharap gue gak kangen Raina." Ucap Kevin dengan senyum tipis terpaksa.

Rizal mengernyitkan dahi, "Gue gak salah denger? Elo kan Aa nya Raina?"

Seketika Rizal tertawa walau di dalam hatinya masih tersimpan rasa sakit yang sangat menyakitkan.

"Gue udah ungkapin perasaan gue ke Rain." Ucap Kevin dengan senyum miring yang miris.

Sontak Rizal membulatkan mata, menatap Rizal dengan tatapan tak percaya, "Terus?" Tanya Rizal yang terus saja mendesak Kevin.

"Lo tau Zal? Baru kali ini gue ngerasa ditolak mentah-mentah dengan cara halus. Mulus banget cara Raina nolak perasaan gue."

"Vin."

Kevin berdehem, "Kenapa?"

"Gue ditolak." Ucapan Rizal membuat kening Kevin bertaut. Bukankah Rizal tak pernah jatuh cinta? Lalu bagaimana bisa ia ditolak.

"Gue ditolak—sama Raina."

***

Pagi tadi, Raina berangkat sekolah dengan perasaan tak tenang. Bagaimana ia bisa tenang, sementara empat brandalan itu terus saja mengusik pikirannya.

Funny First Love [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang