Eleanor berbalik arah setelah Charlotte memintanya untuk ikut ke dalam ruangan wanita itu. Setibanya mereka di dalam ruang kerja Roseline yang mana sekarang didiami oleh Charlotte, mereka segera duduk berhadapan.
"Maafkan aku karena memintamu untuk datang secara tiba-tiba," seru wanita tua itu.
"Ada yang bisa kubantu, suster?"
"Ini mengenai suster Lucy—," Charlotte menghela napas sejenak. "Aku sudah mendengar dari suster Dianne mengenai kematian yang menimpa suster Lucy. Dan pada saat itu mendiang suster Lucy sempat memberimu sebuah petunjuk yakni sebuah lentera yang memungkinkan bisa memberikan jawaban mengenai pembunuh sebenarnya."
Eleanor mengangguk perlahan.
"Apa kau sama sekali tidak tau bentuk lentera seperti apa yang dimaksud oleh mendiang suster Lucy?" tanyanya penasaran.
Wanita itu terdiam sejenak memperhatikan gerak-gerik Charlotte yang tampak mencurigakan baginya. Kemudian, dia memutuskan untuk mengatakan tidak selayaknya memang dia tidak tahu mengenai lentera itu.
"Apa kau yakin?" Charlotte membusungkan badannya ke depan dengan kedua tangan menyatu di atas meja.
"Tentu. Aku sama sekali tidak yakin lentera mana yang dimaksud oleh mendiang suster Lucy."
"Baiklah," Dia menyenderkan kembali punggungnya pada badan kursi. "Kau boleh keluar dari ruanganku sekarang."
Eleanor menatap pimpinan sementara biara tersebut.
"Terima kasih atas informasimu," lanjutnya.
Suara gesekkan kursi pada lantai terdengar berbunyi. Eleanor segera pergi dari ruang pimpinan tersebut untuk melanjutkan aktivitasnya. Tampaknya, dia sendiri lupa aktivitas terakhir apa yang sedang dia kerjakan. Hingga pada akhirnya, Eleanor memilih untuk kembali ke ruang istirahatnya.
Salah satu koridor biara yang memang terdapat memiliki bekas ruang tidur Lucy tampak terlihat terbuka, dia merasa penasaran akan hal tersebut. Dengan perlahan, Eleanor berjalan mendekat dan melihat seorang biarawati sedang memeriksa kamar tersebut.
"Hey!" panggilnya dengan dahi mengernyit.
Biarawati itu menoleh karena terkejut.
"Apa yang sedang kau lakukan di dalam kamar mendiang suster Lucy?" tanya Eleanor kesal.
"Aku mendapat perintah untuk membersihkan tempat ini," ujar Madison.
"Siapa yang menyuruhmu?"
"Suster Charlotte."
Eleanor terdiam memandang biarawati seusianya itu terus membersihkan sisa barang-barang peninggalan dari mendiang suster Lucy, bahkan lentera yang berada di atas meja juga dimasukkannya ke dalam sebuah karung goni untuk dibuang bersama dengan sampah-sampah yang lain.
Setelah dirasa ruangan itu telah bersih, Madison memutuskan untuk pergi meninggalkan Eleanor seorang diri. Suasana ruang tidur yang benar-benar telah kosong, ditatap sejenak oleh Eleanor dari ambang pintu kamar. Dia masih merasa menyesal karena belum bisa mengetahui siapa pembunuh sebenarnya di dalam biara itu. Eleanor juga tidak tahu siapa yang harus dia percayai karena dia merasa yakin bahwa di dalam biara itu, mereka memiliki tujuannya masing-masing termasuk dengan menghilangnya Roseline dan Altha.
🔱🔱🔱
Malam pun tiba. Para biarawati yang tersisa kini menghabiskan waktu mereka masing-masing berada di dalam kamar. Eleanor berjanji bahwa malam ini, dia harus bisa mengetahui siapa pembunuh sebenarnya untuk mengungkap kebenaran yang ada meski pada akhirnya Eleanor tetap berada dalam kondisi hidup ataupun mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] TSS [5]: M A R Y's Revenge
Korku[TONTON TRAILERNYA!] The Secret Series [5]: M A R Y. "They don't know the truth." ["Mereka tidak tau kebenarannya."] Mariana Joanne Artemus adalah seorang biarawati dan anak tunggal yang berasal dari keluarga kalangan bawah. Mariana atau yang dikena...