XXVII

117 36 7
                                    

Ternyata aku udah lama banget gak update:( Sebagai permintaan maaf, aku update 2 part sekaligus hehe. Enjoy.

🔱🔱🔱

Waktu terus berjalan. Setelah keluarga Fredella usai menikmati sarapan pagi mereka, Ronald memutuskan untuk pergi meninggalkan ruang makan tanpa mengatakan sepatah kata. Kini hanya tinggal Fredella dan Altha berada di tempat tersebut. Rasa canggung tampak terlihat dari wajah keduanya. Altha Tidak ingin Fredella merasa curiga bahwa sebenarnya orang yang telah membunuh Sharoon adalah dirinya.

"Mengapa kau bisa kabur dari biara itu?" tanya Fredella memecahkan keheningan. "Apa yang telah kau perbuat di sana hingga Ronald sendiri tidak ingin menginginkanmu kembali ke tempat itu?"

Altha terdiam sejenak. "Pihak gereja sedang berencana untuk membunuhku sama seperti apa yang menimpa suster Eleanor," jawabnya berbohong.

"Kenapa?"

"Aku tidak tau," balas Altha.

"Aku tidak pernah berpikir bahwa mereka akan membunuh biarawatinya sendiri."

"Setiap tempat memiliki rahasia yang tidak bisa kau tau begitu saja."

Kini giliran Fredella yang terdiam mendengar ucapan wanita tersebut.

"Bahkan aku juga yakin, mereka sengaja melakukan hal ini untuk mendapatkan satu tujuan. Hanya saja, tidak ada yang tau siapa dalang dibalik semua ini." Altha bangkit dari ruang makannya. "Aku akan kembali masuk ke dalam kamar."

🔱🔱🔱

"Bagaimana?" tanya Charlotte pada seorang tukang ledeng yang telah usai memeriksa tempat tersebut.

"Aku sudah memeriksa keseluruhannya. Bau busuk itu disebabkan oleh daging yang menggumpal di tempat penampungan air dan sebab itu pula air yang dihasilkan menjadi keruh," jelasnya.

"Daging?" Charlotte mengernyit. "Daging hewan?"

"Mungkin," katanya. "Aku tidak berani memeriksa lebih jauh karena tempat penampungan air itu sungguh besar."

Charlotte menatap lantai koridor sembari berpikir.

"Saranku, sebaiknya kau menghubungi pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terhadap tempat itu."

"Kenapa tidak kau saja?" tanya Charlotte.

"Aku tidak berani mengambil resiko," ujarnya menyengir kecil. "Itu adalah wewenang dari kepolisian."

"Kau tidak perlu bersikap demikian," balas Charlotte. "Ini bukanlah permasalahan yang besar dan tidak perlu harus memanggil pihak kepolisian."

Pria itu hanya bisa menyengir kecil.

Salah seorang biarawati berjalan menghampiri mereka untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan mengenai air di biara tersebut. Charlotte sendiri langsung memberikan mimik kepada tukang ledeng itu untuk segera pergi meninggalkan keduanya. Tanpa berbasa-basi, pria itu sedikit menganggukkan kepalanya lalu menjauhi mereka.

"Sebaiknya kita buat saringan air agar air tersebut masih bisa dipakai," ujar Charlotte.

Sheena terdiam menatap biarawati tersebut.

"Memang apa yang dikatakan oleh tukang ledeng itu, suster?" tanya Sheena.

"Dia mengatakan kalau saluran air kita seperti itu disebabkan karena aliran air sungai yang memang sedang buruk," jelas Charlotte.

"Baiklah suster. Akan kusuruh suster lainnya untuk membuat saringan air," ucap Sheena.

"Terima kasih, suster Sheena," Charlotte tersenyum. "Kau sangat membantuku."

[Completed] TSS [5]: M A R Y's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang