XVI

180 45 6
                                    

Pada malam harinya, Altha tidak bisa memejamkan kedua mata karena dia masih terus berpikir mengenai keadaan Gabrielle di bawah sana. Altha merasa khawatir dengan apa yang terjadi pada Gabrielle nantinya. Dia bangkit dari ranjang dan memutuskan untuk memberanikan diri keluar dari dalam kamarnya agar bisa menghampiri ruang rahasia di dalam biara itu. Altha berjalan mengendap-endap di dalam keheningan koridor tempatnya berada saat ini. Hanya cahaya bulanlah yang bisa menjadi penerangan untuk Altha.

Suara langkah kaki seseorang yang berasal dari koridor berbeda membuat Altha merasa panik. Dia mencari tempat untuk bersembunyi sebelum diketahui oleh orang tersebut. Sebuah celah diantara tembok dan pilar biara yang tidak terlalu besar, membuat Altha berusaha untuk bersembunyi di antara kedua sisi. Altha menahan napasnya sebisa mungkin sesaat orang tersebut berjalan semakin mendekat hingga berhasil melewati dirinya sembari membawa sebuah lentera yang berada digenggaman tangan wanita itu.

Sharoon yang merasa seperti sedang diawasi oleh seseorang, membuatnya berhenti melangkah dan sempat menoleh ke belakang. Beruntung Altha berhasil meninggalkan tempat persembunyiannya tepat waktu.

Setelah merasa tidak ada siapapun di belakangnya, Sharoon kembali melangkahkan kaki dan langsung diikuti dengan cepat oleh Altha dengan cara mengendap-endap. Dari ujung koridor, Altha melihat secercah cahaya yang berasal dari lentera seseorang.

Altha tidak bisa melihat dengan jelas wajah wanita tersebut karena mengenakan sebuah tudung hitam yang menutupi wajahnya. Namun dia bisa memastikan bahwa Sharoon sedang berbicara sesuatu dengan orang tersebut.

🔱🔱🔱

Keesokkan paginya, Altha melihat Charlotte sedang terburu-buru melangkah hingga membuat dirinya merasa heran. Tidak lama berselang kemudian, Charlotte kembali menghampiri Altha untuk menanyakan sesuatu kepadanya.

"Apakah kau melihat suster Lucy pagi ini?" tanya Charlotte.

"Tidak, suster," ujarnya.

Charlotte menatap ke sembarang arah dengan wajah heran. Altha pun juga bersikap demikian. Setelah cukup lama berpikir, Charlotte memutuskan untuk pergi meninggalkan Altha agar bisa kembali melanjutkan aktivitasnya.

Setelah kepergian Charlotte, Altha berjalan memasuki refter biara dengan bersikap seolah-olah tidak melanggar aturan gereja saat malam itu. Setibanya Altha di refter biara, dia mendapati Charlotte sedang berbincang dengan Eleanor hingga Altha baru menyadari bahwa dia tidak melihat Lucy di dalam biara tersebut.

Pada hari ini, pihak gereja mengumumkan bahwa mereka telah kehilangan Lucy sementara Gabrielle juga belum bisa ditemukan. Mendengar pemberitahuan tersebut membuat Altha merasa bahwa penyebab hilangnya Lucy akibat ulah Sharoon. Kemudian Altha mengurungkan niatnya untuk menikmati santapan pagi di dalam refter dan memilih pergi menghampiri ruang kerja Roseline untuk mengatakan hal yang sebenarnya terjadi sebelum ada korban berjatuhan kembali.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Setelah mendapatkan izin untuk membuka pintu, tanpa berbasa-basi Altha menghampiri meja kerja Roseline dan mengatakan bahwa dalang dibalik terbunuhnya para biarawati secara misterius adalah Sharoon. Hal ini membuat kepala biara itu tampak terkejut karenanya. Dengan secara menggebu-gebu, Altha mencoba untuk menjelaskan bahwa dia telah menemukan ruang rahasia yang diyakini digunakan sebagai tempat para biarawati tersebut disiksa terlebih dahulu sebelum diputuskan untuk membunuh mereka.

Saat berada di dalam suasana yang tegang, keduanya mendengar suara ketukan pintu dari luar dan tidak lama setelah itu, mereka melihat Charlotte berada di ambang pintu ruang kerja Roseline. Setelah melihat Charlotte, Roseline meminta Altha untuk menjelaskan kembali apa yang telah dia ketahui hingga membuat Charlotte memberikan reaksi yang sama seperti Roseline.

[Completed] TSS [5]: M A R Y's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang